Beranda

/

Berita

/

Detail Berita

Asuransi

Anti Seleksi adalah Istilah Umum dalam Asuransi, Ini Penjelasannya

user-icon
Dimas Setianto | 2023, 02 Desember
share-iconShare
Anti Seleksi adalah Istilah Umum dalam Asuransi, Ini Penjelasannya

Anti seleksi adalah salah satu istilah penting dalam asuransi. Istilah ini muncul saat seseorang mengajukan asuransi dan telah melewati proses underwriting. Proses underwriting atau proses seleksi risiko dengan mengisi kuesioner yang berkaitan dengan data diri, riwayat kesehatan, riwayat penyakit dalam keluarga, penyakit berat yang pernah diderita, dan sebagainya (khususnya asuransi kesehatan dan jiwa).
Setelah Anda mengirim formulir pengajuan asuransi, underwriter akan memeriksa dan mengidentifikasinya. Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus bagi petugas seleksi risiko (underwriter) dalam proses underwriting adalah anti seleksi. Apa itu anti seleksi? Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut! 
Definisi Anti Seleksi dalam Asuransi 
Anti seleksi adalah kecenderungan seseorang yang risikonya lebih besar dibanding dengan yang berisiko standar untuk mengajukan permohonan asuransi. Anti seleksi mengacu pada adanya kecenderungan yang lebih besar untuk masuk asuransi atau memperpanjang asuransinya bagi
orang yang tingkat risikonya diatas rata-rata dibandingkan dengan mereka yang risikonya berada pada rata-rata atau risiko yang lebih kecil. Misalnya, tertanggung pada asuransi kesehatan memiliki catatan kesehatan yang buruk atau bekerja di tempat yang risiko kecelakaannya tinggi seperti pilot yang memerlukan penanganan khusus. Jadi, apabila seseorang memiliki harapan masa hidup yang lebih singkat dari rata-rata harapan masa hidup pada umumnya dapat dikategorikan sebagai anti seleksi. 

Pengaruh Anti Seleksi Bagi Perusahaan Asuransi 

Anti seleksi sangat mempengaruhi kestabilan laba suatu perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi menganggap orang-orang dengan kesehatan buruk atau bekerja dengan risiko kecelakaan tinggi cenderung mendaftarkan dirinya ke asuransi. Oleh karena itu, peran underwriter pada proses underwriting sangat besar dalam menghindari anti seleksi. Selain itu, mereka juga harus membuat keputusan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan asuransi. Apabila perusahaan asuransi khususnya underwriter tidak memperhitungkan kemungkinan anti seleksi dalam meneliti formulir surat permintaan, maka perusahaan asuransi kemungkinan besar akan menanggung banyak orang yang tingkat risiko kecelakaan tinggi dan harapan masa hidupnya rendah. Hal tersebut akan menyebabkan perusahaan asuransi menderita kerugian jauh lebih besar dan membayar klaim meninggal lebih tinggi daripada yang diperkirakan pada saat menetapkan jumlah premi. Ada beberapa cara untuk menghindari anti seleksi yakni dengan membuat klausa-klausa seperti pre-existing condition, pengecualian, dan masa tunggu polis. 

Apa Pengaruh Anti Seleksi Bagi Calon Nasabah? 

Anti seleksi sangat menentukan kategori risiko calon tertanggung bahkan dapat menjadi penyebab gagalnya atau ditolaknya permohonan asuransi seseorang. Dengan begitu, anti seleksi memiliki pengaruh terhadap calon nasabah terutama bagi mereka yang masuk ke dalam kategori anti seleksi. Misalnya, calon nasabah menderita penyakit kanker stadium akhir, kemudian ingin mengajukan asuransi ke sebuah perusahaan asuransi jiwa. Dalam proses seleksi risiko, ada potensi permohonan asuransi calon tertanggung ditolak oleh underwriter apabila risiko yang dimiliki nasabah tersebut sangat tinggi hingga menyebabkan kerugian pada perusahaan (decline risk). Namun, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan permohonan asuransi calon tertanggung dapat diterima. Misalkan dengan dikenakan premi sub standar (premi khusus) disebabkan resikonya sub standar (resiko khusus) oleh perusahaan asuransi jiwa.

Contoh lain yakni dalam pengajuan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan, seorang calon tertanggung berusia 40 tahun, bergaya hidup kurang sehat (aktif merokok), dan memiliki riwayat penyakit kritis di keluarga akan memiliki bobot risiko lebih besar (anti-seleksi) dibanding calon tertanggung berusia 30 tahun, tidak merokok dan tidak memiliki riwayat penyakit kritis di keluarga. Alhasil, karena risiko lebih besar, premi yang dikenakan akan lebih mahal. Oleh karena itu, jika Anda tidak ingin masuk ke dalam golongan anti seleksi maka asuransikan diri sedini mungkin ketika kondisi kesehatan masih baik atau mengasuransikan barang ketika masih dalam good condition serta mengikuti proses underwriting dengan jujur supaya lancar dan kemungkinan ditolaknya permohonan asuransi atau klaim kecil.

Berita Terbaru
Anti Seleksi adalah Istilah Umum dalam Asuransi, Ini Penjelasannya
Hidup Sehat
Tuberkulosis: Tantangan Kesehatan yang Bisa Diatasi
Masalah penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu perhatian serius dalam bidang kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut laporan dari Global TB WHO 2023, Setiap tahunnya, ada sekitar 824.000 kasus terlapor dan 93.000 kematian di Indonesia diakibatkan oleh penyakit tuberkulosis. Rata-rata 11 orang meninggal per jam akibat TBC nasional. Bahkan, angka kasus TBC di Indonesia bisa dibilang termasuk yang tertinggi di dunia. Mitos & Fakta Seputar TBC Mitos-mitos seputar TBC menjadi faktor yang membuat masyarakat ragu untuk melakukan pemeriksaan TBC sejak awal. Banyak dari mitos tersebut memiliki nuansa mistis dan tidak memiliki dasar medis yang terbukti. Akibatnya, banyak yang terlambat mendapatkan penanganan yang tepat untuk penyakit ini. Untuk menghindari penyebaran mitos yang tidak benar, penting bagi kita untuk memahami fakta seputar penyakit TBC. Berikut adalah beberapa fakta penting yang perlu diketahui: TBC Adalah Penyakit Genetis Terdapat anggapan keliru bahwa TBC adalah penyakit genetis, padahal TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis . Penularannya terjadi melalui udara yang terkontaminasi percikan air liur saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Meski sering menyebar di antara anggota keluarga, hal itu bukan karena faktor keturunan, melainkan karena kontak erat di lingkungan yang sama. Oleh karena itu, menjaga kebersihan, ventilasi ruangan yang baik, dan menghindari kontak dekat dengan penderita TBC aktif merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Orang Terinfeksi TBC Pasti Alami Kondisi Parah Banyak orang mengira bahwa penderita TBC selalu dalam kondisi tidak sehat, padahal faktanya sebagian besar orang pernah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis setidaknya sekali seumur hidup. Namun, tidak semua infeksi berkembang menjadi penyakit. Dalam banyak kasus, sistem kekebalan tubuh mampu mengendalikan bakteri dan mencegahnya berkembang, yang dikenal sebagai infeksi laten—bakteri tetap ada dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala. Sekitar 90% individu yang terinfeksi bakteri TBC mengalami kondisi laten ini. Hanya sekitar 10% dari mereka yang terinfeksi yang akan mengembangkan TBC aktif, terutama jika sistem kekebalan tubuh mereka melemah. Faktor-faktor seperti usia, kondisi medis tertentu, dan lingkungan dapat memengaruhi perkembangan penyakit. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa infeksi TBC tidak selalu berarti menderita penyakit aktif. Namun, mengingat tingginya kasus TBC di Indonesia, pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi medis jika ada gejala atau riwayat paparan tetap sangat dianjurkan. Risiko Terinfeksi TBC Hanya di Masyarakat Ekonomi Bawah Miskonsepsi tentang TBC masih sering muncul, seperti anggapan bahwa penyakit ini hanya menyerang orang dengan status ekonomi rendah. Padahal, siapa pun bisa terinfeksi TBC, terutama mereka dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, pengguna obat imunosupresif, atau individu dengan kondisi medis tertentu. Malnutrisi juga meningkatkan risiko infeksi karena melemahkan sistem kekebalan tubuh, terutama jika tubuh kekurangan vitamin D, protein, dan zat besi. Kontak langsung dan jangka panjang dengan penderita TBC yang belum diobati, seperti dalam lingkungan rumah tangga, juga menjadi faktor risiko utama. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis , yang menyebar melalui percikan air liur saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Oleh karena itu, penting untuk memahami fakta yang benar mengenai TBC dan melakukan langkah pencegahan yang tepat, seperti menjaga daya tahan tubuh melalui pola makan sehat, menghindari kontak erat dengan penderita yang belum diobati, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. Infeksi TBC Hanya Berdampak ke Paru-Paru Bakteri TBC umumnya menginfeksi paru-paru karena saluran pernapasan adalah jalur masuk utama. Di paru-paru, bakteri berkembang dan menyebabkan infeksi, namun jika tidak diobati, dapat menyebar ke organ lain seperti ginjal, tulang, otak, dan kelenjar getah bening melalui aliran darah atau sistem limfatik. Ketika infeksi menyebar ke luar paru-paru, kondisi ini disebut tuberkulosis ekstrapulmoner, yang bisa menyerang berbagai organ tergantung lokasi infeksi. Jenis-jenis TBC ekstrapulmoner meliputi TB tulang, TB kelenjar getah bening, dan TB usus. TB tulang biasanya menyerang tulang belakang atau panggul dan menimbulkan nyeri atau gangguan gerak. TB kelenjar ditandai dengan pembengkakan, terutama di leher atau ketiak, sementara TB usus menyebabkan gangguan pencernaan, diare kronis, dan penurunan berat badan. Karena itu, deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pemantauan rutin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius akibat penyebaran TBC ke organ tubuh lainnya. TBC Tidak Bisa Diobati Salah satu mitos yang sering muncul tentang TBC adalah anggapan bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan, padahal kenyataannya sebagian besar penderita TBC memiliki peluang sembuh yang sangat tinggi jika menjalani pengobatan secara rutin dan tepat. Menurut Hellosehat, sekitar 99% penderita dapat sembuh bila mengikuti pengobatan yang direkomendasikan selama enam hingga sembilan bulan dengan kombinasi obat anti-TBC. Konsistensi dalam menjalani pengobatan sangat penting, karena jika tidak dilakukan secara teratur, bakteri TBC bisa kembali berkembang. Oleh karena itu, penderita perlu mematuhi instruksi medis, mengonsumsi obat sesuai jadwal, dan rutin berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kesembuhan optimal. Penularan TBC Sangat Mudah Meskipun TBC adalah penyakit menular, penularannya tidak semudah yang dibayangkan dan membutuhkan kontak intensif dalam jangka waktu lama dengan penderita infeksi aktif, terutama melalui percikan air liur saat batuk atau bersin di lingkungan tertutup. Karena itu, tidak perlu mengasingkan atau mendiskriminasi penderita TBC. Penderita yang menjalani pengobatan secara tepat dan konsisten memiliki risiko penularan yang jauh lebih rendah. Selain itu, tindakan pencegahan seperti menutup mulut saat batuk, menggunakan masker, menjaga kebersihan, dan memastikan ventilasi yang baik dapat membantu meminimalkan risiko penyebaran. Kesimpulan Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada penderita TBC. Mereka juga berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif. Edukasi mengenai fakta-fakta TBC serta langkah-langkah pencegahan penularan yang tepat akan membantu menghilangkan stigma dan membangun lingkungan yang inklusif untuk penderita TBC.
Anti Seleksi adalah Istilah Umum dalam Asuransi, Ini Penjelasannya
Asuransi
Bagaimana Cara Mengajukan Klaim Asuransi Jiwa
Saat ini masih banyak orang yang belum mengetahui cara mengajukan pengembalian uang (reimbursement) untuk asuransi, termasuk cara mengajukan klaim asuransi jiwa. Perusahaan asuransi berkewajiban untuk melakukan pembayaran klaim uang pertanggungan asuransi jiwa. Ahli waris yang namanya terdaftar dalam asuransi berhak untuk mengajukan klaim tersebut. Jadi, jangan ragu untuk mengajukan klaim uang pertanggungan yang menjadi hak keluarga tertanggung. Tata cara pengajuan klaim sebenarnya relatif mudah, bahkan kebanyakan perusahaan asuransi telah menjelaskan caranya pada situs web resmi. Berikut 4 cara untuk menagih klaim asuransi jiwa yang sudah menjadi hak keluarga tertanggung: Hubungi Perusahaan Asuransi Untuk menghubungi pihak asuransi, keluarga harus diwakili oleh ahli waris yang namanya terdaftar dalam asuransi tertanggung. Ahli waris harus memberitahukan kepada pihak asuransi bahwa tertanggung telah meninggal. Proses ini akan didukung dengan dokumen-dokumen seperti surat kematian tertanggung dan polis asuransi. Surat kematian akan menjelaskan waktu, tempat, dan penyebab meninggalnya tertanggung. Surat ini dapat diperoleh di rumah sakit tempat tertanggung dirawat atau di instansi pemerintah setempat. Ingatlah bahwa surat kematian adalah langkah penting dalam mengajukan klaim asuransi jiwa sebagai bukti kematian tertanggung. Lakukan Wawancara Dengan Perusahaan Asuransi Setelah menerima dokumen dari ahli waris, pihak perusahaan asuransi akan menghubungi ahli waris untuk melakukan proses wawancara. Perusahaan asuransi akan mengecek kebenaran kabar meninggalnya tertanggung. Selain itu, perusahaan asuransi juga akan memastikan bahwa semua dokumen polis asuransi dan status polis telah diserahkan kepada ahli waris yang terdaftar dalam asuransi. Minta Formulir Klaim Asuransi Jika proses wawancara berlangsung lancar, pihak perusahaan asuransi akan mengirimkan formulir klaim asuransi jiwa. Ahli waris harus mengisi formulir tersebut dan segera mengirimkannya kembali kepada pihak asuransi untuk diperiksa keabsahannya. Berikut 6 dokumen untuk dicantumkan pada formulir klaim asuransi: Polis dan endorsement asli Fotokopi semua hasil pemeriksaan laboratorium & radiologi Fotokopi KTP atau identitas dari penerima uang pertanggungan Surat keterangan meninggal dari dokter/rumah sakit, berisikan penyebab dari kematian tertanggung Surat keterangan meninggal dunia dari pemerintah setempat Surat keterangan kepolisian atau Berita Acara Pemeriksaan (BAP) asli jika tertanggung meninggal dunia karena kecelakaan Verifikasi Dokumen Juga Persetujuan Dokumen dan formulir yang telah diterima kemudian akan diverifikasi kembali oleh pihak perusahaan asuransi. Jika dokumen tersebut dianggap benar dan sah, perusahaan asuransi akan segera menghitung jumlah uang pertanggungan yang harus dibayarkan kepada ahli waris. Perlu diingat bahwa proses pengeluaran dana asuransi akan memakan waktu cukup lama, terutama jika klaim asuransi jiwa ahli waris mencapai jumlah yang cukup besar, seperti di atas satu miliar rupiah. Bagi Anda tulang punggung keluarga, jangan lupa memberikan yang tebaik bagi keluarga, asuransi Jiwa LifeCOVER membantu keluarga Anda tetap aman secara finansial jika hal tak terduga terjadi.​ Manfaat produk: ​ Memberikan warisan (bekal finansial) kepada keluarga tersayang.​ Manfaat tutup usia karena kecelakaan.​ Manfaat tutup usia bukan karena kecelakaan.​ Premi mulai dari Rp25ribu/bulan, ​ Total manfaat hingga Rp5miliar* ​ Tanpa medical check up untuk manfaat Rp1,5 miliar Cek LifeCOVER sekarang!
Anti Seleksi adalah Istilah Umum dalam Asuransi, Ini Penjelasannya
Hidup Sehat
Mengatasi Burnout di Era Digital
Sekarang adalah era digital, dunia sudah mulai meninggalkan cara lama yang sifatnya primitif dan cara lama bahkan disebut ketinggalan zaman. Segala sesuatu sekarang bersifat digital. Mulai dari dunia kerja, dunia pendidikan, dan bahkan untuk keperluan sehari bersama kesayangan kita. Akan tetapi, dengan kemudahan lewat bantuan digital, bukan berarti sempurna. Tetap ada tantangan atau penghambat yang kita hadapi yang justru menghambat pekerjaan kita yang ingin kita bereskan. Salah satu faktornya adalah kelelahan mata, karena terlalu lama di depan digital screen atau layar gadget, yang bahkan bisa menimbulkan sakit kepala. Bahkan jika kita tidak memberi batasan dalam menyerapkan informasi secara digital, itu akan menghilangkan konsentrasi kita oleh karena terlalu banyak pengetahuan yang kita serap tanpa memberi waktu istirahat. Terlebih lagi, meluangkan waktu secara digital dapat menimbulkan depresi pada seseorang. Terutama jika mereka secara lama menelusuri media sosial, yang dapat memicu rasa kesepian atau tidak bersyukur. Dengan kemudahan mencari informasi dan keluwesan aliran pengetahuan, yang bisa dicapai dimanapun dan kapanpun ini juga menyebabkan orang memiliki rasa FOMO (Fear of Missing Out) karena takut tertinggalkan oleh berita terbaru atau seputaran yang lagi viral di media. Jika tidak diatasi, maka akan terus menerus menggali informasi baru dengan rasa kecemasan. Kemunculan media sosial membuat segala postingan atau uploads mudah tersebar meluas, yang menciptakan informasi baru bahkan di setiap detik. Realita ini dapat memberi tekanan secara sosial pada individu karena harus terus mengejar yang terbaru. Jadinya gimana dong untuk mengatasi atau mencegah agar nggak burnout di era digital ini? simak cara-cara berikut yang dapat membantu kamu agar tetap sehat dan secara mental secure di era digital ini. Atur Prioritas Kepentingan Kamu Setiap hari, kamu bisa merangkai To-Do List yang dapat membantu kamu mengerjakan tugas yang lebih urgent. Dengan cara ini, kamu bisa menghindari burnout karena tumpukan tugas dan jauh lebih ada waktu untuk istirahat yang cukup. Aplikasi seperti Trello atau Trasana bisa menjadi cara untuk manajemen tugas kamu, agar segala tugas bisa terlabel tergantung urgensinya. Berikan Waktu untuk Istirahat Tentunya tak kalah debat kalau istirahat menjadi cara untuk mengatasi kewalahan atau Burnout. Di setiap saat kamu lagi fokus mengerjakan suatu tugas, atau analisis informasi, sebaiknya memberi waktu untuk istirahat bahkan jika sejenak saja. Agar bisa diterapkan secara efektif, kamu bisa mengikuti Pomodoro Technique, dimana kamu akan bekerja selama 25 menit dan istirahat selama 5 menit. Teknik ini juga bisa kamu atur sendiri sesuai beban kerja atau kenyamanan kamu, asal semua kerjaan terselesaikan. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Kesehatan fisik dan mental menjadi salah satu kunci kuat dalam mengatasi Burnout di era digital ini. Berolahraga tiap hari selama 30 menit terbukti dapat melepaskan endorfin yang dapat membuat badan jauh lebih bugar. Pola makan seimbang dan asupan yang tepat porsi juga menjadi pengaruh dalam kesehatan fisik yang bisa mengakomodasi melawan Burnout. Di saat dimana kamu merasa stres atau kewalahan, kebiasaan untuk mengatur pernapasan dapat membantu pikiranmu menjadi lebih rileks dan terkontrol. Ini bisa ditambah dengan meditasi secara rutin, yang bisa melatih mental menjadi lebih terarah. Mengenali Penanda Burnout Orang terbiasa mengabaikan tanda burnout atau bahkan tidak mengenali sama sekali gejala/penanda yang memberi tahu kalau pikiran atau badan kita akan segera menuju pada Burnout. Padahal dengan mengetahuinya kita bisa melakukan upaya secara pradini dalam upaya mencegah terjadinya Burnout. Secara fisik gejala Burnout bisa diketahui ketika seseorang mengalami insomnia, kelelahan kronis, atau sakit kepala. Secara emosional gejala bisa diketahui ketika seseorang merasa tidak semangat, cemas, atau merasa terisolasi. Sebaiknya selalu waspada terhadap gejala-gejala ini meskipun kamu dituntut oleh beban pekerjaan berat atau kebiasaan untuk menjalankan gaya hidup yang produktif yang jika tidak diawasi akan menyebabkan efek yang justru kontraproduktif. Mengadakan Puasa Digital Salah satu yang pasti sering kita gunakan di era digital ini adalah gadget atau smartphone dimana kita suka melibatkan diri dalam aktivitas media sosial. Tanpa disadari, ini mempengaruhi kesehatan mental kita secara negatif. Meskipun kita ada tuntutan untuk secara aktif menelusuri media sosial untuk mengetahui viralitas yang baru, tidak ada manfaatnya jika kita tidak membatasi diri karena dapat menurunkan kesehatan kamu secara mental. Terutama jika terlalu lama melihat postingan orang lain yang dapat menciptakan rasa kesepian atau kecemasan. Saat mengadakan puasa ini bukan berarti absen dari kegiatan, kamu masih bisa melaksanakan kegiatan lain seperti membuka aplikasi lain yang jauh lebih selektif seperti YouTube atau berita seperti Detik. Akan tetapi jika kamu berasa mata kelelahan atau mulai merasakan kepala pusing, sebaiknya berpindah ke aktivitas lain yang tidak bersifat digital seperti olahraga atau meditasi. Penutup Secara kesimpulan, era digital ini mendorong kita sebagai individu untuk mengerjakan segala sesuatu dengan alat teknologi yang ada seperti gadgets. Meskipun ini memudahkan kehidupan kerja maupun kehidupan pribadi kita, sebaiknya kita mempunyai kesadaran diri untuk membatasi waktu di hadapan layar digital demi kesehatan fisik dan mental kita.
comment-icon
0 Komentar
profile-icon

Belum ada komentar...
Kamu mungkin juga suka berita ini
thumbnail-article
Hidup Sehat
2025, 23 Juli
Tuberkulosis: Tantangan Kesehatan yang Bisa Diatasi
Masalah penyakit tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu perhatian serius dalam bidang kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut laporan dari Global TB WHO 2023, Setiap tahunnya, ada sekitar 824.000 kasus terlapor dan 93.000 kematian di Indonesia diakibatkan oleh penyakit tuberkulosis. Rata-rata 11 orang meninggal per jam akibat TBC nasional. Bahkan, angka kasus TBC di Indonesia bisa dibilang termasuk yang tertinggi di dunia. Mitos & Fakta Seputar TBC Mitos-mitos seputar TBC menjadi faktor yang membuat masyarakat ragu untuk melakukan pemeriksaan TBC sejak awal. Banyak dari mitos tersebut memiliki nuansa mistis dan tidak memiliki dasar medis yang terbukti. Akibatnya, banyak yang terlambat mendapatkan penanganan yang tepat untuk penyakit ini. Untuk menghindari penyebaran mitos yang tidak benar, penting bagi kita untuk memahami fakta seputar penyakit TBC. Berikut adalah beberapa fakta penting yang perlu diketahui: TBC Adalah Penyakit Genetis Terdapat anggapan keliru bahwa TBC adalah penyakit genetis, padahal TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis . Penularannya terjadi melalui udara yang terkontaminasi percikan air liur saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Meski sering menyebar di antara anggota keluarga, hal itu bukan karena faktor keturunan, melainkan karena kontak erat di lingkungan yang sama. Oleh karena itu, menjaga kebersihan, ventilasi ruangan yang baik, dan menghindari kontak dekat dengan penderita TBC aktif merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Orang Terinfeksi TBC Pasti Alami Kondisi Parah Banyak orang mengira bahwa penderita TBC selalu dalam kondisi tidak sehat, padahal faktanya sebagian besar orang pernah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis setidaknya sekali seumur hidup. Namun, tidak semua infeksi berkembang menjadi penyakit. Dalam banyak kasus, sistem kekebalan tubuh mampu mengendalikan bakteri dan mencegahnya berkembang, yang dikenal sebagai infeksi laten—bakteri tetap ada dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala. Sekitar 90% individu yang terinfeksi bakteri TBC mengalami kondisi laten ini. Hanya sekitar 10% dari mereka yang terinfeksi yang akan mengembangkan TBC aktif, terutama jika sistem kekebalan tubuh mereka melemah. Faktor-faktor seperti usia, kondisi medis tertentu, dan lingkungan dapat memengaruhi perkembangan penyakit. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa infeksi TBC tidak selalu berarti menderita penyakit aktif. Namun, mengingat tingginya kasus TBC di Indonesia, pemeriksaan kesehatan rutin dan konsultasi medis jika ada gejala atau riwayat paparan tetap sangat dianjurkan. Risiko Terinfeksi TBC Hanya di Masyarakat Ekonomi Bawah Miskonsepsi tentang TBC masih sering muncul, seperti anggapan bahwa penyakit ini hanya menyerang orang dengan status ekonomi rendah. Padahal, siapa pun bisa terinfeksi TBC, terutama mereka dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, pengguna obat imunosupresif, atau individu dengan kondisi medis tertentu. Malnutrisi juga meningkatkan risiko infeksi karena melemahkan sistem kekebalan tubuh, terutama jika tubuh kekurangan vitamin D, protein, dan zat besi. Kontak langsung dan jangka panjang dengan penderita TBC yang belum diobati, seperti dalam lingkungan rumah tangga, juga menjadi faktor risiko utama. TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis , yang menyebar melalui percikan air liur saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Oleh karena itu, penting untuk memahami fakta yang benar mengenai TBC dan melakukan langkah pencegahan yang tepat, seperti menjaga daya tahan tubuh melalui pola makan sehat, menghindari kontak erat dengan penderita yang belum diobati, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. Infeksi TBC Hanya Berdampak ke Paru-Paru Bakteri TBC umumnya menginfeksi paru-paru karena saluran pernapasan adalah jalur masuk utama. Di paru-paru, bakteri berkembang dan menyebabkan infeksi, namun jika tidak diobati, dapat menyebar ke organ lain seperti ginjal, tulang, otak, dan kelenjar getah bening melalui aliran darah atau sistem limfatik. Ketika infeksi menyebar ke luar paru-paru, kondisi ini disebut tuberkulosis ekstrapulmoner, yang bisa menyerang berbagai organ tergantung lokasi infeksi. Jenis-jenis TBC ekstrapulmoner meliputi TB tulang, TB kelenjar getah bening, dan TB usus. TB tulang biasanya menyerang tulang belakang atau panggul dan menimbulkan nyeri atau gangguan gerak. TB kelenjar ditandai dengan pembengkakan, terutama di leher atau ketiak, sementara TB usus menyebabkan gangguan pencernaan, diare kronis, dan penurunan berat badan. Karena itu, deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pemantauan rutin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius akibat penyebaran TBC ke organ tubuh lainnya. TBC Tidak Bisa Diobati Salah satu mitos yang sering muncul tentang TBC adalah anggapan bahwa penyakit ini tidak bisa disembuhkan, padahal kenyataannya sebagian besar penderita TBC memiliki peluang sembuh yang sangat tinggi jika menjalani pengobatan secara rutin dan tepat. Menurut Hellosehat, sekitar 99% penderita dapat sembuh bila mengikuti pengobatan yang direkomendasikan selama enam hingga sembilan bulan dengan kombinasi obat anti-TBC. Konsistensi dalam menjalani pengobatan sangat penting, karena jika tidak dilakukan secara teratur, bakteri TBC bisa kembali berkembang. Oleh karena itu, penderita perlu mematuhi instruksi medis, mengonsumsi obat sesuai jadwal, dan rutin berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kesembuhan optimal. Penularan TBC Sangat Mudah Meskipun TBC adalah penyakit menular, penularannya tidak semudah yang dibayangkan dan membutuhkan kontak intensif dalam jangka waktu lama dengan penderita infeksi aktif, terutama melalui percikan air liur saat batuk atau bersin di lingkungan tertutup. Karena itu, tidak perlu mengasingkan atau mendiskriminasi penderita TBC. Penderita yang menjalani pengobatan secara tepat dan konsisten memiliki risiko penularan yang jauh lebih rendah. Selain itu, tindakan pencegahan seperti menutup mulut saat batuk, menggunakan masker, menjaga kebersihan, dan memastikan ventilasi yang baik dapat membantu meminimalkan risiko penyebaran. Kesimpulan Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada penderita TBC. Mereka juga berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif. Edukasi mengenai fakta-fakta TBC serta langkah-langkah pencegahan penularan yang tepat akan membantu menghilangkan stigma dan membangun lingkungan yang inklusif untuk penderita TBC.
thumbnail-article
Asuransi
2025, 14 Juli
Bagaimana Cara Mengajukan Klaim Asuransi Jiwa
Saat ini masih banyak orang yang belum mengetahui cara mengajukan pengembalian uang (reimbursement) untuk asuransi, termasuk cara mengajukan klaim asuransi jiwa. Perusahaan asuransi berkewajiban untuk melakukan pembayaran klaim uang pertanggungan asuransi jiwa. Ahli waris yang namanya terdaftar dalam asuransi berhak untuk mengajukan klaim tersebut. Jadi, jangan ragu untuk mengajukan klaim uang pertanggungan yang menjadi hak keluarga tertanggung. Tata cara pengajuan klaim sebenarnya relatif mudah, bahkan kebanyakan perusahaan asuransi telah menjelaskan caranya pada situs web resmi. Berikut 4 cara untuk menagih klaim asuransi jiwa yang sudah menjadi hak keluarga tertanggung: Hubungi Perusahaan Asuransi Untuk menghubungi pihak asuransi, keluarga harus diwakili oleh ahli waris yang namanya terdaftar dalam asuransi tertanggung. Ahli waris harus memberitahukan kepada pihak asuransi bahwa tertanggung telah meninggal. Proses ini akan didukung dengan dokumen-dokumen seperti surat kematian tertanggung dan polis asuransi. Surat kematian akan menjelaskan waktu, tempat, dan penyebab meninggalnya tertanggung. Surat ini dapat diperoleh di rumah sakit tempat tertanggung dirawat atau di instansi pemerintah setempat. Ingatlah bahwa surat kematian adalah langkah penting dalam mengajukan klaim asuransi jiwa sebagai bukti kematian tertanggung. Lakukan Wawancara Dengan Perusahaan Asuransi Setelah menerima dokumen dari ahli waris, pihak perusahaan asuransi akan menghubungi ahli waris untuk melakukan proses wawancara. Perusahaan asuransi akan mengecek kebenaran kabar meninggalnya tertanggung. Selain itu, perusahaan asuransi juga akan memastikan bahwa semua dokumen polis asuransi dan status polis telah diserahkan kepada ahli waris yang terdaftar dalam asuransi. Minta Formulir Klaim Asuransi Jika proses wawancara berlangsung lancar, pihak perusahaan asuransi akan mengirimkan formulir klaim asuransi jiwa. Ahli waris harus mengisi formulir tersebut dan segera mengirimkannya kembali kepada pihak asuransi untuk diperiksa keabsahannya. Berikut 6 dokumen untuk dicantumkan pada formulir klaim asuransi: Polis dan endorsement asli Fotokopi semua hasil pemeriksaan laboratorium & radiologi Fotokopi KTP atau identitas dari penerima uang pertanggungan Surat keterangan meninggal dari dokter/rumah sakit, berisikan penyebab dari kematian tertanggung Surat keterangan meninggal dunia dari pemerintah setempat Surat keterangan kepolisian atau Berita Acara Pemeriksaan (BAP) asli jika tertanggung meninggal dunia karena kecelakaan Verifikasi Dokumen Juga Persetujuan Dokumen dan formulir yang telah diterima kemudian akan diverifikasi kembali oleh pihak perusahaan asuransi. Jika dokumen tersebut dianggap benar dan sah, perusahaan asuransi akan segera menghitung jumlah uang pertanggungan yang harus dibayarkan kepada ahli waris. Perlu diingat bahwa proses pengeluaran dana asuransi akan memakan waktu cukup lama, terutama jika klaim asuransi jiwa ahli waris mencapai jumlah yang cukup besar, seperti di atas satu miliar rupiah. Bagi Anda tulang punggung keluarga, jangan lupa memberikan yang tebaik bagi keluarga, asuransi Jiwa LifeCOVER membantu keluarga Anda tetap aman secara finansial jika hal tak terduga terjadi.​ Manfaat produk: ​ Memberikan warisan (bekal finansial) kepada keluarga tersayang.​ Manfaat tutup usia karena kecelakaan.​ Manfaat tutup usia bukan karena kecelakaan.​ Premi mulai dari Rp25ribu/bulan, ​ Total manfaat hingga Rp5miliar* ​ Tanpa medical check up untuk manfaat Rp1,5 miliar Cek LifeCOVER sekarang!
thumbnail-article
Hidup Sehat
2025, 04 Juli
Mengatasi Burnout di Era Digital
Sekarang adalah era digital, dunia sudah mulai meninggalkan cara lama yang sifatnya primitif dan cara lama bahkan disebut ketinggalan zaman. Segala sesuatu sekarang bersifat digital. Mulai dari dunia kerja, dunia pendidikan, dan bahkan untuk keperluan sehari bersama kesayangan kita. Akan tetapi, dengan kemudahan lewat bantuan digital, bukan berarti sempurna. Tetap ada tantangan atau penghambat yang kita hadapi yang justru menghambat pekerjaan kita yang ingin kita bereskan. Salah satu faktornya adalah kelelahan mata, karena terlalu lama di depan digital screen atau layar gadget, yang bahkan bisa menimbulkan sakit kepala. Bahkan jika kita tidak memberi batasan dalam menyerapkan informasi secara digital, itu akan menghilangkan konsentrasi kita oleh karena terlalu banyak pengetahuan yang kita serap tanpa memberi waktu istirahat. Terlebih lagi, meluangkan waktu secara digital dapat menimbulkan depresi pada seseorang. Terutama jika mereka secara lama menelusuri media sosial, yang dapat memicu rasa kesepian atau tidak bersyukur. Dengan kemudahan mencari informasi dan keluwesan aliran pengetahuan, yang bisa dicapai dimanapun dan kapanpun ini juga menyebabkan orang memiliki rasa FOMO (Fear of Missing Out) karena takut tertinggalkan oleh berita terbaru atau seputaran yang lagi viral di media. Jika tidak diatasi, maka akan terus menerus menggali informasi baru dengan rasa kecemasan. Kemunculan media sosial membuat segala postingan atau uploads mudah tersebar meluas, yang menciptakan informasi baru bahkan di setiap detik. Realita ini dapat memberi tekanan secara sosial pada individu karena harus terus mengejar yang terbaru. Jadinya gimana dong untuk mengatasi atau mencegah agar nggak burnout di era digital ini? simak cara-cara berikut yang dapat membantu kamu agar tetap sehat dan secara mental secure di era digital ini. Atur Prioritas Kepentingan Kamu Setiap hari, kamu bisa merangkai To-Do List yang dapat membantu kamu mengerjakan tugas yang lebih urgent. Dengan cara ini, kamu bisa menghindari burnout karena tumpukan tugas dan jauh lebih ada waktu untuk istirahat yang cukup. Aplikasi seperti Trello atau Trasana bisa menjadi cara untuk manajemen tugas kamu, agar segala tugas bisa terlabel tergantung urgensinya. Berikan Waktu untuk Istirahat Tentunya tak kalah debat kalau istirahat menjadi cara untuk mengatasi kewalahan atau Burnout. Di setiap saat kamu lagi fokus mengerjakan suatu tugas, atau analisis informasi, sebaiknya memberi waktu untuk istirahat bahkan jika sejenak saja. Agar bisa diterapkan secara efektif, kamu bisa mengikuti Pomodoro Technique, dimana kamu akan bekerja selama 25 menit dan istirahat selama 5 menit. Teknik ini juga bisa kamu atur sendiri sesuai beban kerja atau kenyamanan kamu, asal semua kerjaan terselesaikan. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Kesehatan fisik dan mental menjadi salah satu kunci kuat dalam mengatasi Burnout di era digital ini. Berolahraga tiap hari selama 30 menit terbukti dapat melepaskan endorfin yang dapat membuat badan jauh lebih bugar. Pola makan seimbang dan asupan yang tepat porsi juga menjadi pengaruh dalam kesehatan fisik yang bisa mengakomodasi melawan Burnout. Di saat dimana kamu merasa stres atau kewalahan, kebiasaan untuk mengatur pernapasan dapat membantu pikiranmu menjadi lebih rileks dan terkontrol. Ini bisa ditambah dengan meditasi secara rutin, yang bisa melatih mental menjadi lebih terarah. Mengenali Penanda Burnout Orang terbiasa mengabaikan tanda burnout atau bahkan tidak mengenali sama sekali gejala/penanda yang memberi tahu kalau pikiran atau badan kita akan segera menuju pada Burnout. Padahal dengan mengetahuinya kita bisa melakukan upaya secara pradini dalam upaya mencegah terjadinya Burnout. Secara fisik gejala Burnout bisa diketahui ketika seseorang mengalami insomnia, kelelahan kronis, atau sakit kepala. Secara emosional gejala bisa diketahui ketika seseorang merasa tidak semangat, cemas, atau merasa terisolasi. Sebaiknya selalu waspada terhadap gejala-gejala ini meskipun kamu dituntut oleh beban pekerjaan berat atau kebiasaan untuk menjalankan gaya hidup yang produktif yang jika tidak diawasi akan menyebabkan efek yang justru kontraproduktif. Mengadakan Puasa Digital Salah satu yang pasti sering kita gunakan di era digital ini adalah gadget atau smartphone dimana kita suka melibatkan diri dalam aktivitas media sosial. Tanpa disadari, ini mempengaruhi kesehatan mental kita secara negatif. Meskipun kita ada tuntutan untuk secara aktif menelusuri media sosial untuk mengetahui viralitas yang baru, tidak ada manfaatnya jika kita tidak membatasi diri karena dapat menurunkan kesehatan kamu secara mental. Terutama jika terlalu lama melihat postingan orang lain yang dapat menciptakan rasa kesepian atau kecemasan. Saat mengadakan puasa ini bukan berarti absen dari kegiatan, kamu masih bisa melaksanakan kegiatan lain seperti membuka aplikasi lain yang jauh lebih selektif seperti YouTube atau berita seperti Detik. Akan tetapi jika kamu berasa mata kelelahan atau mulai merasakan kepala pusing, sebaiknya berpindah ke aktivitas lain yang tidak bersifat digital seperti olahraga atau meditasi. Penutup Secara kesimpulan, era digital ini mendorong kita sebagai individu untuk mengerjakan segala sesuatu dengan alat teknologi yang ada seperti gadgets. Meskipun ini memudahkan kehidupan kerja maupun kehidupan pribadi kita, sebaiknya kita mempunyai kesadaran diri untuk membatasi waktu di hadapan layar digital demi kesehatan fisik dan mental kita.
thumbnail-article
Asuransi
2025, 23 Juni
Memasuki Usia Tiga Puluh, Perlukah Asuransi Jiwa
Masyarakat Indonesia, masih sangat sedikit orang yang memiliki asuransi jiwa. Bisa dipastikan hanya sedikit teman Anda yang memilikinya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya memiliki asuransi jiwa. Dengan memiliki asuransi jiwa, Anda dapat memastikan bahwa keuangan keluarga tetap stabil meski pencari nafkah utama tidak lagi bisa bekerja. Ini akan membuat Anda lebih nyaman dan tenang karena memiliki perlindungan terhadap risiko finansial seperti cacat seumur hidup, tidak lagi berada dikondisi produktif, hingga risiko kematian. Tetapi, masih banyak orang yang meskipun telah berusia 30 tahun, masih ada keraguan dalam membeli produk asuransi jiwa. Padahal, risiko kematian bisa terjadi kapan saja tanpa terduga. Bagaimana cara memilih asuransi jiwa? Berikut beberapa tips yang bisa Anda gunakan. 1. Kenali Seluruh Produk Terlebih Dahulu Setiap produk asuransi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga sangat penting untuk memahami dan membandingkan setiap produk sebelum memutuskan untuk membelinya. Berikut diantaranya: Asuransi jiwa berjangka Asuransi jiwa berjangka sering disebut dengan asuransi hidup jangka pendek. Asuransi ini memberikan perlindungan bagi pemegang polis selama periode waktu tertentu, biasanya hingga 20 tahun. Asuransi jiwa seumur hidup Asuransi jangka panjang memberikan perlindungan sepanjang hidup sampai mencapai usia 100 tahun. Namun, dibandingkan dengan asuransi jangka pendek, premi yang harus dibayarkan pasti akan lebih tinggi. Asuransi unit link Asuransi Unit Link merupakan jenis produk asuransi yang menggabungkan perlindungan jiwa dengan investasi. Dalam polis asuransi unit link, sebagian dari premi yang dibayarkan oleh pemegang polis akan dialokasikan untuk dana investasi, sementara sisanya akan digunakan untuk memberikan perlindungan jiwa. Keistimewaan asuransi unit link terletak pada fleksibilitasnya dalam memilih jenis investasi. Pemegang polis dapat memilih sendiri instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko mereka, seperti saham, obligasi, reksa dana, atau campuran dari berbagai instrumen investasi. Asuransi dwiguna Asuransi ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam hal kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan cedera atau kematian. Tujuan utama dari Asuransi Dwiguna adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam hal kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan cedera atau kematian. Pada dasarnya, tujuan dari Asuransi Dwiguna adalah memberikan perlindungan dan keamanan finansial bagi peserta dalam menghadapi risiko kecelakaan lalu lintas. 2. Cari Tahu Besarnya Uang Pertanggungan Nilai uang pertanggungan pada asuransi jiwa akan dibayarkan ke ahli waris. Besarnya uang pertanggungan akan tergantung pada jumlah premi yang dibayarkan setiap bulan. Semakin tinggi premi yang dibayar, semakin tinggi juga uang pertanggungan yang didapatkan. 3. Besarnya Kemampuan Finansial Jika Anda saat ini sedang membangun rumah tangga dan berusia 30 tahun, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan kemampuan finansial sebelum membeli asuransi jiwa. Ini karena membeli asuransi jiwa memerlukan komitmen pembayaran premi. Pembayaran premi bisa dilakukan secara sekaligus maupun secara berkala. Pastikan untuk menyesuaikan jumlah premi dengan kemampuan finansial. Sehingga tidak memberatkan dan kebutuhan sehari hari tetap tercukupi. 4. Pilih Perusahaan Asuransi Terbaik Jika sudah memutuskan besarnya premi, saatnya untuk memilih perusahaan asuransi yang akan melindungi Anda. Pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi baik dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal yang dapat dilihat untuk menentukan kredibilitas perusahaan asuransi adalah melalui jumlah laporan keluhan atau umpan balik dari pemegang asuransi. Jangan mudah tergiur oleh perusahaan asuransi yang menawarkan janji-janji menggiurkan, seperti membayar premi rendah tapi uang pertanggungan tinggi. Ingatlah bahwa perusahaan asuransi adalah bisnis yang juga butuh profit. Pilihlah perusahaan asuransi terpercaya yang diawasi oleh OJK. 5. Pilih Perusahaan Asuransi yang Memiliki Layanan Terbaik Cobalah memilih perusahaan asuransi yang memiliki layanan pelanggan yang baik, seperti layanan pelanggan 24 jam. Ini akan membuat Anda merasa lebih terbantu ketika membutuhkan informasi atau memproses klaim. Jangan memilih perusahaan asuransi yang hanya baik saat pendaftaran, tapi tidak memberikan layanan yang baik pada saat pengajuan klaim. Tidak ada kata terlambat untuk memulai mengambil asuransi jiwa, terlebih dengan semakin bertambahnya usia, semakin besar premi yang harus dibayar. Anda tidak perlu khawatir meskipun sudah berusia 30 tahun, Anda masih bisa membeli asuransi jiwa. Pastikan untuk mempertimbangkan kemampuan finansial dan memilih perusahaan asuransi yang kredibel, terdaftar dan diawasi oleh OJK, memiliki layanan pelanggan yang baik, dan menawarkan premi dengan kemampuan Anda. Semoga artikel ini membantu membuat pilihan yang tepat dalam membeli asuransi jiwa. Ingin memperoleh perlindungan untuk keluarga? LifeCover asuransi jiwa dari IFG Life Premi dimulai dari Rp 25 ribu/bulan dengan manfaat pertanggungan hingga Rp 300 juta. Cek LifeCOVER sekarang!
person
dowload background

Life by IFG

Jalani hidup dengan easy tanpa worry.

Download Life by IFG sekarang.

download ifg life app on google playdownload ifg life app on app store
download ifg life app
Instagram
X
Youtube
Facebook
Linkedin
TikTok
certification CBQA
certification TUV
Instagram
X
Youtube
Facebook
Linkedin
TikTok
certification CBQA
certification TUV
Copyright © 2023-2025 IFG Life