Dalam mengelola keuangan, sering kali muncul pertanyaan mengenai mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, asuransi atau dana darurat. Keduanya memiliki peran penting dan perlu dikelola dengan baik untuk mencapai keuangan yang mandiri. Namun, terdapat prioritas yang perlu dipertimbangkan berdasarkan skala kepentingannya.
Skala prioritas dalam manajemen keuangan dapat diukur dengan menggunakan piramida perencanaan keuangan. Piramida perencanaan keuangan adalah serangkaian langkah yang harus kita capai untuk mencapai tujuan hidup melalui manajemen keuangan. Terdapat enam aspek utama yang tercakup dalam perencanaan keuangan ini.
Empat langkah prioritas dalam manajemen keuangan
Ada enam aspek keuangan dalam piramida keuangan yang perlu diprioritaskan berdasarkan skala prioritas. Keenam aspek tersebut mencakup perencanaan arus kas, perencanaan risiko, perencanaan investasi, dan perencanaan dana pensiun. Setiap aspek ini harus diamankan dalam setiap tahap langkah piramida keuangan.
1. Perencanaan arus kas
Dalam tahap dasar piramida keuangan, terdapat tiga hal yang perlu dikelola dengan baik. Pertama, adalah neraca keuangan yang melibatkan pencatatan aset dan kewajiban secara rutin, minimal enam bulan atau setahun sekali. Kedua, adalah pengelolaan arus masuk dan arus keluar, yang melibatkan pengaturan pendapatan dan pengeluaran agar seimbang. Terakhir, adalah mengukur kesehatan keuangan melalui financial checkup secara berkala untuk mengevaluasi dan memperbaiki kondisi keuangan kita.
Dalam mengelola arus masuk dan keluar, kita dapat memulainya dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran bulanan. Dari pencatatan ini, kita dapat mengetahui rasio-rasio kesehatan keuangan saat dilakukan financial checkup. Salah satu indikator keuangan yang sehat adalah memiliki dana darurat yang mencukupi, idealnya tiga hingga enam kali jumlah pengeluaran bulanan. Memprioritaskan pembentukan dan pengamanan dana darurat ini akan membantu melindungi kestabilan keuangan kita dalam menghadapi kejadian tak terduga.
Seperti namanya, dana darurat memiliki tujuan untuk mengatasi kebutuhan mendesak, seperti menghadapi biaya tak terduga yang muncul akibat musibah, bencana, kecelakaan, atau penyakit. Ketika dana darurat digunakan, penting bagi kita untuk segera menggantinya. Oleh karena itu, di bulan-bulan berikutnya, kita perlu mengalokasikan sebagian dari pengeluaran kita untuk memulihkan dana darurat tersebut, sehingga rasio dana darurat kita kembali ke level yang ideal. Dengan melakukan hal ini, kita dapat menjaga kesiapan finansial kita dalam menghadapi situasi tak terduga.
2. Perencanaan manajemen risiko
Setelah berhasil mengelola arus kas dengan baik, langkah selanjutnya dalam piramida perencanaan keuangan adalah manajemen risiko. Dalam kehidupan, kita dihadapkan pada berbagai risiko finansial yang dapat mempengaruhi diri sendiri maupun keluarga. Risiko-risiko finansial tersebut meliputi risiko kematian dini, risiko hidup terlalu lama, risiko sakit, dan risiko cacat.
Dalam mengelola risiko-risiko tersebut, langkah yang dapat kita ambil adalah dengan memiliki asuransi yang sesuai. Misalnya, saat kita pertama kali bekerja dan masih belum memiliki tanggungan, risiko finansial akibat sakit menjadi lebih signifikan daripada risiko finansial akibat kematian. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan menjadi penting pada saat tersebut. Selanjutnya, ketika kita menikah, memiliki pasangan dan anak, atau meskipun masih lajang tetapi memiliki tanggungan finansial, maka memiliki asuransi jiwa menjadi perlu untuk melindungi keluarga atau tanggungan kita.
Setelah memahami pentingnya mengamankan dana darurat, kita perlu melangkah ke tahap selanjutnya dalam perencanaan keuangan. Selain memiliki dana darurat yang aman, penting juga untuk mempersiapkan perlindungan finansial agar dana darurat atau tabungan yang telah kita siapkan tidak terancam jika terjadi risiko tak terduga.
3. Perencanaan investasi
Tahap selanjutnya dalam piramida keuangan yang perlu diperhatikan adalah perencanaan investasi. Salah satu keterampilan penting dalam kecerdasan finansial adalah kemampuan mengelola investasi. Dengan melakukan manajemen investasi yang baik, seseorang dapat mengembangkan asetnya dan mencapai berbagai tujuan keuangan, seperti pernikahan, pendidikan anak, persiapan dana pensiun, tujuan keagamaan, dan lain sebagainya.
Selain melakukan investasi, penting juga untuk mengelola risiko kerugian yang mungkin terjadi dalam investasi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode risk profiling, yaitu mengidentifikasi profil risiko pribadi dan mengelola investasi sesuai dengan profil tersebut. Selain itu, diversifikasi aset juga perlu dilakukan untuk mengurangi risiko dengan mendistribusikan investasi ke berbagai jenis aset. Selain itu, penting juga untuk menyesuaikan durasi investasi dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai.
4. Perencanaan dana hari tua
Untuk memastikan kecukupan dana saat pensiun dan lanjut usia, penting bagi kita untuk melakukan perencanaan dana hari tua. Dalam perencanaan ini, kita perlu mempertimbangkan gaya hidup yang diinginkan serta memilih instrumen keuangan yang tepat, seperti dana pensiun, untuk membantu mencapai tujuan tersebut. Perencanaan dana hari tua melibatkan pengelolaan keuangan yang bijaksana, perencanaan risiko dengan asuransi yang memadai, perencanaan investasi yang terencana, serta perencanaan pajak yang cermat. Dengan menggabungkan semua aspek ini, kita dapat mempersiapkan dana hari tua dengan lebih baik.