Meskipun kehamilan menjadi hal yang didambakan oleh banyak orang, tidak sedikit pasangan yang menunda kehamilan. Pertimbangan yang biasanya menjadi alasan pasangan menunda untuk memiliki anak selama beberapa tahun antara lain karena adanya kebutuhan untuk mempersiapkan diri secara fisik, emosional, dan finansial.
Perlu dipahami bahwa memilih untuk hamil pada usia 20-an, 30-an, atau bahkan 40-an memiliki kelebihan dan risiko masing-masing. Bagi beberapa orang, kematangan emosional menjadi pertimbangan utama untuk menunda kehamilan hingga usia 30-an atau lebih, namun hal ini perlu diimbangi dengan pengetahuan mengenai risiko-risikonya.
Jika kamu berencana atau bahkan sedang hamil pada usia 30-an, ada beberapa hal yang perlu kamu pahami agar kehamilan berjalan dengan aman dan lancar.
Risiko Kesehatan Ibu Hamil di Atas Usia 30 Tahun
Wanita yang hamil pada usia 30 tahun atau lebih tetap dapat memiliki kehamilan yang sehat dan aman. Namun, ada beberapa risiko yang perlu dipahami.
1. Peluang Kehamilan Menurun
Secara bertahap, sel telur mengalami pematangan dan perubahan seiring bertambahnya usia. Selama waktu tertentu, ovarium melepaskan sel-sel telur yang lebih sensitif terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu, yang tersisa hanyalah sel-sel telur yang perkembangannya lebih lambat.
Sel telur yang dilepaskan pada usia 30 atau 40 tahunan dapat mengalami perkembangan yang lebih lambat dalam membentuk janin, sehingga peluang untuk terjadinya kehamilan pada usia tersebut mengalami penurunan.
2. Risiko Kelainan Kromosom
Risiko kelainan kromosom pada janin cenderung meningkat seiring bertambahnya usia ibu. Menurut University of Rochester Medical Center, pada usia 25 tahun, risikonya adalah 1 dari 1.250 kelahiran. Namun, risiko ini meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai 1 banding 100 pada wanita yang hamil di usia 40 tahun ke atas.
Pentingnya wanita yang hamil pada usia 30 tahun atau di atasnya untuk menjalani pemeriksaan prenatal secara lengkap pada trimester pertama kehamilan adalah karena risiko kelainan kromosom pada janin yang meningkat. Meskipun tidak dapat mencegah kelainan kromosom secara langsung, pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya Down
Syndrome, Trisomi 18, dan beberapa kondisi lain yang berhubungan dengan kelainan kromosom.
3. Risiko Keguguran Meningkat
Meskipun risiko keguguran dapat terjadi pada setiap kehamilan, namun risiko tersebut cenderung lebih tinggi pada wanita yang hamil di usia 30 tahun ke atas. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan keguguran, namun kelainan kromosom terkait dengan usia ibu diketahui menjadi salah satu penyebabnya.
Faktor-faktor seperti riwayat keguguran sebelumnya, masalah pada rahim atau serviks, adanya penyakit kronis, serta kelebihan berat badan, dapat meningkatkan risiko keguguran, terutama pada wanita diatas usia 35 tahun.
4. Komplikasi Kehamilan
Wanita yang hamil anak pertama di usia 30 tahun ke atas lebih rentan terhadap berbagai komplikasi kehamilan, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, dan persalinan yang lebih sulit. Selain itu, terdapat pula risiko komplikasi lain seperti:
· Lepasnya plasenta sebelum waktunya;
· Preeklamsia dan eklamsia;
· Infeksi pada membran dan/atau cairan amniotik;
· Infeksi ginjal; dan
· Sindrom HELL
Berhati-hatilah terhadap kemungkinan komplikasi kehamilan, meskipun tidak semua wanita mengalaminya. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan seperti perdarahan, demam, mual dan muntah, sakit perut yang parah, sakit punggung, dan sakit kepala hebat tanpa sebab yang jelas, segera kunjungi dokter.
Hamil Aman dan Sehat di Usia 30 Tahun
Deteksi dan pemeriksaan dini menjadi kunci utama agar wanita di usia 30 tahun ke atas, baik itu hamil anak pertama, kedua, maupun ketiga, dapat menjalani kehamilan hingga persalinan dengan sehat.
Jika usiamu saat ini mencapai 30 tahun dan kamu berencana untuk hamil, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi. Selain itu, diskusikan juga mengenai kondisi kesehatanmu dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjalani kehamilan dengan sehat dan aman.
Sebelum memasuki kehamilan di usia 30 tahun, ada beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan dan lakukan.
1. Mengikuti Pemeriksaan Prenatal Lengkap
Tes prenatal tidak hanya memberikan gambaran tentang kondisi janin, tetapi juga membantu mendeteksi kelainan kromosom dan risiko kecacatan bawaan sejak dini. Terdapat dua jenis tes prenatal, yaitu tes skrining yang digunakan untuk mendeteksi kelainan, dan tes diagnostik yang digunakan jika hasil skrining menunjukkan adanya kelainan atau penyakit.
Umumnya, prosedur skrining mencakup tes darah komprehensif dan USG khusus untuk mendeteksi kelainan. Sementara itu, tes diagnostik melibatkan pengambilan sampel dari cairan amniotik, jaringan di sekitar janin, atau aspek lain dari ibu dan janin, jika hasil skrining menunjukkan adanya kelainan atau penyakit.
Kamu perlu memperhatikan dan melaksanakan tindakan penting dalam menjaga kesehatan calon ibu sebelum mempersiapkan dan saat menjalani kehamilan di usia 30 tahun.
Fase ini sering diabaikan meskipun sangat penting. Setelah menikah dan siap untuk hamil, menjaga kesehatan sangat penting bagi calon ibu hamil, termasuk:
· Menjaga berat badan ideal;
· Mengonsumsi makanan seimbang;
· Berolahraga secara teratur;
· Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol;
· Menjaga kesehatan psikologis; dan
· Berkonsultasi dengan dokter untuk persiapan kehamilan, termasuk pemeriksaan khusus. Ini penting agar calon ibu hamil mendapatkan nasehat yang tepat dari dokter sehingga proses hamil berjalan dengan lancar.
2. Mempertimbangkan Tes Genetik
Berbeda dengan skrining genetik yang bertujuan untuk menghitung risiko kelainan kromosom, tes genetik dapat memberikan diagnosa yang lebih akurat mengenai kondisi genetik janin dan kelainan pada kromosomnya. Oleh karena itu, dokter juga menyarankan tes genetik bagi ibu hamil yang berusia 30 tahun keatas.
Tetapi tes ini juga memiliki kekurangan. Salah satu contohnya adalah pengambilan sampel yang bersifat invasif dapat membahayakan janin. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter secara menyeluruh sebelum melakukan tes genetik.
3. Mencapai Berat Badan yang Sehat
Mempunyai berat badan berlebih bisa menjadi masalah dalam kehamilan. Selain itu, jika indeks massa tubuh melebihi angka 30, maka akan meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi kehamilan seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional dan bahkan keguguran.
Dalam kehamilan, kamu perlu menambah berat badan untuk memenuhi kebutuhan tubuhmu dan janin. Namun, jika kamu memiliki berat badan berlebih sebelum hamil, kenaikan berat badan selama kehamilan dapat meningkatkan risiko obesitas. Oleh karena itu, disarankan bagi mereka yang merencanakan kehamilan untuk mencapai berat badan ideal terlebih dahulu.
4. Mempersiapkan Asuransi yang Tepat
Masa kehamilan dan persalinan tidak terlepas dari risiko kesehatan tertentu. Oleh karena itu, memiliki asuransi dapat memberikan manfaat atas biayaperawatan sebelum melahirkan, pemeriksaan rutin sertak risiko keguguran.
Pastikan untuk mempersiapkan asuransi yang tepat dengan perlindungan lengkap untuk ibu hamil, yang mencakup persalinan normal, pembedahan, biaya pra dan pasca persalinan, dan manfaat pertanggungan biaya untuk perawatan sebelum melahirkan, pemeriksaan rutin, hingga risiko keguguran. Sebelum memilih asuransi, pastikan untuk mempelajari semua jenis perlindungan yang diberikan, serta masa tunggu sebelum kamu dapat mengajukan klaim setelah polis aktif.
Meskipun hamil di usia 30 tahun ke atas memiliki risiko, namun dengan persiapan yang matang dan lengkap, ibu tetap dapat menjalani kehamilan dengan aman dan nyaman.