Menurut penjelasan dari Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, beberapa kawasan di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi, angin kencang, dan gelombang air tinggi. Oleh karena itu, perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem tersebut. Cuaca ekstrem seringkali dapat melemahkan daya tahan tubuh. Namun, saat ini, meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu kunci penting untuk menjaga kesehatan.
Menurut dr. Novrida, AAK., Kepala Bidang Pelayanan Medis Klinik Gadjah Mada Medical Center UGM, selain melemahnya daya tahan tubuh, saat cuaca ekstrem sering muncul penyakit seperti batuk, pilek (influenza), dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Biasanya, dalam kondisi normal, batuk dan pilek dapat sembuh dalam waktu 3-5 hari. Namun, pada cuaca ekstrem, penyakit tersebut dapat bertahan lebih lama dalam tubuh, bahkan melebihi tujuh hari.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga memberikan peringatan terkait beberapa penyakit yang umum terjadi saat cuaca ekstrem, terutama saat hujan deras, angin kencang, dan suhu dingin. Beberapa penyakit tersebut termasuk dalam kategori serius dan berpotensi berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Berikut ini adalah beberapa penyakit berbahaya yang perlu diwaspadai:
Leptospirosis
Leptospirosis, juga dikenal sebagai penyakit kencing tikus, merupakan suatu penyakit yang ditularkan melalui urine atau darah hewan liar maupun hewan peliharaan. Manusia umumnya tertular penyakit ini melalui air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine atau darah hewan tersebut.
Biasanya, leptospirosis ditandai dengan demam tinggi. Dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pada hati, gagal ginjal, meningitis, dan bahkan kegagalan pernapasan. Gejala-gejala leptospirosis meliputi demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, mata merah, menggigil, nyeri otot betis, dan nyeri perut.
Gangguan asma
Penderita asma perlu berhati-hati ketika terjadi perubahan suhu yang tiba-tiba menjadi dingin akibat cuaca ekstrem. Suhu udara yang rendah adalah faktor yang harus dihindari oleh penderita asma. Suhu dingin dapat memicu gejala asma seperti sesak napas, napas tersengal-sengal, dan mengi.
Norovirus
Norovirus adalah jenis virus yang menyebabkan infeksi perut atau yang sering disebut sebagai flu perut. Penyakit norovirus dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Meskipun dapat terjadi kapan saja, infeksi norovirus cenderung lebih berbahaya saat cuaca sedang dingin. Gejala yang umum dialami oleh penderita norovirus adalah muntah-muntah yang parah.
Nyeri sendi
Para penderita rematik atau yang memiliki riwayat arthritis harus berhati-hati terhadap suhu dingin akibat cuaca ekstrem. Suhu dingin dapat memicu kambuhnya gejala rematik, seperti kekakuan dan nyeri pada sendi. Oleh karena itu, saat terdapat potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan perubahan suhu dari panas ke dingin, disarankan bagi penderita rematik dan arthritis untuk menggunakan pakaian hangat dan melengkapi dengan krim atau minyak penghangat tubuh.
Serangan jantung
Seseorang yang pernah mengalami serangan jantung harus berhati-hati saat menghadapi suhu dingin akibat cuaca ekstrem. Penurunan suhu udara dapat meningkatkan tekanan darah, yang memberikan beban tambahan pada jantung. Jika jantung terlalu dipaksa bekerja keras, hal ini dapat berisiko menyebabkan serangan jantung kembali atau gagal jantung. Oleh karena itu, penting bagi mereka yang memiliki riwayat serangan jantung untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat, seperti mengenakan pakaian hangat, menjaga suhu tubuh, dan menghindari paparan suhu dingin yang berlebihan.
DBD dan malaria
Daerah yang sering mengalami curah hujan tinggi rentan terhadap peningkatan kasus penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) dan malaria. Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk memiliki kecenderungan untuk berkembang biak dengan lebih banyak di daerah yang sering terkena hujan. Oleh karena itu, daerah dengan curah hujan tinggi perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit ini serta mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti pengendalian nyamuk dan penggunaan perlindungan diri yang tepat.
Meskipun penyakit-penyakit tersebut termasuk dalam kategori penyakit yang bisa sembuh tanpa perawatan khusus (self-limiting disease), tetapi perlu diingat bahwa mereka juga memiliki potensi untuk berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejala dan segera mencari perawatan medis jika mengalami tanda-tanda penyakit tersebut. Jangan menunda-nunda kunjungan ke dokter karena penanganan yang tepat dan cepat dapat mengurangi risiko komplikasi serius atau bahkan kematian.
Gejala DBD meliputi nyeri pada seluruh tubuh dan demam yang dapat menyebabkan komplikasi serius dan kerusakan pada pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan pendarahan berat dan kebocoran plasma. Sementara itu, gejala
malaria mencakup demam yang disertai dengan sakit kepala parah dan menggigil, biasanya muncul sekitar 10-15 hari setelah digigit oleh nyamuk.
Cara mencegah serangan penyakit saat cuaca ekstrem
Menghadapi cuaca ekstrem, perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan menjalani gaya hidup sehat.
Berikut lima hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan saat cuaca ekstrem:
Menjaga pola tidur, tidak begadang
Memiliki pola tidur yang teratur dan cukup merupakan kunci untuk menjaga daya tahan tubuh yang optimal, terutama saat menghadapi cuaca ekstrem. Penting untuk menghindari begadang dan bangun pada pagi hari, serta memastikan tidur selama 7-8 jam yang cukup untuk tubuh.
Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan langkah penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan virus. Disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan secara teratur, sangat diperlukan. Hal ini karena bakteri dan virus dapat menempel pada tangan setelah melakukan berbagai aktivitas.
Pastikan selalu menyediakan payung dan topi saat beraktivitas di luar, baik untuk melindungi dari hujan maupun sinar matahari yang panas. Penting untuk menghindari agar tubuh tidak kehujanan atau terpapar langsung sinar matahari yang berpotensi melemahkan daya tahan tubuh. Selalu membawa payung dan topi sebagai tindakan pencegahan yang bijaksana saat bepergian.
Konsumsi suplemen tambahan
Mengonsumsi makanan bergizi adalah kunci penting dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, terkadang diperlukan suplemen tambahan, seperti vitamin, untuk memperkuat perlindungan tubuh dari serangan penyakit.
Mengurangi aktivitas di luar ruangan
Dalam situasi cuaca ekstrem, disarankan bagi semua orang untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan. Langkah ini bertujuan untuk menghindari paparan langsung terhadap hujan, suhu dingin, atau angin kencang.
Selain upaya yang telah disebutkan di atas, rutin berolahraga juga penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan melakukan olahraga secara teratur, tubuh dapat memperoleh perlindungan tambahan dari risiko penyakit akibat cuaca ekstrem. Selain itu, Anda juga dapat melengkapi perlindungan kesehatan dengan asuransi kesehatan dari IFG Life.