Dalam beberapa waktu terakhir, telah terjadi peningkatan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia. Menteri Kesehatan RI mengungkapkan bahwa hingga tanggal 26 Oktober 2022, kasus gangguan ginjal akut atipikal atau disebut juga Acute Kidney Injuries (AKI) telah menimpa 269 anak dengan tingkat kematian atau fatality rate yang cukup tinggi, mencapai 58 persen atau sebanyak 157 anak.
Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari kasus sebelumnya, yaitu pada tanggal 24 Oktober lalu yang melaporkan total 245 kasus dengan angka kematian mencapai 143 anak.
Kondisi ini tentu memicu kekhawatiran yang serius di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, sebagai orang tua, apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi masalah ini? Berikut adalah beberapa fakta yang perlu diketahui untuk melindungi anak dari risiko gagal ginjal.
Penyebab Gagal Ginjal Akut Pada Anak
Gangguan gagal ginjal akut misterius pada anak pertama kali terjadi tahun 2022 di Gambia dan menyebabkan 66 anak meninggal dunia.
WHO sebagai Organisasi Kesehatan Dunia segera mengambil tindakan dengan mengeluarkan peringatan tentang adanya kandungan etilen glikol pada empat jenis obat-obatan syrup yang beredar di wilayah tersebut, yang diduga menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut pada anak-anak.
Senada dengan WHO, Menteri Kesehatan RI mengemukakan bahwa kemungkinan penyebab kasus gagal ginjal yang menyerang anak di bawah usia 5 tahun adalah adanya senyawa kimia yang mencemari obat-obatan syrup. Hal ini merujuk pada temuan WHO yang menunjukkan adanya kandungan etilen glikol pada empat jenis sirup yang diduga menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut pada anak.
Ketiga senyawa kimia yang dimaksud adalah Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butyl Ether (EGBE). Kandungan senyawa kimia tersebut diduga menjadi penyebab kerusakan ginjal karena dapat memicu produksi asam oksalat dalam tubuh dan membentuk kristal di dalam ginjal.
EG dan DEG merupakan zat pencemar yang biasanya digunakan dalam industri pembuatan cat dan tinta. Efek dari zat ini pada kesehatan manusia termasuk mual, muntah, diare, serta kerusakan pada organ ginjal, hati, dan sistem saraf pusat.
Gejala Gangguan Ginjal Akut
Beberapa gejala yang muncul ketika anak mengalami gangguan gagal ginjal perlu diketahui agar orang tua dapat siaga dan waspada. Gejala-gejala tersebut antara lain:
· Diare.
· Batuk dan pilek.
· Mual dan muntah.
· Demam selama tiga hingga lima hari.
· Berkurangnya jumlah air seni bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali
Pertolongan Pertama Saat Anak Memiliki Gejala
Dilaporkan oleh laman Kompas dan National Health Service (NHS) Britania Raya, langkah-langkah pertama yang dapat diambil pada pasien gagal ginjal adalah sebagai berikut:
· Meningkatkan asupan cairan dan minuman lain untuk mencegah dehidrasi.
· Mengambil antibiotik jika terjadi infeksi.
· Menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu jika memungkinkan.
· Jika ada penyumbatan, dokter dapat merekomendasikan penggunaan kateter urin dengan pengawasan yang tepat.
Jika gejala yang ditunjukkan anak sudah lebih serius, jangan ragu untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan pemeriksaan dan perawatan dengan lebih cepat.
Apakah Gangguan Ginjal Akut Pada Anak Bisa Sembuh?
Prof. Dr. dr. Sudung O. Pardede, Sp. A (K) yang merupakan dokter spesialis dan konsultan anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyatakan bahwa gagal ginjal pada anak dapat sembuh, seperti dilaporkan di laman resmi Kompas (25/10/2022)
Referensi: https://health.kompas.com/read/2022/10/25/090100268/apakah-gagal-ginjal-akut-pada-anak-bisa-sembuh-ini-kata-dokter?page=all#:~:text=Dokter%20spesialis%20anak%20konsultan%20dari%20Divisi%20Nefrologi%20Rumah,umumnya%20gagal%20ginjal%20akut%20pada%20anak%20bisa%20sembuh. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Gagal Ginjal Akut pada Anak Bisa Sembuh? Ini Kata Dokter…", Klik untuk baca:
https://health.kompas.com/read/2022/10/25/090100268/apakah-gagal-ginjal-akut-pada-anak-bisa-sembuh-ini-kata-dokter?page=all. Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6 Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Namun, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesembuhan penyakit ini, yaitu:
· Usia anak atau bayi yang terkena gangguan gagal ginjal akut.
· Kadar gizi dari anak dan bayi yang sakit.
· Ada tidaknya komplikasi pada ginjal.
· Kecepatan waktu penanganan.
· Efektivitas penanganan oleh tenaga medis.
Menurut penjelasan Prof. Dr. dr. Sudung , obat Fomepizole dapat menjadi harapan baru dalam pengobatan gagal ginjal pada anak. Obat ini telah diberikan kepada pasien di RSCM dan telah memberikan hasil dan perkembangan yang baik. Sayangnya, obat Fomepizole tidak tersedia di Indonesia, namun dapat didapatkan di Singapura.
Demi mengatasi kekurangan obat Fomepizole di Indonesia, pemerintah telah mengimpor obat ini dari beberapa negara. Kementerian Kesehatan mencatat bahwa sebanyak 30 vial obat telah didatangkan dari Singapura, dan pihaknya berencana memesan tambahan 70 vial. Selain itu, dari Australia juga telah dipesan sebanyak 16 vial obat tersebut.
Indonesia telah menerima donasi 200 vial obat Fomepizole dari perusahaan Takeda Jepang. Obat tersebut akan disediakan secara gratis untuk pasien, dengan satu vial untuk satu pasien per siklus pengobatan. Pemerintah berharap bahwa dengan adanya obat antidotum ini, pengobatan pada pasien gagal ginjal akut bisa lebih cepat dilakukan.