Saat ini, semakin banyak penyakit yang mematikan mulai bermunculan, termasuk salah satunya leukemia yang merupakan jenis penyakit kanker. Mengutip data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sepanjang tahun 2022, terdapat ribuan anak di Indonesia yang menderita penyakit kanker, dengan jumlah tertinggi pada jenis leukemia limfoblastik sebanyak 673 anak.
Mari kita simak artikel berikut ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang leukemia atau kanker darah.
Pengertian Leukemia
Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi karena peningkatan jumlah sel darah putih di dalam tubuh. Sel darah putih diproduksi di sumsum tulang belakang dan berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri, virus, jamur, dan zat asing.
Jika fungsi sumsum tulang belakang terganggu, produksi sel darah putih akan terganggu dan tidak berfungsi dengan baik, yang pada akhirnya menyebabkan leukemia.
Pada umumnya, sumsum tulang belakang menghasilkan milyaran sel darah setiap harinya, yang mayoritasnya adalah sel darah merah. Akan tetapi, pada kasus leukemia atau kanker darah, sumsum tulang belakang menghasilkan sel darah putih dalam jumlah yang berlebihan. Apabila produksi sel darah putih terus meningkat, hal tersebut dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh lainnya.
Leukemia bisa menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Namun, penyakit ini kadang sulit dideteksi pada tahap awal karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Jika tidak dideteksi secara dini, leukemia bisa berkembang dengan cepat menjadi kanker kronis yang mengancam nyawa.
Agar terhindar dan bisa mengobati penyakit kritis seperti leukemia, sangat disarankan untuk memiliki asuransi kesehatan karena biaya yang dikeluarkan bisa sangat besar.
Jenis Leukemia yang Diketahui
Setelah memahami bahwa leukemia dapat bersifat kronis atau akut, saatnya Anda mengenal berbagai jenis leukemia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, leukemia dibagi menjadi empat jenis utama.
1. Leukemia Limfositik Akut
Leukemia limfoblastik atau limfositik akut adalah jenis leukemia yang dimulai dari sumsum tulang dan mempengaruhi produksi sel darah limfosit B atau T.
Sel-sel darah yang belum matang ini kemudian dengan cepat masuk ke dalam darah dan dapat merusak organ lain seperti kelenjar getah bening, hati, limpa, sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), serta testis (pada pria). Hal ini terjadi pada jenis leukemia limfoblastik atau limfositik akut, yang dimulai dari sumsum tulang dan mempengaruhi produksi sel darah limfosit B atau T.
Maka dari itu, pengobatan yang cepat dan tepat diperlukan untuk mencegah leukemia jenis ini menjadi lebih parah. Terapi utama yang digunakan untuk mengobati leukemia limfoblastik adalah kemoterapi.
2. Leukemia Limfositik Kronis
Leukemia limfositik kronis adalah jenis leukemia yang bersifat kronis dan paling umum terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang berusia 65 tahun ke atas.
Leukemia kronis berkembang perlahan-lahan dalam waktu yang sangat lama dan berbeda dengan leukemia akut. Gejala leukemia ini bahkan tidak muncul selama beberapa tahun. Namun, seiring waktu, sel-sel abnormal tersebut dapat tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, hati, dan limpa.
Pasien yang menderita leukemia kronis biasanya tidak memerlukan pengobatan. Namun, tes darah rutin harus dilakukan untuk menilai perkembangan penyakit. Jika pengobatan diperlukan, pilihan utama bagi pasien ini adalah kemoterapi.
3. Leukemia Mieloid Akut
Leukemia mieloid akut ditandai dengan peningkatan jumlah sel darah putih myeloblast di dalam darah. Jika tidak ditangani dengan pengobatan yang tepat, kanker darah jenis ini dapat memburuk dengan cepat.
Leukemia mieloid akut berasal dari sumsum tulang belakang yang terpengaruh sehingga produksi sel myeloid menjadi tidak normal, khususnya sel myeloblast yang berlebihan di dalam darah. Namun, terkadang leukemia ini juga dapat mempengaruhi produksi sel darah merah atau trombosit yang tidak normal.
Leukemia mieloid akut merupakan jenis leukemia yang sel-selnya membelah dan tumbuh dengan cepat. Sel-sel abnormal tersebut berasal dari sumsum tulang belakang dan mempengaruhi produksi sel-sel myeloid. Selain itu, leukemia ini juga dapat mempengaruhi produksi sel darah merah atau trombosit. Setelah sel-sel tersebut memasuki darah, mereka dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, hati, limpa, otak, sumsum tulang belakang, atau testis. Kondisi ini dapat memburuk dengan cepat jika tidak diobati secara tepat.
4. Leukemia Mieloid Kronis
Leukemia myeloid kronis adalah salah satu jenis leukemia yang jarang terjadi. Hanya sekitar 10 persen pasien leukemia yang menderita jenis ini. Selain itu, leukemia ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa daripada anak-anak.
Leukemia myeloid kronis adalah jenis leukemia kronis yang dimulai pada sel myeloid yang belum matang dan berubah menjadi sel kanker. Sel-sel ini tumbuh secara perlahan dan menggantikan sel-sel normal pada sumsum tulang.
Kebanyakan pasien yang menderita jenis kanker darah ini memiliki kelainan kromosom yang disebut kromosom Philadelphia. Kelainan ini menyebabkan sel memproduksi protein bernama tirosin kinase yang membantu sel leukemia tumbuh dan berkembang biak.
Pencegahan dan Pengobatan Leukemia
Meskipun penyebab pasti dari leukemia masih belum diketahui, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena leukemia, seperti:
- Berolahraga secara teratur, termasuk dengan membaca manfaat olahraga di pagi hari untuk kesehatan.
- Menghindari atau menghentikan kebiasaan merokok.
- Mencegah paparan bahan kimia, seperti benzena.
- Menghindari paparan radiasi sinar-X yang tidak perlu.
- Segera menghubungi dokter jika mengalami perubahan atau gejala tertentu pada tubuh.
- Siapkan Asuransi yang melindungi penyakit kritis
Jangan lupakan bahwa gejala leukemia pada awalnya sering tidak menunjukkan tanda-tanda yang khusus. Beberapa gejala bahkan bisa mirip dengan gejala penyakit lain. Oleh karena itu, jika Anda merasakan gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter agar dapat dideteksi dengan cepat dan ditangani secara tepat.