Musim hujan sering kali menyebabkan munculnya berbagai penyakit tropis, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam artikel ini akan membahas beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk mengantisipasi penyakit tersebut selama musim hujan.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Gejala umumnya meliputi nyeri tubuh. Dalam beberapa kasus, DBD juga dapat berpotensi fatal, mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Kenali Gejala DBD & Lakukan Pencegahan
Menurut laporan yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada bulan Januari 2022, Asia masih memegang peringkat pertama dalam hal risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) yang paling tinggi. Kementerian Kesehatan juga mencatat bahwa pada minggu ke-49 tahun 2020, Indonesia termasuk negara yang mengalami peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah kasus DBD mencapai 95.893, dengan persentase pasien laki-laki sebesar 53,11% dan pasien perempuan sebesar 46,89%.
Dalam menghadapi risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) selama musim hujan, penting bagi Anda untuk mengenali gejala-gejala DBD agar dapat melakukan langkah pencegahan yang tepat. Berdasarkan informasi yang dikutip dari Halodoc, berikut beberapa gejala DBD yang perlu diperhatikan:
- Demam tinggi yang bisa mencapai suhu 40 derajat Celcius.
- Sakit kepala yang parah.
- Nyeri pada otot, sendi, tulang, dan belakang mata.
- Hilangnya nafsu makan.
- Mual, muntah, dan diare.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening.
- Munculnya ruam pada kulit dalam rentang waktu dua hingga lima hari setelah demam.
- Terjadinya pendarahan pada hidung, gusi, atau di bawah kulit.
Dengan mengenali gejala-gejala ini, Anda dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah dan mengatasi DBD.
Dalam beberapa kasus, DBD dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Berikut adalah gejala parah yang menandakan bahwa DBD telah memasuki tahap berbahaya:
- Munculnya tanda-tanda pendarahan seperti mimisan, gusi berdarah, dan pendarahan di bawah kulit, muntah berwarna hitam, batuk berdarah, dan feses berwarna hitam kehitaman.
- Tekanan darah yang menurun.
- Kulit terasa dingin dan lembab.
- Denyut nadi yang lemah.
- Produksi urin yang sedikit dan frekuensi buang air kecil yang menurun.
- Mulut yang kering.
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
Apabila Anda atau seseorang mengalami gejala-gejala ini, segeralah mencari perawatan medis yang mendesak, karena dapat menjadi tanda bahwa DBD telah mencapai tahap berbahaya dan membutuhkan penanganan segera.
Langkah-Langkah Pencegahan DBD
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) telah dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai panduan untuk melakukan upaya pencegahan DBD. Untuk itu, penting bagi Anda untuk memahami langkah-langkah pencegahan berikut ini agar Anda dan keluarga dapat terhindar dari DBD.
1. Menguras Tempat Penampungan Air
Diperlukan tindakan membersihkan wadah-wadah yang sering digunakan sebagai tempat penampungan air, seperti bak mandi, kendi, toren air, drum, dan lain-lain. Selain itu, penting juga untuk membersihkan dinding-dinding wadah penampungan air tersebut, karena dapat menjadi tempat berkembang biaknya telur-telur nyamuk.
2. Menutup Tempat Penampungan Air
Selain itu, perlu dilakukan tindakan menutup rapat tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi dan drum. Menutupnya secara rapat akan mencegah nyamuk masuk dan bertelur di dalamnya. Selain itu, penting juga untuk mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak menciptakan lingkungan yang kotor dan menjadi sarang nyamuk.
3. Memanfaatkan Limbah
Selain itu, ada baiknya memanfaatkan barang-barang bekas dan limbah dengan cara mengubahnya menjadi barang yang masih dapat berfungsi dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mencegah barang-barang tersebut menjadi tempat penampungan air yang potensial bagi nyamuk untuk berkembang biak. Penting juga untuk menjaga agar tidak ada tumpukan sampah di sekitar rumah guna mencegah terbentuknya lingkungan yang mengundang nyamuk.
4. Melakukan Upaya Tambahan
Sebagai tindakan pencegahan tambahan, Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan beberapa langkah, antara lain:
- Melakukan pemeliharaan ikan pemakan jentik nyamuk.
- Menggunakan obat anti-nyamuk yang efektif.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi untuk mencegah masuknya nyamuk.
- Melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar.
- Menaburkan bubuk pemberantas nyamuk ke tempat-tempat penampungan air.
Langkah-langkah ini dapat membantu dalam mencegah penyebaran nyamuk dan mengurangi risiko terjadinya DBD.
5. Membersihkan Genangan Air
Penting untuk secara teratur membersihkan genangan air di sekitar rumah, termasuk pot, ban, atau wadah lain yang tidak terpakai yang berpotensi menjadi tempat penampungan air. Pastikan untuk mengosongkan dan mengeringkan wadah-wadah tersebut agar nyamuk tidak dapat berkembang biak di dalamnya.
Terakhir, jangan lupa siapkan Asuransi Kesehatan yang melindungi keluarga anda!