Seperti yang diketahui, setiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Perayaan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan tindakan masyarakat terhadap pentingnya upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan kanker.
Kanker adalah istilah yang sangat luas. Namun, menurut World Cancer Day.org, secara umum kanker dapat didefinisikan sebagai penyakit tidak menular yang disebabkan oleh adanya sel atau jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali, serta dapat menyebar ke jaringan tubuh lainnya. Kondisi ini terjadi ketika sekelompok sel normal dalam tubuh mengalami perubahan dan pertumbuhan yang tidak terkendali, membentuk massa yang disebut tumor.
Perkembangan Kanker di Dunia & Indonesia
Setelah penyakit kardiovaskular, kanker adalah penyebab kematian tertinggi kedua di seluruh dunia. Lebih dari 10 juta orang meninggal karena kanker setiap tahunnya, dan 70% dari jumlah kematian ini terjadi di negara-negara dengan pendapatan rendah hingga menengah.
Di Indonesia, kasus kematian akibat kanker cukup tinggi. Pada tahun 2020, menurut data dari Kata Data, terdapat 234.511 kasus kematian akibat kanker.
Dari data tersebut, terdapat lima jenis kanker yang paling umum di Indonesia yaitu kanker payudara (16,6%), kanker serviks (9,2%), kanker paru-paru (8,8%), kanker kolorektal (8,6%), dan kanker hati (5,4%), yang menyumbang jumlah kasus kanker tertinggi di negara ini.
Sementara itu, sebanyak 204.059 kasus atau setara dengan 51,4% merupakan jenis kanker lainnya dari total kasus kanker di Indonesia. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus kanker pada pria lebih banyak dengan 137.717.861 kasus, sedangkan pada wanita terdapat 135.805.760 kasus.
Penyebab Kanker
Kanker dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk bagian yang tidak terlihat atau teraba dari luar. Namun, dalam hal penyebab kanker, dapat dibagi menjadi dua kelompok utama seperti berikut.
Harap diingat bahwa meskipun faktor genetik memainkan peran penting, faktor-faktor seperti pendidikan, pendapatan, kebijakan negara, dan lainnya juga dapat membuat sulit bagi seseorang untuk mengubah faktor-faktor yang dapat diubah.
Faktor Risiko yang Bisa Dirubah
1. Konsumsi Alkohol
Berdasarkan penelitian, konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terkena enam jenis kanker, yakni kanker mulut, kanker laring, kanker orofaring (bagian tenggorokan), kanker esofagus, kanker payudara, dan kanker hati.
Berdasarkan bukti ilmiah, semakin banyak konsumsi minuman beralkohol maka semakin tinggi risiko terkena enam jenis kanker, yaitu kanker mulut, kanker laring, kanker orofaring (bagian tenggorokan), kanker esofagus, kanker payudara, dan kanker hati. Bahkan asupan alkohol dalam jumlah sedang pun dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
2. Konsumsi Buah & Sayur
Menyantap daging merah, daging olahan, makanan tinggi garam, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur telah terbukti meningkatkan risiko terkena kanker, terutama kanker kolorektal, kanker nasofaring, dan kanker perut.
3. Memiliki Berat Badan Berlebih
Jumlah lemak visceral, atau lemak tubuh yang terkumpul di sekitar perut, dapat memengaruhi proses tertentu dalam tubuh seseorang, termasuk regulasi hormon seperti insulin dan estrogen.
Demikian pula, jumlah lemak visceral yang berlebihan juga dapat mempengaruhi proses tubuh dalam mengelola hormon dan proses seluler, seperti pembelahan sel dan kematian sel. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena 12 jenis kanker. Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi kadar lemak visceral dan rutin berolahraga sebagai upaya pencegahan risiko penyakit, termasuk kanker.
4. Tembakau atau Merokok
Bahan kimia yang terkandung dalam asap tembakau diperkirakan mencapai 80 jenis yang dapat menyebabkan kanker. Ketika dihisap, bahan kimia tersebut tersebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Tembakau saat ini menyebabkan sekitar 22% kematian akibat kanker.
5. Radiasi dan Workplace Hazards
Para pekerja yang terpapar radiasi high-energy buatan manusia seperti radon, sinar x, sinar gamma, serta bahan kimia di beberapa industri, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker di kemudian hari. Sebab, bahan-bahan tersebut dapat menjadi faktor penyebab risiko kanker.
6. Infeksi
Kanker memang tidak menular seperti infeksi, namun virus dapat memicu perubahan pada sel yang akhirnya berkembang menjadi kanker. Sebagai contoh, sekitar 70% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), sedangkan limfoma dikaitkan dengan virus Epstein-Barr. Oleh karena itu, infeksi juga tidak bisa dianggap sepele.
Faktor Risiko yang Tidak Bisa Diubah
1. Usia
Kanker bisa tumbuh di tubuh siapa saja, tanpa memandang usia, tapi risiko kanker juga meningkat seiring bertambahnya usia. Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinannya terpapar karsinogen atau mengalami perubahan sel.
2. Karsinogen
Zat karsinogenik adalah zat yang dapat mengubah perilaku sel dalam tubuh dan meningkatkan kemungkinan terbentuknya sel kanker. Zat-zat ini dapat ditemukan dalam lingkungan sekitar kita serta dalam makanan yang dikonsumsi.
3. Genetik
Beberapa orang memiliki risiko tinggi terkena kanker tertentu yang diwariskan secara genetik sejak lahir. Walaupun tidak menjamin pasti mengalami kanker, namun semakin tinggi kecenderungan genetik, semakin besar pula kemungkinan terkena kanker.
4. Sistem Imun
Terakhir, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga rentan terhadap risiko kanker. Ini dapat mencakup orang yang telah menjalani transplantasi organ dan mengonsumsi obat untuk menekan sistem kekebalan mereka untuk mencegah penolakan organ, serta orang yang mengidap HIV atau AIDS, atau kondisi medis lain yang mengurangi kemampuan sistem kekebalan mereka melawan penyakit.
Cara Mencegah Kanker Sejak Dini
Setelah mengetahui faktor risiko dan faktor yang bisa diubah, kita dapat melakukan beberapa langkah untuk mencegah kanker sejak dini, antara lain:
1. Menjaga Pola Makan
Tingkatkan konsumsi makanan yang sehat dengan nutrisi seimbang dan perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. Meskipun kamu masih dapat menikmati makanan enak, penting untuk membatasi konsumsi daging yang dibakar atau dimasak secara berlebihan, makanan yang mengandung lemak jenuh, dan alkohol.
2. Olahraga
Berolahraga secara teratur dapat membantu tubuh mengatur hormon yang berkontribusi pada perkembangan kanker. Selain itu, olahraga juga dapat menjaga sistem kekebalan tubuh kita sehingga kita dapat terhindar dari berbagai penyakit.
Anda bisa mencoba berbagai jenis olahraga gratis seperti jalan santai atau bersepeda di sekitar lingkungan tempat tinggal Anda, yoga atau zumba di rumah, dan latihan dengan mengikuti instruksi dari YouTube. Jika Anda belum terbiasa berolahraga secara teratur, mulailah dengan perlahan dan sesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.
3. Kelola Stress
Pasti sudah tidak asing dengan pepatah "Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau". Hindarilah kebiasaan untuk selalu membandingkan apa yang dimiliki orang lain atau pencapaian orang lain. Kebiasaan tersebut dapat menyebabkan stres, bahkan dapat meningkatkan level stres seseorang.
Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan sistem tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh. Namun, ada banyak cara untuk mengatasi stres seperti menghabiskan waktu sendiri, traveling, berbelanja, mencoba resep baru, dan masih banyak lagi.
4. Hindari Perilaku yang Berisiko
Batasi atau jika memungkinkan, hentikan konsumsi alkohol dan merokok. Selain itu, hindari juga perilaku berisiko yang dapat meningkatkan risiko kanker seperti berpraktik seks yang tidak aman dan berbagi jarum.
5. Menyiapkan Asuransi Kesehatan
Menyiapkan asuransi kesehatan adalah langkah penting dalam perencanaan keuangan untuk menghadapi risiko kesehatan yang mungkin terjadi. Anda bisa membeli produk asuransi dari IFG Life untuk menjalani hidup dengan lebih tenang.