Anti seleksi adalah salah satu istilah penting dalam asuransi. Istilah ini muncul saat seseorang mengajukan asuransi dan telah melewati proses underwriting. Proses underwriting atau proses seleksi risiko dengan mengisi kuesioner yang berkaitan dengan data diri, riwayat kesehatan, riwayat penyakit dalam keluarga, penyakit berat yang pernah diderita, dan sebagainya (khususnya asuransi kesehatan dan jiwa).
Setelah Anda mengirim formulir pengajuan asuransi, underwriter akan memeriksa dan mengidentifikasinya. Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus bagi petugas seleksi risiko (underwriter) dalam proses underwriting adalah anti seleksi. Apa itu anti seleksi? Untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut!
Definisi Anti Seleksi dalam Asuransi
Anti seleksi adalah kecenderungan seseorang yang risikonya lebih besar dibanding dengan yang berisiko standar untuk mengajukan permohonan asuransi. Anti seleksi mengacu pada adanya kecenderungan yang lebih besar untuk masuk asuransi atau memperpanjang asuransinya bagi
orang yang tingkat risikonya diatas rata-rata dibandingkan dengan mereka yang risikonya berada pada rata-rata atau risiko yang lebih kecil. Misalnya, tertanggung pada asuransi kesehatan memiliki catatan kesehatan yang buruk atau bekerja di tempat yang risiko kecelakaannya tinggi seperti pilot yang memerlukan penanganan khusus. Jadi, apabila seseorang memiliki harapan masa hidup yang lebih singkat dari rata-rata harapan masa hidup pada umumnya dapat dikategorikan sebagai anti seleksi.
Pengaruh Anti Seleksi Bagi Perusahaan Asuransi
Anti seleksi sangat mempengaruhi kestabilan laba suatu perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi menganggap orang-orang dengan kesehatan buruk atau bekerja dengan risiko kecelakaan tinggi cenderung mendaftarkan dirinya ke asuransi. Oleh karena itu, peran underwriter pada proses underwriting sangat besar dalam menghindari anti seleksi. Selain itu, mereka juga harus membuat keputusan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan asuransi. Apabila perusahaan asuransi khususnya underwriter tidak memperhitungkan kemungkinan anti seleksi dalam meneliti formulir surat permintaan, maka perusahaan asuransi kemungkinan besar akan menanggung banyak orang yang tingkat risiko kecelakaan tinggi dan harapan masa hidupnya rendah. Hal tersebut akan menyebabkan perusahaan asuransi menderita kerugian jauh lebih besar dan membayar klaim meninggal lebih tinggi daripada yang diperkirakan pada saat menetapkan jumlah premi. Ada beberapa cara untuk menghindari anti seleksi yakni dengan membuat klausa-klausa seperti pre-existing condition, pengecualian, dan masa tunggu polis.
Apa Pengaruh Anti Seleksi Bagi Calon Nasabah?
Anti seleksi sangat menentukan kategori risiko calon tertanggung bahkan dapat menjadi penyebab gagalnya atau ditolaknya permohonan asuransi seseorang. Dengan begitu, anti seleksi memiliki pengaruh terhadap calon nasabah terutama bagi mereka yang masuk ke dalam kategori anti seleksi. Misalnya, calon nasabah menderita penyakit kanker stadium akhir, kemudian ingin mengajukan asuransi ke sebuah perusahaan asuransi jiwa. Dalam proses seleksi risiko, ada potensi permohonan asuransi calon tertanggung ditolak oleh underwriter apabila risiko yang dimiliki nasabah tersebut sangat tinggi hingga menyebabkan kerugian pada perusahaan (decline risk). Namun, dalam hal ini tidak menutup kemungkinan permohonan asuransi calon tertanggung dapat diterima. Misalkan dengan dikenakan premi sub standar (premi khusus) disebabkan resikonya sub standar (resiko khusus) oleh perusahaan asuransi jiwa.
Contoh lain yakni dalam pengajuan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan, seorang calon tertanggung berusia 40 tahun, bergaya hidup kurang sehat (aktif merokok), dan memiliki riwayat penyakit kritis di keluarga akan memiliki bobot risiko lebih besar (anti-seleksi) dibanding calon tertanggung berusia 30 tahun, tidak merokok dan tidak memiliki riwayat penyakit kritis di keluarga. Alhasil, karena risiko lebih besar, premi yang dikenakan akan lebih mahal. Oleh karena itu, jika Anda tidak ingin masuk ke dalam golongan anti seleksi maka asuransikan diri sedini mungkin ketika kondisi kesehatan masih baik atau mengasuransikan barang ketika masih dalam good condition serta mengikuti proses underwriting dengan jujur supaya lancar dan kemungkinan ditolaknya permohonan asuransi atau klaim kecil.