Beranda

/

Berita

/

Detail Berita

Hidup Sehat

Cara Mengelola Kesehatan Mental

user-icon
Dimas Setianto | 2024, 10 Juli
share-iconShare
Cara Mengelola Kesehatan Mental

Menurut data survei yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi COVID-19 telah berdampak pada kesehatan mental dan meningkatkan permintaan layanan kesehatan mental di 93% negara di seluruh dunia. 

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Berdasarkan penelitian yang berjudul "Kecemasan dan Faktor Terkaitnya Selama Fase Awal Pandemi COVID-19 di Indonesia" yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dan Julius Center for Health Sciences and Primary Care, University Medical Center Utrecht, Belanda, terhadap 1.215 responden yang sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas hingga tinggi, menunjukkan bahwa satu dari lima orang yang terdampak pandemi COVID-19 di Indonesia mengalami kecemasan.

Selain itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) juga telah melakukan survei mengenai kesehatan mental melalui swaperiksa online. Hasil survei ini terdokumentasikan dalam penelitian yang berjudul "Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi COVID-19" yang ditulis oleh Sulis Winurini, S.Psi., M.Psi., seorang peneliti madya psikologi pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI.

Dalam penelitian tersebut, ada tiga fokus masalah psikologis yang diteliti oleh PDSKJI, yaitu rasa cemas, depresi, dan trauma. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 2.364 responden di 34 provinsi, sebanyak 69% responden mengalami masalah psikologis. Selain itu, 68% responden mengalami cemas, 67% mengalami depresi, dan 77% mengalami trauma psikologis. 

Bahkan, sebanyak 49% responden yang mengalami depresi juga melaporkan pemikiran tentang kematian. Data ini mencerminkan bahwa masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan trauma akibat pandemi COVID-19 dirasakan secara signifikan oleh masyarakat Indonesia saat ini.

 

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan perlu dikelola dengan sumber daya yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan mental kita. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu kita dalam mengelola kesehatan mental kita:

 

1. Menjaga Asupan Makanan Sehat

Tahukah kamu bahwa ada hubungan erat antara makanan yang kita konsumsi dan perasaan kita? Sebagai contoh, kamu dapat merasakan efek langsung setelah meminum kopi. Hal yang sama juga berlaku untuk makanan sehat.

Seperti organ lain dalam tubuh, otak juga membutuhkan nutrisi yang tepat untuk berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Oleh karena itu, menjaga pola makan yang sehat bukan hanya penting untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental kita. Pastikan kita memenuhi kebutuhan harian kita dengan mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan susu rendah lemak. Penting untuk makan setidaknya tiga kali sehari dan menjaga asupan air mineral yang cukup. Selain itu, batasi konsumsi minuman berkafein tinggi dan minuman manis.

Dengan mengadopsi pola makan yang sehat, kita dapat memberikan dukungan nutrisi yang diperlukan oleh otak kita. Nutrisi yang cukup akan membantu menjaga keseimbangan kimia dalam otak dan mempengaruhi suasana hati serta fungsi kognitif kita. Ini dapat berdampak positif pada kesejahteraan mental kita.

2. Aktif Fisik Setiap Hari

Fakta menarik lainnya adalah bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan mental dan melawan emosi negatif seperti kecemasan, stres, dan kesedihan. Mengapa ini bisa terjadi? Ketika tubuh bergerak, endorfin akan dilepaskan, yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati kita. Oleh karena itu, penting untuk mencoba melibatkan diri dalam aktivitas fisik secara teratur.

Meskipun kita mungkin terbatas dalam beraktivitas di luar rumah, ada banyak pilihan untuk tetap aktif di dalam rumah. Misalnya, kamu bisa mencoba berjalan kaki selama 10 menit di sekitar rumah atau melakukan peregangan tubuh di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Selain itu, terdapat juga banyak latihan ringan atau rutinitas olahraga yang dapat dilakukan di dalam rumah, seperti yoga, pilates, atau latihan kekuatan dengan menggunakan beban tubuh.

3. Luangkan Waktu Untuk Relaksasi Dalam Aktivitas

Meskipun jadwal harianmu padat dan sibuk dengan pekerjaan, penting untuk tetap meluangkan waktu untuk mengambil jeda, bahkan jika hanya selama 5-10 menit. Meskipun tampak singkat, perubahan suasana ini dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan dapat membantu mengurangi atau menghilangkan stres yang kamu rasakan.

Menciptakan waktu untuk istirahat dalam rutinitas harian mu sangat penting. Kamu dapat memanfaatkan jeda ini untuk melakukan beberapa kegiatan yang merangsang relaksasi dan memulihkan energi. Misalnya, kamu bisa menikmati camilan sehat di dapur, menghabiskan waktu sejenak di luar ruangan, atau mencoba melakukan meditasi dan mengatur pernapasan.

4. Hindari Konsumsi Alkohol & Obat-Obatan

Ketika menghadapi kecemasan, stres, kesepian, atau ketakutan, beberapa orang mungkin mencari pelarian dengan mengonsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan. Namun, penting untuk diingat bahwa efek dari konsumsi alkohol atau obat-obatan hanya bersifat sementara, dan justru dapat memperburuk kondisi kesehatan mental.

Meskipun mungkin terasa menghibur atau meredakan gejala sesaat, penggunaan alkohol atau obat-obatan sebagai pelarian dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan. Misalnya, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan dapat menyebabkan ketergantungan, gangguan fisik, masalah kesehatan yang lebih serius, serta memperburuk gejala kecemasan dan depresi.

5. Tetap Berhubungan Dengan Support Circle

Tetap terhubung dengan teman dan keluarga, serta memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat, merupakan kunci untuk menjaga pola pikir yang bahagia dan sehat. Lingkungan yang mendukung dapat membantu kamu dalam mengelola kesehatan mental. Jadi, jangan merasa sendirian dan selalu jaga komunikasi yang terbuka. Kamu bisa menghubungi mereka melalui telepon, pesan teks, atau melakukan panggilan video untuk tetap terhubung dan bertukar kabar.

Selain mengelola kesehatan mental diri sendiri, kamu juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Berikut adalah beberapa kegiatan yang seru dan bisa kamu lakukan mulai sekarang:

  • Ikut berpartisipasi dalam program kampanye yang berkaitan dengan kesehatan mental atau kesejahteraan jiwa.
  • Hadiri diskusi virtual tentang kesehatan mental.
  • Mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikat pertolongan pertama dalam kesehatan mental.
  • Berdonasi untuk mendukung upaya kesehatan mental.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan mental secara rutin dengan mengunjungi dokter spesialis atau psikiater yang terpercaya atau lembaga kesehatan jiwa atau mental yang terpercaya.

Dengan melakukan langkah-langkah ini, kamu dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental serta memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitarmu. Selalu prioritaskan kesehatan mental dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. Selain itu menjaga kesehatan mental, melindungi kesehatan tubuh juga tidak kalah penting. Untuk itu, persiapkan perlindungan dirimu dengan asuransi kesehatan terpercaya dari IFG Life.

Berita Terbaru
Cara Mengelola Kesehatan Mental
Asuransi
Skala Prioritas: Asuransi Atau Dana Darurat
Dalam mengelola keuangan, sering kali muncul pertanyaan mengenai mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, asuransi atau dana darurat. Keduanya memiliki peran penting dan perlu dikelola dengan baik untuk mencapai keuangan yang mandiri. Namun, terdapat prioritas yang perlu dipertimbangkan berdasarkan skala kepentingannya. Skala prioritas dalam manajemen keuangan dapat diukur dengan menggunakan piramida perencanaan keuangan. Piramida perencanaan keuangan adalah serangkaian langkah yang harus kita capai untuk mencapai tujuan hidup melalui manajemen keuangan. Terdapat enam aspek utama yang tercakup dalam perencanaan keuangan ini. Empat langkah prioritas dalam manajemen keuangan Ada enam aspek keuangan dalam piramida keuangan yang perlu diprioritaskan berdasarkan skala prioritas. Keenam aspek tersebut mencakup perencanaan arus kas, perencanaan risiko, perencanaan investasi, dan perencanaan dana pensiun. Setiap aspek ini harus diamankan dalam setiap tahap langkah piramida keuangan. 1. Perencanaan arus kas Dalam tahap dasar piramida keuangan, terdapat tiga hal yang perlu dikelola dengan baik. Pertama, adalah neraca keuangan yang melibatkan pencatatan aset dan kewajiban secara rutin, minimal enam bulan atau setahun sekali. Kedua, adalah pengelolaan arus masuk dan arus keluar, yang melibatkan pengaturan pendapatan dan pengeluaran agar seimbang. Terakhir, adalah mengukur kesehatan keuangan melalui financial checkup secara berkala untuk mengevaluasi dan memperbaiki kondisi keuangan kita. Dalam mengelola arus masuk dan keluar, kita dapat memulainya dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran bulanan. Dari pencatatan ini, kita dapat mengetahui rasio-rasio kesehatan keuangan saat dilakukan financial checkup. Salah satu indikator keuangan yang sehat adalah memiliki dana darurat yang mencukupi, idealnya tiga hingga enam kali jumlah pengeluaran bulanan. Memprioritaskan pembentukan dan pengamanan dana darurat ini akan membantu melindungi kestabilan keuangan kita dalam menghadapi kejadian tak terduga. Seperti namanya, dana darurat memiliki tujuan untuk mengatasi kebutuhan mendesak, seperti menghadapi biaya tak terduga yang muncul akibat musibah, bencana, kecelakaan, atau penyakit. Ketika dana darurat digunakan, penting bagi kita untuk segera menggantinya. Oleh karena itu, di bulan-bulan berikutnya, kita perlu mengalokasikan sebagian dari pengeluaran kita untuk memulihkan dana darurat tersebut, sehingga rasio dana darurat kita kembali ke level yang ideal. Dengan melakukan hal ini, kita dapat menjaga kesiapan finansial kita dalam menghadapi situasi tak terduga. 2. Perencanaan manajemen risiko Setelah berhasil mengelola arus kas dengan baik, langkah selanjutnya dalam piramida perencanaan keuangan adalah manajemen risiko. Dalam kehidupan, kita dihadapkan pada berbagai risiko finansial yang dapat mempengaruhi diri sendiri maupun keluarga. Risiko-risiko finansial tersebut meliputi risiko kematian dini, risiko hidup terlalu lama, risiko sakit, dan risiko cacat. Dalam mengelola risiko-risiko tersebut, langkah yang dapat kita ambil adalah dengan memiliki asuransi yang sesuai. Misalnya, saat kita pertama kali bekerja dan masih belum memiliki tanggungan, risiko finansial akibat sakit menjadi lebih signifikan daripada risiko finansial akibat kematian. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan menjadi penting pada saat tersebut. Selanjutnya, ketika kita menikah, memiliki pasangan dan anak, atau meskipun masih lajang tetapi memiliki tanggungan finansial, maka memiliki asuransi jiwa menjadi perlu untuk melindungi keluarga atau tanggungan kita. Setelah memahami pentingnya mengamankan dana darurat, kita perlu melangkah ke tahap selanjutnya dalam perencanaan keuangan. Selain memiliki dana darurat yang aman, penting juga untuk mempersiapkan perlindungan finansial agar dana darurat atau tabungan yang telah kita siapkan tidak terancam jika terjadi risiko tak terduga. 3. Perencanaan investasi Tahap selanjutnya dalam piramida keuangan yang perlu diperhatikan adalah perencanaan investasi. Salah satu keterampilan penting dalam kecerdasan finansial adalah kemampuan mengelola investasi. Dengan melakukan manajemen investasi yang baik, seseorang dapat mengembangkan asetnya dan mencapai berbagai tujuan keuangan, seperti pernikahan, pendidikan anak, persiapan dana pensiun, tujuan keagamaan, dan lain sebagainya. Selain melakukan investasi, penting juga untuk mengelola risiko kerugian yang mungkin terjadi dalam investasi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode risk profiling, yaitu mengidentifikasi profil risiko pribadi dan mengelola investasi sesuai dengan profil tersebut. Selain itu, diversifikasi aset juga perlu dilakukan untuk mengurangi risiko dengan mendistribusikan investasi ke berbagai jenis aset. Selain itu, penting juga untuk menyesuaikan durasi investasi dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai. 4. Perencanaan dana hari tua Untuk memastikan kecukupan dana saat pensiun dan lanjut usia, penting bagi kita untuk melakukan perencanaan dana hari tua. Dalam perencanaan ini, kita perlu mempertimbangkan gaya hidup yang diinginkan serta memilih instrumen keuangan yang tepat, seperti dana pensiun, untuk membantu mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dana hari tua melibatkan pengelolaan keuangan yang bijaksana, perencanaan risiko dengan asuransi yang memadai, perencanaan investasi yang terencana, serta perencanaan pajak yang cermat. Dengan menggabungkan semua aspek ini, kita dapat mempersiapkan dana hari tua dengan lebih baik.
Cara Mengelola Kesehatan Mental
Hidup Sehat
5 Tips Hemat Seperti Ibu Rumah Tangga Jepang Agar Pengeluaran Terjaga
Dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang semakin tinggi, dampaknya tidak hanya terasa pada harga kebutuhan pokok yang naik, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan masa depan finansial. Di era seperti sekarang, penting bagi kita untuk mengetahui cara hidup hemat agar uang yang kita miliki dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Setiap orang termasuk pasangan dalam rumah tangga dapat memulai untuk melakukan penghematan. Dengan menyusun strategi penghematan yang efektif dan efisien, kita dapat memenuhi kebutuhan bulanan tanpa harus mengandalkan dana darurat yang telah kita sisihkan setiap bulannya. Bukan hanya itu, kita juga dapat menyisihkan dana untuk kebutuhan masa depan, seperti pendidikan anak, modal usaha setelah pensiun, biaya tak terduga, dan bahkan biaya liburan tahunan bersama keluarga. Bagaimana strategi yang tepat untuk menjalani gaya hidup hemat sehingga tetap nyaman tanpa mengorbankan kenyamanan? Salah satu cara yang bisa diambil adalah mengadopsi cara hidup hemat ala ibu rumah tangga Jepang. Jepang telah dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu negara dengan tingkat biaya hidup yang tinggi. Namun, masyarakat di sana memiliki kebiasaan hidup sederhana dan minimalis. Ibu rumah tangga di Jepang memiliki kebiasaan untuk memperhatikan pengelolaan keuangan keluarga dengan cermat agar dapat menghindari masalah keuangan di tengah tingginya biaya hidup. Berikut adalah beberapa hal yang diambil oleh ibu rumah tangga Jepang untuk hidup hemat: Rajin Memperbarui Anggaran Bulanan Salah satu kebiasaan yang bisa kita contoh dari para ibu rumah tangga di Jepang adalah membuat anggaran bulanan secara rutin. Mereka menggunakan catatan anggaran yang dikenal sebagai kakeibo. Para ibu di Jepang biasanya memulai dengan mencatat pengeluaran rutin, seperti biaya sewa tempat tinggal atau cicilan rumah. Mereka juga mengalokasikan dana tabungan yang tetap sejak awal. Selisih antara pendapatan total dengan pengeluaran rutin dan dana tabungan akan dialokasikan untuk pengeluaran dalam kategori tertentu. Pengeluaran kategorial tersebut mencakup kebutuhan primer seperti makanan, minuman, transportasi, dan obat-obatan, kebutuhan sekunder seperti belanja, kebutuhan tersier seperti hiburan seperti nonton di bioskop dan biaya tak terduga seperti perbaikan rumah. Setelah itu, mereka menempatkan uang untuk setiap pengeluaran ke dalam amplop terpisah. Dengan cara ini, mereka tidak akan mengambil uang dari amplop yang seharusnya digunakan untuk keperluan lain. Jika uang dalam satu amplop hampir habis, para ibu rumah tangga di Jepang akan berusaha mencari cara untuk menghemat pengeluaran agar tidak melebihi anggaran yang telah ditentukan. Apabila terdapat sisa dana dalam amplop, para ibu rumah tangga di Jepang akan menyisihkannya sebagai tabungan tambahan pada akhir bulan. Membuat Daftar Belanja Dengan Detail Para ibu rumah tangga di Jepang juga memiliki kebiasaan untuk membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko. Dengan adanya daftar belanja ini, mereka dapat menghemat waktu dan tidak perlu memikirkan apa yang harus dibeli saat berada di toko. Mereka langsung mengambil keranjang belanja, kemudian berjalan ke rak produk sesuai dengan daftar belanja yang telah mereka buat sebelumnya. Setelah semua barang terkumpul, mereka langsung menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Dengan cara ini, mereka dapat menghindari godaan untuk membeli barang yang tidak ada dalam daftar belanja mereka, meskipun sedang ada diskon atau promo menarik. Jangan Malas Membandingkan Harga Para ibu rumah tangga di Jepang juga sangat teliti dalam mencari harga terbaik. Jika menemukan produk dengan nilai yang setara atau lebih baik dengan harga yang lebih rendah, mereka tidak ragu untuk memilih merek lain. Salah satu prioritas utama bagi ibu-ibu di Jepang adalah pengeluaran untuk makanan. Mereka sadar bahwa makanan merupakan salah satu sumber pengeluaran yang signifikan, sehingga mereka berupaya untuk menghematnya. Karena alasan ini, mereka cermat dalam memeriksa harga bahan makanan yang ada dalam daftar belanja mereka. Mereka akan mengelompokkan bahan makanan berdasarkan jenis nutrisi sebelumnya. Contohnya, mereka akan membuat kelompok untuk karbohidrat, daging dan ikan, telur dan susu, sayuran, serta buah. Setelah itu, mereka akan memilih produk berkualitas dengan harga terendah untuk setiap kelompok makanan tersebut. Memilih Masak Sendiri Dirumah Para ibu di Jepang umumnya memilih untuk memasak sendiri. Mereka akan menyediakan bekal makanan berupa nasi dan lauk-pauk yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di mana saja, yang dikenal dengan sebutan "bento". Ternyata, bento yang dibuat oleh para ibu sangat populer di Jepang dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka ketika dapat menyediakan bento untuk suami yang bekerja dan anak-anak yang bersekolah. Di samping itu, ibu-ibu Jepang lebih memilih menggunakan botol minum isi ulang untuk anggota keluarga mereka daripada mengeluarkan uang untuk membeli minuman di luar. Alih-alih membeli minuman dari minimarket atau mesin penjual otomatis, mereka akan menyiapkan botol-botol dengan desain karakter animasi yang lucu untuk anak-anak mereka. Menyimpan Uang Kembalian Setiap uang kembalian dari berbelanja tetap memiliki nilai yang berarti bagi ibu-ibu Jepang. Mereka tidak sembarangan meletakkan uang kembalian dari belanja agar tidak tercecer atau terpakai dengan tidak sengaja. Mereka telah terbiasa menyimpan sisa uang koin belanja dalam celengan atau wadah khusus sebagai tabungan uang recehan. Meskipun dalam beberapa hari jumlahnya tidak terlalu signifikan, namun bayangkan jika kita terus mengumpulkannya selama bertahun-tahun. Inilah beberapa tips hemat ala ibu rumah tangga Jepang yang bisa Anda terapkan. Apakah Anda tertarik untuk mencobanya?
Cara Mengelola Kesehatan Mental
Asuransi
Tips Beli Rumah Untuk Gen Z dan Milenial Agar Efektif
Menurut fakta, milenial dan gen Z menghadapi kesulitan dalam membeli rumah di usia muda. Menurut laporan Tempo, survei yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sekitar 81 juta generasi milenial yang belum memiliki rumah. Tentu saja, angka tersebut cukup mencengangkan. Ada beberapa alasan mengapa generasi milenial dan gen Z belum memiliki rumah di usia muda. Namun, ada juga beberapa tips efektif yang dapat membantu mereka memiliki rumah pertama. Mari kita lihat informasi selengkapnya di sini. Alasan Milenial & Gen Z Belum Bisa Beli Rumah? Berdasarkan hasil survei di atas, terungkap beberapa alasan mengapa generasi milenial belum memiliki rumah hingga saat ini. 1. Belum menemukan rumah yang tepat Dari hasil survei tersebut, sekitar 28,69% responden mengungkapkan bahwa generasi muda belum menemukan rumah yang sesuai dengan impian mereka. 2. Belum mampu secara finansial Sementara itu, 24,9% responden lainnya menyatakan bahwa mereka belum memiliki kemampuan finansial untuk membeli rumah. 3. Belum mampu membayar cicilan KPR Dapat diketahui bahwa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memiliki rumah di usia muda. Namun demikian, dari hasil survei tersebut, 10,49% generasi milenial mengatakan bahwa mereka belum mampu membayar cicilan KPR. 4. Masih memiliki cicilan lain Adapun sebanyak 10,44% generasi milenial dan gen Z lainnya mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki cicilan utang lain yang harus diselesaikan, sehingga membeli rumah belum menjadi prioritas saat ini. 5. Belum memerlukan dan belum terpikirkan untuk memiliki rumah Dari hasil survei tersebut, sebanyak 5,46% menjawab bahwa mereka belum membutuhkan rumah, sementara sisanya 2,79% generasi milenial mengatakan bahwa membeli rumah belum terpikirkan pada saat ini. Salah satu alasannya juga karena harga properti yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan faktor keuangan lainnya. Penyebab Harga Rumah Naik Tiap Tahun Menurut laporan Media Keuangan Kementerian Keuangan RI, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga properti setiap tahunnya. 1. Inflasi Kenaikan harga rumah umumnya disebabkan oleh inflasi, di mana harga bahan baku yang digunakan untuk membangun properti ikut naik. Oleh karena itu, saat inflasi terjadi, hampir semua sektor mengalami dampak kenaikan harga, termasuk material pembangunan rumah. 2. Naiknya angka harapan hidup Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kenaikan angka harapan hidup di Indonesia dari 73,4 pada tahun 2020 menjadi 73,5 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kenaikan angka harapan hidup di Indonesia membawa dampak pada peningkatan permintaan sandang, pangan, dan papan. Terutama pada permintaan papan atau rumah yang mengalami kenaikan sebagai faktor pendorong naiknya harga rumah. 3. Pertumbuhan infrastruktur Peningkatan pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan masyarakat, serta menyediakan fasilitas yang memudahkan aksesibilitas, terus dilakukan di berbagai daerah. Namun, di sisi lain, lahan semakin terbatas dan hal ini juga berdampak pada naiknya harga rumah di sekitar area tersebut. Alasan Milenial dan Gen Z Perlu Memiliki Rumah Segera Memiliki rumah di usia muda memiliki banyak manfaat, dan ada beberapa alasan mengapa kamu harus mempersiapkan diri sedini mungkin. Tidak hanya karena kenaikan harga rumah setiap tahunnya, ada beberapa alasan lain mengapa generasi muda perlu segera memiliki rumah, seperti yang akan dijelaskan berikut ini. 1. Sebagai Investasi Tidak hanya sebagai tempat tinggal, rumah yang kamu beli juga dapat menjadi sumber penghasilan. Dengan kenaikan harga properti yang terus berlangsung, kamu dapat berinvestasi di bidang properti. Salah satu contohnya adalah dengan membeli rumah dan menyewakannya jika tidak ditempati. 2. Harga rumah yang terus naik Jika kamu terus menunda pembelian rumah, harga properti akan terus naik tanpa kamu sadari. Akibatnya, saat kamu benar-benar siap membeli, harganya mungkin sudah sangat tinggi dan sulit untuk dibeli. Jadi, jika kamu telah siap secara finansial, lebih baik memulai untuk membeli atau mencicil rumah impianmu sekarang. 3. Usia masih produktif Karena usianya yang masih muda, jelas bahwa generasi milenial dan gen Z masih mampu produktif dalam menghasilkan banyak pendapatan. Kemampuan untuk bekerja dan menghasilkan uang cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, usia yang masih muda seperti saat ini adalah kesempatan emas untuk menabung dan mengumpulkan uang dengan lebih mudah. Tips Membeli Rumah Pertama Bagi Milenial dan Gen Z Dari survei yang dilakukan, terbukti bahwa membeli rumah bukanlah perkara mudah bagi generasi muda. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kamu tidak mampu untuk membeli rumah. Menurut informasi yang dilansir dari situs resmi CNN, berikut adalah beberapa tips efektif untuk milenial dan gen Z yang ingin membeli rumah pertama: 1. Menetapkan target Agar lebih efektif dalam menabung untuk membeli rumah, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan target tabungan. Untuk menetapkan target tersebut, kamu harus mengetahui harga rumah impianmu terlebih dahulu. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah menyesuaikan target tabungan dengan penghasilan yang kamu dapatkan setiap bulannya. Perlu diingat bahwa harga rumah cenderung terus naik setiap tahunnya, sehingga kamu juga harus mempertimbangkan potensi kenaikan harga rumah impianmu di tahun-tahun mendatang saat menentukan target tabungan. 2. Menabung dan menggunakan rekening berbeda Menabung sebagian penghasilanmu adalah kunci utama untuk memiliki dana membeli rumah. Jika kamu memiliki kebiasaan menabung dengan sisa gajimu, sebaiknya kamu mulai mengubah kebiasaan tersebut. Kamu dapat memulai dengan menentukan jumlah dana yang akan disisihkan dari awal dan langsung memindahkannya ke rekening terpisah. Dengan menggunakan dua rekening yang berbeda, kamu dapat lebih terkontrol dalam mengatur pengeluaran dan membatasinya. 3. Melunasi Semua Utang Disarankan untuk melunasi semua utang atau kredit terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menabung. Utang biasanya memberikan beban yang membuat pengelolaan keuangan semakin sulit, sehingga melunasi utang dapat membantu mempersiapkan diri untuk menabung dengan lebih baik. Setelah semua hutang atau kredit terbayar lunas, fokusmu akan lebih terarah pada menabung uang untuk membeli rumah. 4. Menghindari pola hidup konsumtif Jangan menghabiskan uang untuk hal yang tidak perlu, karena pola hidup konsumtif dapat menghambat kamu dalam menabung. Saat kamu memiliki target untuk membeli rumah, maka penting untuk mencatat setiap pengeluaran dengan baik agar penghasilanmu tidak terbuang sia-sia dan tidak tersisa sedikitpun. 5. Mencari penghasilan tambahan Anda juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan selain dari gaji utama untuk mencapai target tabungan lebih cepat. Lindungi Rumah Impian Dengan Asuransi Rumah Berikut ini adalah tips penting untuk melindungi rumah impianmu dengan solusi perlindungan yang tepat. Asuransi rumah dapat memberikan banyak manfaat bagi keamanan dan perlindungan rumah impianmu. Saat ini, banyak risiko yang bisa terjadi seperti kebakaran atau bencana alam yang bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi pemilik rumah. Oleh karena itu, memiliki asuransi rumah sangat penting untuk melindungi hunianmu dari risiko-risiko tersebut. Manfaat asuransi rumah ternyata cukup banyak : 1. Perlindungan terhadap risiko Asuransi rumah akan memberikan perlindungan terhadap risiko-risiko seperti kebakaran, bencana alam, dan kerusakan fasilitas pada rumah impianmu, bahkan sampai perlindungan jiwa lho. 2. Jaminan finansial Asuransi rumah akan memberikan penggantian finansial jika terjadi hal-hal yang tidak terduga, seperti kebakaran atau bencana alam, untuk membantu membiayai perbaikan rumah. 3. Memberikan rasa tenang Memiliki asuransi rumah akan memberikan ketenangan pikiran bagi pemilik rumah, karena jika suatu saat rumah mengalami kerusakan atau kerugian akibat risiko tertentu seperti kebakaran, bencana alam, atau pencurian, asuransi rumah akan memberikan kompensasi finansial untuk membiayai perbaikan atau penggantian properti yang rusak. Asuransi rumah juga memastikan bahwa perbaikan rumah dapat segera dilakukan tanpa harus mengambil dana darurat atau mengganggu alokasi tabungan untuk target keuangan lainnya. Untuk kamu yang sedang mencari asuransi rumah, IFG Life Credit Protection dapat menjadi salah satu solusi kebutuhanmu dalam memberikan perlindungan terhadap risiko, karena memberikan perlindungan atas kredit berupa manfaat asuransi terhadap risiko meninggal atau risiko cacat tetap total (jika ada) pada Tertanggung (Peserta atas pinjaman kredit dari Bank atau lembaga keuangan resmi lainnya). Kunjungi Bank BTN terdekat di kotamu untuk informasi lebih lanjut seputar produk IFG Life Credit Protection.
comment-icon
0 Komentar
profile-icon

Belum ada komentar...
Kamu mungkin juga suka berita ini
thumbnail-article
Asuransi
2025, 14 Februari
Skala Prioritas: Asuransi Atau Dana Darurat
Dalam mengelola keuangan, sering kali muncul pertanyaan mengenai mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, asuransi atau dana darurat. Keduanya memiliki peran penting dan perlu dikelola dengan baik untuk mencapai keuangan yang mandiri. Namun, terdapat prioritas yang perlu dipertimbangkan berdasarkan skala kepentingannya. Skala prioritas dalam manajemen keuangan dapat diukur dengan menggunakan piramida perencanaan keuangan. Piramida perencanaan keuangan adalah serangkaian langkah yang harus kita capai untuk mencapai tujuan hidup melalui manajemen keuangan. Terdapat enam aspek utama yang tercakup dalam perencanaan keuangan ini. Empat langkah prioritas dalam manajemen keuangan Ada enam aspek keuangan dalam piramida keuangan yang perlu diprioritaskan berdasarkan skala prioritas. Keenam aspek tersebut mencakup perencanaan arus kas, perencanaan risiko, perencanaan investasi, dan perencanaan dana pensiun. Setiap aspek ini harus diamankan dalam setiap tahap langkah piramida keuangan. 1. Perencanaan arus kas Dalam tahap dasar piramida keuangan, terdapat tiga hal yang perlu dikelola dengan baik. Pertama, adalah neraca keuangan yang melibatkan pencatatan aset dan kewajiban secara rutin, minimal enam bulan atau setahun sekali. Kedua, adalah pengelolaan arus masuk dan arus keluar, yang melibatkan pengaturan pendapatan dan pengeluaran agar seimbang. Terakhir, adalah mengukur kesehatan keuangan melalui financial checkup secara berkala untuk mengevaluasi dan memperbaiki kondisi keuangan kita. Dalam mengelola arus masuk dan keluar, kita dapat memulainya dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran bulanan. Dari pencatatan ini, kita dapat mengetahui rasio-rasio kesehatan keuangan saat dilakukan financial checkup. Salah satu indikator keuangan yang sehat adalah memiliki dana darurat yang mencukupi, idealnya tiga hingga enam kali jumlah pengeluaran bulanan. Memprioritaskan pembentukan dan pengamanan dana darurat ini akan membantu melindungi kestabilan keuangan kita dalam menghadapi kejadian tak terduga. Seperti namanya, dana darurat memiliki tujuan untuk mengatasi kebutuhan mendesak, seperti menghadapi biaya tak terduga yang muncul akibat musibah, bencana, kecelakaan, atau penyakit. Ketika dana darurat digunakan, penting bagi kita untuk segera menggantinya. Oleh karena itu, di bulan-bulan berikutnya, kita perlu mengalokasikan sebagian dari pengeluaran kita untuk memulihkan dana darurat tersebut, sehingga rasio dana darurat kita kembali ke level yang ideal. Dengan melakukan hal ini, kita dapat menjaga kesiapan finansial kita dalam menghadapi situasi tak terduga. 2. Perencanaan manajemen risiko Setelah berhasil mengelola arus kas dengan baik, langkah selanjutnya dalam piramida perencanaan keuangan adalah manajemen risiko. Dalam kehidupan, kita dihadapkan pada berbagai risiko finansial yang dapat mempengaruhi diri sendiri maupun keluarga. Risiko-risiko finansial tersebut meliputi risiko kematian dini, risiko hidup terlalu lama, risiko sakit, dan risiko cacat. Dalam mengelola risiko-risiko tersebut, langkah yang dapat kita ambil adalah dengan memiliki asuransi yang sesuai. Misalnya, saat kita pertama kali bekerja dan masih belum memiliki tanggungan, risiko finansial akibat sakit menjadi lebih signifikan daripada risiko finansial akibat kematian. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan menjadi penting pada saat tersebut. Selanjutnya, ketika kita menikah, memiliki pasangan dan anak, atau meskipun masih lajang tetapi memiliki tanggungan finansial, maka memiliki asuransi jiwa menjadi perlu untuk melindungi keluarga atau tanggungan kita. Setelah memahami pentingnya mengamankan dana darurat, kita perlu melangkah ke tahap selanjutnya dalam perencanaan keuangan. Selain memiliki dana darurat yang aman, penting juga untuk mempersiapkan perlindungan finansial agar dana darurat atau tabungan yang telah kita siapkan tidak terancam jika terjadi risiko tak terduga. 3. Perencanaan investasi Tahap selanjutnya dalam piramida keuangan yang perlu diperhatikan adalah perencanaan investasi. Salah satu keterampilan penting dalam kecerdasan finansial adalah kemampuan mengelola investasi. Dengan melakukan manajemen investasi yang baik, seseorang dapat mengembangkan asetnya dan mencapai berbagai tujuan keuangan, seperti pernikahan, pendidikan anak, persiapan dana pensiun, tujuan keagamaan, dan lain sebagainya. Selain melakukan investasi, penting juga untuk mengelola risiko kerugian yang mungkin terjadi dalam investasi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode risk profiling, yaitu mengidentifikasi profil risiko pribadi dan mengelola investasi sesuai dengan profil tersebut. Selain itu, diversifikasi aset juga perlu dilakukan untuk mengurangi risiko dengan mendistribusikan investasi ke berbagai jenis aset. Selain itu, penting juga untuk menyesuaikan durasi investasi dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai. 4. Perencanaan dana hari tua Untuk memastikan kecukupan dana saat pensiun dan lanjut usia, penting bagi kita untuk melakukan perencanaan dana hari tua. Dalam perencanaan ini, kita perlu mempertimbangkan gaya hidup yang diinginkan serta memilih instrumen keuangan yang tepat, seperti dana pensiun, untuk membantu mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dana hari tua melibatkan pengelolaan keuangan yang bijaksana, perencanaan risiko dengan asuransi yang memadai, perencanaan investasi yang terencana, serta perencanaan pajak yang cermat. Dengan menggabungkan semua aspek ini, kita dapat mempersiapkan dana hari tua dengan lebih baik.
thumbnail-article
Hidup Sehat
2025, 11 Februari
5 Tips Hemat Seperti Ibu Rumah Tangga Jepang Agar Pengeluaran Terjaga
Dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang semakin tinggi, dampaknya tidak hanya terasa pada harga kebutuhan pokok yang naik, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan masa depan finansial. Di era seperti sekarang, penting bagi kita untuk mengetahui cara hidup hemat agar uang yang kita miliki dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Setiap orang termasuk pasangan dalam rumah tangga dapat memulai untuk melakukan penghematan. Dengan menyusun strategi penghematan yang efektif dan efisien, kita dapat memenuhi kebutuhan bulanan tanpa harus mengandalkan dana darurat yang telah kita sisihkan setiap bulannya. Bukan hanya itu, kita juga dapat menyisihkan dana untuk kebutuhan masa depan, seperti pendidikan anak, modal usaha setelah pensiun, biaya tak terduga, dan bahkan biaya liburan tahunan bersama keluarga. Bagaimana strategi yang tepat untuk menjalani gaya hidup hemat sehingga tetap nyaman tanpa mengorbankan kenyamanan? Salah satu cara yang bisa diambil adalah mengadopsi cara hidup hemat ala ibu rumah tangga Jepang. Jepang telah dikenal di seluruh dunia sebagai salah satu negara dengan tingkat biaya hidup yang tinggi. Namun, masyarakat di sana memiliki kebiasaan hidup sederhana dan minimalis. Ibu rumah tangga di Jepang memiliki kebiasaan untuk memperhatikan pengelolaan keuangan keluarga dengan cermat agar dapat menghindari masalah keuangan di tengah tingginya biaya hidup. Berikut adalah beberapa hal yang diambil oleh ibu rumah tangga Jepang untuk hidup hemat: Rajin Memperbarui Anggaran Bulanan Salah satu kebiasaan yang bisa kita contoh dari para ibu rumah tangga di Jepang adalah membuat anggaran bulanan secara rutin. Mereka menggunakan catatan anggaran yang dikenal sebagai kakeibo. Para ibu di Jepang biasanya memulai dengan mencatat pengeluaran rutin, seperti biaya sewa tempat tinggal atau cicilan rumah. Mereka juga mengalokasikan dana tabungan yang tetap sejak awal. Selisih antara pendapatan total dengan pengeluaran rutin dan dana tabungan akan dialokasikan untuk pengeluaran dalam kategori tertentu. Pengeluaran kategorial tersebut mencakup kebutuhan primer seperti makanan, minuman, transportasi, dan obat-obatan, kebutuhan sekunder seperti belanja, kebutuhan tersier seperti hiburan seperti nonton di bioskop dan biaya tak terduga seperti perbaikan rumah. Setelah itu, mereka menempatkan uang untuk setiap pengeluaran ke dalam amplop terpisah. Dengan cara ini, mereka tidak akan mengambil uang dari amplop yang seharusnya digunakan untuk keperluan lain. Jika uang dalam satu amplop hampir habis, para ibu rumah tangga di Jepang akan berusaha mencari cara untuk menghemat pengeluaran agar tidak melebihi anggaran yang telah ditentukan. Apabila terdapat sisa dana dalam amplop, para ibu rumah tangga di Jepang akan menyisihkannya sebagai tabungan tambahan pada akhir bulan. Membuat Daftar Belanja Dengan Detail Para ibu rumah tangga di Jepang juga memiliki kebiasaan untuk membuat daftar belanja sebelum pergi ke toko. Dengan adanya daftar belanja ini, mereka dapat menghemat waktu dan tidak perlu memikirkan apa yang harus dibeli saat berada di toko. Mereka langsung mengambil keranjang belanja, kemudian berjalan ke rak produk sesuai dengan daftar belanja yang telah mereka buat sebelumnya. Setelah semua barang terkumpul, mereka langsung menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Dengan cara ini, mereka dapat menghindari godaan untuk membeli barang yang tidak ada dalam daftar belanja mereka, meskipun sedang ada diskon atau promo menarik. Jangan Malas Membandingkan Harga Para ibu rumah tangga di Jepang juga sangat teliti dalam mencari harga terbaik. Jika menemukan produk dengan nilai yang setara atau lebih baik dengan harga yang lebih rendah, mereka tidak ragu untuk memilih merek lain. Salah satu prioritas utama bagi ibu-ibu di Jepang adalah pengeluaran untuk makanan. Mereka sadar bahwa makanan merupakan salah satu sumber pengeluaran yang signifikan, sehingga mereka berupaya untuk menghematnya. Karena alasan ini, mereka cermat dalam memeriksa harga bahan makanan yang ada dalam daftar belanja mereka. Mereka akan mengelompokkan bahan makanan berdasarkan jenis nutrisi sebelumnya. Contohnya, mereka akan membuat kelompok untuk karbohidrat, daging dan ikan, telur dan susu, sayuran, serta buah. Setelah itu, mereka akan memilih produk berkualitas dengan harga terendah untuk setiap kelompok makanan tersebut. Memilih Masak Sendiri Dirumah Para ibu di Jepang umumnya memilih untuk memasak sendiri. Mereka akan menyediakan bekal makanan berupa nasi dan lauk-pauk yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di mana saja, yang dikenal dengan sebutan "bento". Ternyata, bento yang dibuat oleh para ibu sangat populer di Jepang dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka ketika dapat menyediakan bento untuk suami yang bekerja dan anak-anak yang bersekolah. Di samping itu, ibu-ibu Jepang lebih memilih menggunakan botol minum isi ulang untuk anggota keluarga mereka daripada mengeluarkan uang untuk membeli minuman di luar. Alih-alih membeli minuman dari minimarket atau mesin penjual otomatis, mereka akan menyiapkan botol-botol dengan desain karakter animasi yang lucu untuk anak-anak mereka. Menyimpan Uang Kembalian Setiap uang kembalian dari berbelanja tetap memiliki nilai yang berarti bagi ibu-ibu Jepang. Mereka tidak sembarangan meletakkan uang kembalian dari belanja agar tidak tercecer atau terpakai dengan tidak sengaja. Mereka telah terbiasa menyimpan sisa uang koin belanja dalam celengan atau wadah khusus sebagai tabungan uang recehan. Meskipun dalam beberapa hari jumlahnya tidak terlalu signifikan, namun bayangkan jika kita terus mengumpulkannya selama bertahun-tahun. Inilah beberapa tips hemat ala ibu rumah tangga Jepang yang bisa Anda terapkan. Apakah Anda tertarik untuk mencobanya?
thumbnail-article
Asuransi
2025, 09 Februari
Tips Beli Rumah Untuk Gen Z dan Milenial Agar Efektif
Menurut fakta, milenial dan gen Z menghadapi kesulitan dalam membeli rumah di usia muda. Menurut laporan Tempo, survei yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa sekitar 81 juta generasi milenial yang belum memiliki rumah. Tentu saja, angka tersebut cukup mencengangkan. Ada beberapa alasan mengapa generasi milenial dan gen Z belum memiliki rumah di usia muda. Namun, ada juga beberapa tips efektif yang dapat membantu mereka memiliki rumah pertama. Mari kita lihat informasi selengkapnya di sini. Alasan Milenial & Gen Z Belum Bisa Beli Rumah? Berdasarkan hasil survei di atas, terungkap beberapa alasan mengapa generasi milenial belum memiliki rumah hingga saat ini. 1. Belum menemukan rumah yang tepat Dari hasil survei tersebut, sekitar 28,69% responden mengungkapkan bahwa generasi muda belum menemukan rumah yang sesuai dengan impian mereka. 2. Belum mampu secara finansial Sementara itu, 24,9% responden lainnya menyatakan bahwa mereka belum memiliki kemampuan finansial untuk membeli rumah. 3. Belum mampu membayar cicilan KPR Dapat diketahui bahwa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memiliki rumah di usia muda. Namun demikian, dari hasil survei tersebut, 10,49% generasi milenial mengatakan bahwa mereka belum mampu membayar cicilan KPR. 4. Masih memiliki cicilan lain Adapun sebanyak 10,44% generasi milenial dan gen Z lainnya mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki cicilan utang lain yang harus diselesaikan, sehingga membeli rumah belum menjadi prioritas saat ini. 5. Belum memerlukan dan belum terpikirkan untuk memiliki rumah Dari hasil survei tersebut, sebanyak 5,46% menjawab bahwa mereka belum membutuhkan rumah, sementara sisanya 2,79% generasi milenial mengatakan bahwa membeli rumah belum terpikirkan pada saat ini. Salah satu alasannya juga karena harga properti yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan faktor keuangan lainnya. Penyebab Harga Rumah Naik Tiap Tahun Menurut laporan Media Keuangan Kementerian Keuangan RI, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga properti setiap tahunnya. 1. Inflasi Kenaikan harga rumah umumnya disebabkan oleh inflasi, di mana harga bahan baku yang digunakan untuk membangun properti ikut naik. Oleh karena itu, saat inflasi terjadi, hampir semua sektor mengalami dampak kenaikan harga, termasuk material pembangunan rumah. 2. Naiknya angka harapan hidup Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi kenaikan angka harapan hidup di Indonesia dari 73,4 pada tahun 2020 menjadi 73,5 pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kenaikan angka harapan hidup di Indonesia membawa dampak pada peningkatan permintaan sandang, pangan, dan papan. Terutama pada permintaan papan atau rumah yang mengalami kenaikan sebagai faktor pendorong naiknya harga rumah. 3. Pertumbuhan infrastruktur Peningkatan pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan masyarakat, serta menyediakan fasilitas yang memudahkan aksesibilitas, terus dilakukan di berbagai daerah. Namun, di sisi lain, lahan semakin terbatas dan hal ini juga berdampak pada naiknya harga rumah di sekitar area tersebut. Alasan Milenial dan Gen Z Perlu Memiliki Rumah Segera Memiliki rumah di usia muda memiliki banyak manfaat, dan ada beberapa alasan mengapa kamu harus mempersiapkan diri sedini mungkin. Tidak hanya karena kenaikan harga rumah setiap tahunnya, ada beberapa alasan lain mengapa generasi muda perlu segera memiliki rumah, seperti yang akan dijelaskan berikut ini. 1. Sebagai Investasi Tidak hanya sebagai tempat tinggal, rumah yang kamu beli juga dapat menjadi sumber penghasilan. Dengan kenaikan harga properti yang terus berlangsung, kamu dapat berinvestasi di bidang properti. Salah satu contohnya adalah dengan membeli rumah dan menyewakannya jika tidak ditempati. 2. Harga rumah yang terus naik Jika kamu terus menunda pembelian rumah, harga properti akan terus naik tanpa kamu sadari. Akibatnya, saat kamu benar-benar siap membeli, harganya mungkin sudah sangat tinggi dan sulit untuk dibeli. Jadi, jika kamu telah siap secara finansial, lebih baik memulai untuk membeli atau mencicil rumah impianmu sekarang. 3. Usia masih produktif Karena usianya yang masih muda, jelas bahwa generasi milenial dan gen Z masih mampu produktif dalam menghasilkan banyak pendapatan. Kemampuan untuk bekerja dan menghasilkan uang cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, usia yang masih muda seperti saat ini adalah kesempatan emas untuk menabung dan mengumpulkan uang dengan lebih mudah. Tips Membeli Rumah Pertama Bagi Milenial dan Gen Z Dari survei yang dilakukan, terbukti bahwa membeli rumah bukanlah perkara mudah bagi generasi muda. Akan tetapi, hal itu tidak berarti bahwa kamu tidak mampu untuk membeli rumah. Menurut informasi yang dilansir dari situs resmi CNN, berikut adalah beberapa tips efektif untuk milenial dan gen Z yang ingin membeli rumah pertama: 1. Menetapkan target Agar lebih efektif dalam menabung untuk membeli rumah, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan target tabungan. Untuk menetapkan target tersebut, kamu harus mengetahui harga rumah impianmu terlebih dahulu. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah menyesuaikan target tabungan dengan penghasilan yang kamu dapatkan setiap bulannya. Perlu diingat bahwa harga rumah cenderung terus naik setiap tahunnya, sehingga kamu juga harus mempertimbangkan potensi kenaikan harga rumah impianmu di tahun-tahun mendatang saat menentukan target tabungan. 2. Menabung dan menggunakan rekening berbeda Menabung sebagian penghasilanmu adalah kunci utama untuk memiliki dana membeli rumah. Jika kamu memiliki kebiasaan menabung dengan sisa gajimu, sebaiknya kamu mulai mengubah kebiasaan tersebut. Kamu dapat memulai dengan menentukan jumlah dana yang akan disisihkan dari awal dan langsung memindahkannya ke rekening terpisah. Dengan menggunakan dua rekening yang berbeda, kamu dapat lebih terkontrol dalam mengatur pengeluaran dan membatasinya. 3. Melunasi Semua Utang Disarankan untuk melunasi semua utang atau kredit terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menabung. Utang biasanya memberikan beban yang membuat pengelolaan keuangan semakin sulit, sehingga melunasi utang dapat membantu mempersiapkan diri untuk menabung dengan lebih baik. Setelah semua hutang atau kredit terbayar lunas, fokusmu akan lebih terarah pada menabung uang untuk membeli rumah. 4. Menghindari pola hidup konsumtif Jangan menghabiskan uang untuk hal yang tidak perlu, karena pola hidup konsumtif dapat menghambat kamu dalam menabung. Saat kamu memiliki target untuk membeli rumah, maka penting untuk mencatat setiap pengeluaran dengan baik agar penghasilanmu tidak terbuang sia-sia dan tidak tersisa sedikitpun. 5. Mencari penghasilan tambahan Anda juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan selain dari gaji utama untuk mencapai target tabungan lebih cepat. Lindungi Rumah Impian Dengan Asuransi Rumah Berikut ini adalah tips penting untuk melindungi rumah impianmu dengan solusi perlindungan yang tepat. Asuransi rumah dapat memberikan banyak manfaat bagi keamanan dan perlindungan rumah impianmu. Saat ini, banyak risiko yang bisa terjadi seperti kebakaran atau bencana alam yang bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi pemilik rumah. Oleh karena itu, memiliki asuransi rumah sangat penting untuk melindungi hunianmu dari risiko-risiko tersebut. Manfaat asuransi rumah ternyata cukup banyak : 1. Perlindungan terhadap risiko Asuransi rumah akan memberikan perlindungan terhadap risiko-risiko seperti kebakaran, bencana alam, dan kerusakan fasilitas pada rumah impianmu, bahkan sampai perlindungan jiwa lho. 2. Jaminan finansial Asuransi rumah akan memberikan penggantian finansial jika terjadi hal-hal yang tidak terduga, seperti kebakaran atau bencana alam, untuk membantu membiayai perbaikan rumah. 3. Memberikan rasa tenang Memiliki asuransi rumah akan memberikan ketenangan pikiran bagi pemilik rumah, karena jika suatu saat rumah mengalami kerusakan atau kerugian akibat risiko tertentu seperti kebakaran, bencana alam, atau pencurian, asuransi rumah akan memberikan kompensasi finansial untuk membiayai perbaikan atau penggantian properti yang rusak. Asuransi rumah juga memastikan bahwa perbaikan rumah dapat segera dilakukan tanpa harus mengambil dana darurat atau mengganggu alokasi tabungan untuk target keuangan lainnya. Untuk kamu yang sedang mencari asuransi rumah, IFG Life Credit Protection dapat menjadi salah satu solusi kebutuhanmu dalam memberikan perlindungan terhadap risiko, karena memberikan perlindungan atas kredit berupa manfaat asuransi terhadap risiko meninggal atau risiko cacat tetap total (jika ada) pada Tertanggung (Peserta atas pinjaman kredit dari Bank atau lembaga keuangan resmi lainnya). Kunjungi Bank BTN terdekat di kotamu untuk informasi lebih lanjut seputar produk IFG Life Credit Protection.
thumbnail-article
Asuransi
2025, 02 Februari
Cara Mengatur Keuangan Untuk Keluarga Muda
Kondisi keuangan akan berubah saat sudah berkeluarga dibandingkan saat masih melajang. Oleh karena itu, perlu untuk membicarakan dan merencanakan kebutuhan secara matang agar tercipta kondisi finansial yang sehat. Sebelum membahas bagaimana cara mengatur keuangan, penting untuk memetakan biaya pengeluaran bersama pasangan terlebih dahulu. Hal ini akan membantu dalam menyusun gambaran tentang pengeluaran bulanan. Ada enam biaya yang perlu dipersiapkan, yaitu: Biaya Tempat Tinggal Ketika baru menikah, tempat tinggal menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh pasangan. Biasanya, tinggal sementara di rumah orang tua atau kos menjadi pilihan sebelum memutuskan untuk membeli hunian sendiri. Jika ingin membeli rumah, Anda perlu menghemat dan mengumpulkan dana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Anda. Setelah terkumpul, Anda dapat membayar uang muka dan memilih tenor KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Tenor KPR sendiri terbagi menjadi dua, yaitu tenor pendek (kurang dari 10 tahun) dan tenor panjang (15-20 tahun). Biaya Kebutuhan Harian Perencanaan keuangan tidak lengkap tanpa memperhitungkan biaya kebutuhan sehari-hari seperti air, listrik, gas, transportasi, belanja bulanan, kebutuhan makan, dan berbagai kebutuhan pendukung lainnya. Dengan membuat skema keuangan yang baik, Anda dapat mengatur pengeluaran keuangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dana Pendidikan Sebagaimana kita diketahui, pendidikan memerlukan biaya yang cukup besar. Menurut laporan CNBC Indonesia (4/2/20), Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa rata-rata kenaikan uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10-15% per tahun. Anda dapat mempersiapkan dana pendidikan sebelum anak lahir atau setelah menikah sebagai solusi. Ada beberapa cara untuk mempersiapkan dana pendidikan, seperti menabung, menempatkan uang di deposito, atau melakukan investasi. Dana Darurat Dana darurat adalah sejumlah uang yang disiapkan untuk mengatasi situasi tak terduga di masa depan dan hanya digunakan untuk keadaan darurat yang tidak dapat ditangani dengan rencana keuangan biasa. Situasi yang memerlukan penggunaan dana darurat antara lain meliputi biaya perbaikan rumah akibat musibah seperti kebakaran atau banjir, biaya perbaikan kendaraan setelah kecelakaan, biaya hidup saat mengalami PHK, dan situasi darurat lainnya ataupun sakit. Dana darurat yang dibutuhkan tergantung pada situasi keuangan keluarga. Sebagai contoh, bagi pasangan yang baru menikah tanpa anak, dana darurat yang perlu disiapkan sekitar 9 kali jumlah pengeluaran bulanan. Sedangkan bagi pasangan yang sudah memiliki anak, dana darurat yang perlu disiapkan sekitar 12 kali jumlah pengeluaran bulanan. Biaya Entertainment Beberapa hiburan yang bisa Anda lakukan untuk membuat pikiran menjadi segar setelah melewati minggu yang sibuk antara lain makan di restoran dan mengejar hobi. Perlu diingat bahwa biaya untuk kegiatan bersenang-senang juga perlu direncanakan dengan matang. Anda dapat mempertimbangkan intensitas kegiatan dalam sebulan dan mengalokasikan dana yang dibutuhkan. Dengan cara ini, Anda dapat menikmati kegiatan yang menyenangkan tanpa harus menguras isi dompet. Asuransi Jangan lupa yang satu ini, setelah mengeluarkan berbagai biaya di atas, untuk melindungi diri dan keluarga dengan asuransi. Ada beberapa jenis asuransi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, dan lain-lain. Selain itu, untuk yang memilih berbasis syariah, juga tersedia asuransi dengan prinsip syariah. Anda cukup fokus dengan Impian keluarga, dan jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti terkena penyakit dan membutuhkan biaya, asuransi LifeCHOICE dari IFG Life memberikan manfaat penyakit kritis yang lengkap dengan total 59 kondisi penyakit kritis dengan jaminan uang kembali jika tidak ada klaim selama polis aktif. Lihat manfaat LifeCHOICE sekarang.
person
dowload background

Life by IFG

Jalani hidup dengan easy tanpa worry.

Download Life by IFG sekarang.

download ifg life app on google playdownload ifg life app on app store
download ifg life app
Instagram
X
Youtube
Facebook
Linkedin
TikTok
certification CBQA
certification TUV
Instagram
X
Youtube
Facebook
Linkedin
TikTok
certification CBQA
certification TUV
Copyright © 2023-2025 IFG Life