Beranda

/

Berita

/

Detail Berita

Asuransi
Tanda Cinta Keluarga Dengan Asuransi Jiwa
user-icon
Rizki Rahman | 2023, 25 Agustus
linkedin-icon
share-iconShare
thumbnail detail berita

Asuransi jiwa tidak hanya merupakan bagian penting dari strategi pengelolaan keuangan, tapi juga merupakan bentuk tanda cinta untuk keluarga. Dengan memiliki asuransi jiwa, Anda dapat memberikan perlindungan keuangan untuk keluarga di masa yang akan datang, terutama jika terjadi sesuatu yang tidak terduga seperti kematian atau masalah kesehatan.

Dengan demikian, Anda dapat memberikan rasa aman dan tenang kepada keluarga di masa yang akan datang. Untuk memahami lebih dalam, berikut ulasan tanda cinta keluarga dengan asuransi jiwa:

Menyediakan Keamanan Finansial Bagi Keluarga

Jika Anda berstatus sebagai kepala keluarga atau tulang punggung, maka kematian tentu akan menjadi pukulan terberat bagi anggota keluarga. Mereka kehilangan sumber penghasilan utama dan tidak memiliki jaminan finansial yang cukup untuk menutupi biaya-biaya hidup sehari-hari. 

Hal ini tentu akan menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian bagi anggota keluarga yang tersisa. Untuk menghadapi risiko seperti ini, memiliki asuransi jiwa dapat menjadi solusi yang tepat. Saat memutuskan mendaftar sebagai pemegang polis asuransi, maka Anda sudah memanfaatkan fungsi asuransi sebagai financial safety bagi keluarga. 

Dana pertanggungan yang dibayarkan bisa digunakan keluarga untuk berbagai hal seperti berikut:

1. Menyambung Hidup

Opsi pertama yang dapat diambil setelah terjadi kematian adalah menyambung hidup dengan cara menggunakan dana pertanggungan dari perusahaan asuransi untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, lebih bijak lagi jika dana tersebut diinvestasikan ke dalam usaha yang dapat menjadi sumber penghasilan tetap yang lebih memadai di masa yang akan datang.

Dengan demikian, asuransi jiwa dapat memberikan manfaat tidak hanya sebagai benteng bagi keluarga Anda di saat dibutuhkan, tapi juga dapat menjadi salah satu sumber penghasilan yang dapat membantu menyambung hidup keluarga setelah terjadi kematian. Oleh karena itu, memiliki asuransi jiwa merupakan pilihan yang bijak untuk mempersiapkan keluarga di masa yang akan datang.

2. Membayar Hutang

Tidak sedikit kepala keluarga atau tulang punggung yang harus berhutang untuk mencukupi kebutuhan hidup atau menjalankan usaha. Meskipun demikian, anggota keluarga tidak selalu mengetahui kondisi keuangan tersebut. Untuk membantu keluarga mengatasi masalah hutang, dana dari asuransi jiwa dapat dimanfaatkan untuk membantu melunasi hutang-hutang tersebut.

Dengan demikian, asuransi jiwa tidak hanya memberikan manfaat sebagai benteng bagi keluarga Anda di saat dibutuhkan, tapi juga dapat membantu mengatasi masalah finansial yang mungkin timbul setelah terjadi kematian.

3. Dana Pendidikan Anak

Ketika orang tua meninggal, pendidikan anak menjadi salah satu kekhawatiran yang cukup besar bagi keluarga. Hal ini dikarenakan biaya pendidikan yang cenderung meningkat setiap tahunnya dapat cukup membebani keluarga. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak keluarga dapat mengalokasikan sebagian dana dari asuransi jiwa untuk mempersiapkan dana pendidikan anak di masa depan.

Dengan demikian, asuransi jiwa tidak hanya memberikan manfaat sebagai benteng bagi keluarga di saat dibutuhkan, tapi juga dapat membantu menutupi biaya pendidikan anak di masa yang akan datang.

Berita Terbaru
thumbnail berita terbaru
Hidup Sehat
Cemas Saat Bekerja: Tips Supaya Bisa Bekerja Lebih Tenang
Apakah Anda seorang individu yang memperhatikan perubahan dalam kesehatan mental sendiri dan orang-orang terdekat saat bekerja dari rumah selama masa pandemi ini? Meskipun work from home (WFH) menawarkan banyak kenyamanan, tidak dapat disangkal bahwa bekerja dari rumah juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Bagi beberapa orang, bekerja dari rumah memiliki banyak keuntungan dan daya tarik, seperti tidak ada aturan berpakaian yang kaku, menghemat waktu dalam perjalanan ke dan dari kantor, dan memberikan kebebasan untuk memilih tempat kerja. Namun, pada kenyataannya, bekerja dari rumah juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Journal of Occupational and Environmental Medicine pada Maret 2021, melibatkan 988 responden yang menjawab kuesioner antara April 2020 hingga Juni 2020. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan work from home (WFH) berhubungan dengan penurunan status kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan, serta meningkatnya jumlah masalah kesehatan fisik dan mental yang baru muncul. Sekitar dua pertiga dari responden melaporkan adanya satu atau lebih masalah kesehatan fisik baru, sementara hampir tiga perempat dari mereka mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental baru. Dalam sebuah penelitian lain yang berjudul "Impact of COVID-19 on mental health and quality of life: Is there any effect?" yang dipublikasikan oleh PLoS ONE, melalui survei berbasis web yang dilakukan di 18 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Oman, Palestina, Qatar, Republik Yaman, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Tunisia, dan Uni Emirat Arab, ditemukan bahwa sekitar 40% dari peserta melaporkan peningkatan stres yang disebabkan oleh pekerjaan selama pandemi. Selain itu, 45,3% peserta merasakan peningkatan tingkat stres akibat masalah keuangan, dan 60,3% peserta mengalami peningkatan stres karena bekerja dari rumah selama pandemi. Apa yang sebenarnya membuat para pekerja merasa cemas dan stres ketika bekerja dari rumah? Salah satu faktor utama yang sering dialami oleh para pekerja adalah kurangnya struktur waktu yang teratur. Selain itu, ada juga tantangan lain yang harus dihadapi, seperti menghabiskan waktu kerja di rumah bersama pasangan, anak-anak, atau orang tua yang sudah lanjut usia. Hal ini berarti adanya lebih banyak gangguan atau distraksi selama bekerja di rumah yang dapat menyebabkan tingkat stres meningkat. Tips Atasi stres agar tidak cemas selama bekerja di rumah Apabila kamu merasa tingkat stresmu semakin meningkat, saatnya mengatasi hal tersebut dengan baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat kamu ikuti untuk meningkatkan kesehatan mental saat bekerja dari rumah: 1. Pertahankan Rutinitas Pagi Mari kita angkat tangan jika selama bekerja dari rumah, sering kali kita bangun dari tempat tidur hanya 10 hingga 15 menit sebelum meeting pagi! Kebiasaan terburu-buru seperti ini dapat menjadi salah satu pemicu stres. Pertama, kita akan merasa terburu-buru karena waktu terasa terus mengejar. Kedua, kita akan melewatkan banyak rutinitas pagi yang seharusnya membantu tubuh dan pikiran kita siap menghadapi aktivitas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga rutinitas pagi yang biasa kita lakukan saat pergi ke kantor. Misalnya, bangun tepat waktu, mandi, berpakaian, dan sarapan pagi yang memberi energi bagi tubuh dan memenuhi kebutuhan cairan sepanjang hari. Rutinitas pagi ini akan membantu menjaga jam biologis tubuh kita tetap teratur. Dengan demikian, otak kita dapat fokus saat bekerja dari rumah dan membantu kita merasa nyaman. 2. Self Care Dengan Teratur, Tidak Saat Stres Saja Bagi sebagian besar orang, kehidupan kantor yang dimulai dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 sore menciptakan jadwal yang terstruktur, mulai dari saat tiba di kantor, menyelesaikan pekerjaan, hingga pulang. Namun, ketika bekerja dari rumah, struktur tersebut bergantung pada diri sendiri. Jika tidak memiliki jadwal yang teratur, dampaknya seringkali sulit mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta mengalokasikan waktu untuk perawatan diri. Ketidakseimbangan ini akhirnya dapat menyebabkan kecemasan dan stres. Oleh karena itu, saat bekerja dari rumah, penting untuk secara teratur memprioritaskan perawatan diri, bukan hanya ketika merasa stres. Melakukan self-care ini membantu menjaga koneksi dengan diri sendiri dan lebih memahami apa yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan kerja. Sisihkan waktu untuk mengetahui cara terbaik menjaga diri dan memenuhi kebutuhanmu. Cobalah melibatkan diri dalam hal-hal yang kamu sukai, seperti berolahraga secara teratur, meditasi, yoga, membaca buku favorit saat waktu luang, atau mendengarkan musik yang kamu nikmati. Jangan Panik Jika ada Notifikasi Masuk Ketika bekerja dari rumah, ada kalanya kamu menghadapi hari yang penuh dengan jadwal panggilan Zoom yang tak berujung, sementara kamu tetap harus menangani email dan pesan yang terus berdatangan dari klien, staf, atau rekan kerja. Tak heran jika kamu merasa cemas setiap kali ada notifikasi email atau pesan yang masuk. Kamu ingin segera mengetahui isinya dan memberikan respons yang cepat. Akibatnya, kamu mungkin terlambat makan siang. Untuk menghindari hal ini menjadi kebiasaan, berikut adalah beberapa tips untuk mengatur waktu kerja. Pertama, tentukan kapan kamu akan online dan kapan kamu akan offline. Saat sedang dalam pertemuan, kamu dapat mengatur status "sedang rapat" agar rekan kerja tidak bingung mengapa kamu belum membalas atau menghubungi mereka. Selanjutnya, saat istirahat, hindari kegiatan online dan matikan atau sembunyikan perangkatmu selama satu jam. Hal ini membantu kamu bersantai sejenak sebelum kembali bekerja dan memungkinkan kamu fokus menjawab email yang membutuhkan prioritas tinggi terlebih dahulu. 2. Jangan Ragu Untuk Menolak Permintaan Tidak Terkait Pekerjaan Selama jam kerja, seringkali kamu akan menerima berbagai permintaan, baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan pekerjaanmu. Bagi sebagian orang, sulit untuk mengatakan tidak kepada orang lain dan menempatkan kebutuhan pribadi di atas kebutuhan orang lain. Namun, penting untuk menyadari bahwa menolak permintaan orang lain adalah hal yang wajar jika itu mengganggu kemampuanmu untuk menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabmu. Jika beban kerjamu sudah penuh, kamu dapat menolak permintaan dengan sopan, menjelaskan bahwa kamu akan menanganinya setelah menyelesaikan pekerjaan yang sedang kamu lakukan. Dengan cara ini, orang lain akan mengerti bahwa kamu butuh waktu dan mereka tidak perlu terus-menerus mengejarmu. 3. Minta dukungan dari Orang Terdekat Terakhir namun tak kalah penting, ingatlah bahwa tidak ada yang salah dalam meminta bantuan ketika kamu membutuhkannya. Kamu tidak perlu merasa sendirian. Pasangan, anak-anak, dan orang-orang terdekatmu dapat memberikan dukungan saat kamu membutuhkannya. Jika kamu merasa kewalahan, cemas, atau stres saat bekerja dari rumah, dan situasinya tidak terkendali, berbicaralah dengan seseorang yang kamu percayai atau orang terdekatmu, dan cari bantuan yang sesuai. Jika diperlukan, diskusikan kondisimu dengan dokter atau terapis. Seperti halnya keterampilan lainnya, belajar mengelola kecemasan saat bekerja dari rumah membutuhkan latihan, waktu, dan perhatian terhadap diri sendiri. Selain mengikuti langkah-langkah sebelumnya untuk meningkatkan kesehatan mental, jangan lupakan pentingnya menjaga kesehatan fisikmu juga! Salah satu cara untuk melindungi diri dan orang-orang terdekatmu selama bekerja dari rumah adalah dengan memiliki asuransi kesehatan dari IFG Life yang dapat memenuhi kebutuhan proteksi.
thumbnail berita terbaru
Hidup Sehat
Cara Mengelola Kesehatan Mental
Menurut data survei yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi COVID-19 telah berdampak pada kesehatan mental dan meningkatkan permintaan layanan kesehatan mental di 93% negara di seluruh dunia. Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Berdasarkan penelitian yang berjudul "Kecemasan dan Faktor Terkaitnya Selama Fase Awal Pandemi COVID-19 di Indonesia" yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dan Julius Center for Health Sciences and Primary Care, University Medical Center Utrecht, Belanda, terhadap 1.215 responden yang sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas hingga tinggi, menunjukkan bahwa satu dari lima orang yang terdampak pandemi COVID-19 di Indonesia mengalami kecemasan. Selain itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) juga telah melakukan survei mengenai kesehatan mental melalui swaperiksa online. Hasil survei ini terdokumentasikan dalam penelitian yang berjudul "Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi COVID-19" yang ditulis oleh Sulis Winurini, S.Psi., M.Psi., seorang peneliti madya psikologi pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Dalam penelitian tersebut, ada tiga fokus masalah psikologis yang diteliti oleh PDSKJI, yaitu rasa cemas, depresi, dan trauma. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 2.364 responden di 34 provinsi, sebanyak 69% responden mengalami masalah psikologis. Selain itu, 68% responden mengalami cemas, 67% mengalami depresi, dan 77% mengalami trauma psikologis. Bahkan, sebanyak 49% responden yang mengalami depresi juga melaporkan pemikiran tentang kematian. Data ini mencerminkan bahwa masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan trauma akibat pandemi COVID-19 dirasakan secara signifikan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan perlu dikelola dengan sumber daya yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan mental kita. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu kita dalam mengelola kesehatan mental kita: 1. Menjaga Asupan Makanan Sehat Tahukah kamu bahwa ada hubungan erat antara makanan yang kita konsumsi dan perasaan kita? Sebagai contoh, kamu dapat merasakan efek langsung setelah meminum kopi. Hal yang sama juga berlaku untuk makanan sehat. Seperti organ lain dalam tubuh, otak juga membutuhkan nutrisi yang tepat untuk berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Oleh karena itu, menjaga pola makan yang sehat bukan hanya penting untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental kita. Pastikan kita memenuhi kebutuhan harian kita dengan mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan susu rendah lemak. Penting untuk makan setidaknya tiga kali sehari dan menjaga asupan air mineral yang cukup. Selain itu, batasi konsumsi minuman berkafein tinggi dan minuman manis. Dengan mengadopsi pola makan yang sehat, kita dapat memberikan dukungan nutrisi yang diperlukan oleh otak kita. Nutrisi yang cukup akan membantu menjaga keseimbangan kimia dalam otak dan mempengaruhi suasana hati serta fungsi kognitif kita. Ini dapat berdampak positif pada kesejahteraan mental kita. 2. Aktif Fisik Setiap Hari Fakta menarik lainnya adalah bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan mental dan melawan emosi negatif seperti kecemasan, stres, dan kesedihan. Mengapa ini bisa terjadi? Ketika tubuh bergerak, endorfin akan dilepaskan, yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati kita. Oleh karena itu, penting untuk mencoba melibatkan diri dalam aktivitas fisik secara teratur. Meskipun kita mungkin terbatas dalam beraktivitas di luar rumah, ada banyak pilihan untuk tetap aktif di dalam rumah. Misalnya, kamu bisa mencoba berjalan kaki selama 10 menit di sekitar rumah atau melakukan peregangan tubuh di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Selain itu, terdapat juga banyak latihan ringan atau rutinitas olahraga yang dapat dilakukan di dalam rumah, seperti yoga, pilates, atau latihan kekuatan dengan menggunakan beban tubuh. 3. Luangkan Waktu Untuk Relaksasi Dalam Aktivitas Meskipun jadwal harianmu padat dan sibuk dengan pekerjaan, penting untuk tetap meluangkan waktu untuk mengambil jeda, bahkan jika hanya selama 5-10 menit. Meskipun tampak singkat, perubahan suasana ini dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan dapat membantu mengurangi atau menghilangkan stres yang kamu rasakan. Menciptakan waktu untuk istirahat dalam rutinitas harian mu sangat penting. Kamu dapat memanfaatkan jeda ini untuk melakukan beberapa kegiatan yang merangsang relaksasi dan memulihkan energi. Misalnya, kamu bisa menikmati camilan sehat di dapur, menghabiskan waktu sejenak di luar ruangan, atau mencoba melakukan meditasi dan mengatur pernapasan. 4. Hindari Konsumsi Alkohol & Obat-Obatan Ketika menghadapi kecemasan, stres, kesepian, atau ketakutan, beberapa orang mungkin mencari pelarian dengan mengonsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan. Namun, penting untuk diingat bahwa efek dari konsumsi alkohol atau obat-obatan hanya bersifat sementara, dan justru dapat memperburuk kondisi kesehatan mental. Meskipun mungkin terasa menghibur atau meredakan gejala sesaat, penggunaan alkohol atau obat-obatan sebagai pelarian dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan. Misalnya, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan dapat menyebabkan ketergantungan, gangguan fisik, masalah kesehatan yang lebih serius, serta memperburuk gejala kecemasan dan depresi. 5. Tetap Berhubungan Dengan Support Circle Tetap terhubung dengan teman dan keluarga, serta memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat, merupakan kunci untuk menjaga pola pikir yang bahagia dan sehat. Lingkungan yang mendukung dapat membantu kamu dalam mengelola kesehatan mental. Jadi, jangan merasa sendirian dan selalu jaga komunikasi yang terbuka. Kamu bisa menghubungi mereka melalui telepon, pesan teks, atau melakukan panggilan video untuk tetap terhubung dan bertukar kabar. Selain mengelola kesehatan mental diri sendiri, kamu juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Berikut adalah beberapa kegiatan yang seru dan bisa kamu lakukan mulai sekarang: Ikut berpartisipasi dalam program kampanye yang berkaitan dengan kesehatan mental atau kesejahteraan jiwa. Hadiri diskusi virtual tentang kesehatan mental. Mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikat pertolongan pertama dalam kesehatan mental. Berdonasi untuk mendukung upaya kesehatan mental. Melakukan pemeriksaan kesehatan mental secara rutin dengan mengunjungi dokter spesialis atau psikiater yang terpercaya atau lembaga kesehatan jiwa atau mental yang terpercaya. Dengan melakukan langkah-langkah ini, kamu dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental serta memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitarmu. Selalu prioritaskan kesehatan mental dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. Selain itu menjaga kesehatan mental, melindungi kesehatan tubuh juga tidak kalah penting. Untuk itu, persiapkan perlindungan dirimu dengan asuransi kesehatan terpercaya dari IFG Life.
thumbnail berita terbaru
Hidup Sehat
Mudah Lelah Saat Kerja: Berikut Tips Agar Selalu Semangat
Seiring dengan penurunan kasus COVID-19 dan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), perkantoran secara perlahan mulai menerapkan kebijakan work from office (WFO) dengan protokol kesehatan yang ketat. Tidak dapat disangkal, setelah hampir dua tahun bekerja dari rumah (work from home/WFH), karyawan harus beradaptasi dengan kebijakan work from office (WFO). Kebiasaan bangun lebih siang sebelum bekerja digantikan dengan bangun lebih pagi untuk pergi ke kantor. Waktu yang sebelumnya tidak terbuang di jalan, kini harus dialokasikan sekitar dua jam untuk perjalanan pulang-pergi ke kantor. Tips Menjaga Semangat Kerja Saat di kantor Berbagai kebiasaan baru ini dapat menyebabkan kelelahan tubuh yang mudah dirasakan. Hal ini tentu akan berdampak pada semangat kerja di kantor, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja. Untuk menjaga semangat dan tetap produktif saat kembali bekerja di kantor, ada beberapa tips yang dapat kamu coba. 1. Luangkan Waktu Sebelum Berangkat Kerja Ketika kembali bekerja di kantor, penting untuk mengatur alarm dan bangun lebih pagi seperti sebelumnya saat menjalani WFH. Ini akan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan persiapan sebelum berangkat ke kantor, seperti menyediakan sarapan untuk keluarga, menyiapkan peralatan kerja, dan melaksanakan ibadah dengan tenang. Selain itu, mengambil waktu untuk menikmati sarapan di pagi hari tanpa terburu-buru akan memberikan tubuhmu asupan gizi yang penting untuk menjalani aktivitas sepanjang hari. Dengan kecukupan energi, tubuhmu akan terhindar dari rasa lelah dan sulit berkonsentrasi saat bekerja. 2. Usahakan Untuk Istirahat Dalam Perjalanan Apabila waktu tempuh dari kantor ke rumah memakan waktu sekitar 1 jam, kamu dapat merencanakan strategi agar dapat istirahat di perjalanan. Misalnya, memilih moda transportasi yang memungkinkan untuk tidur selama perjalanan. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan kepada pikiranmu untuk beristirahat saat dalam perjalanan. 3. Luangkan Waktu Untuk Olahraga Olahraga dapat merangsang produksi hormon endorfin, dopamine, serotonin, dan triptofan dalam tubuh. Menurut HelloSehat, hormon endorfin berperan dalam menurunkan tingkat stres, sedangkan hormon dopamine dapat memberikan perasaan kebahagiaan. Selain itu, serotonin memiliki manfaat dalam meningkatkan daya ingat, mengatur emosi, serta mengurangi tingkat stres akibat kelelahan fisik. Disarankan untuk mengalokasikan waktu 30 menit hingga 1 jam setiap harinya untuk berolahraga secara teratur, minimal 3-5 kali dalam seminggu. Jika sulit untuk mengunjungi gym, kamu dapat mengambil langkah-langkah alternatif, seperti berjalan kaki di sekitar area kantor dengan target mencapai 10.000 langkah atau melakukan aktivitas fisik selama 30 menit. Selain itu, kamu juga dapat meningkatkan aktivitas kardio dengan memilih naik tangga daripada menggunakan lift atau eskalator. 4. Jaga Pola Tidur Mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas merupakan faktor penting dalam memulihkan energi tubuh setelah beraktivitas seharian. Menurut informasi dari HelloSehat, tidur yang nyenyak dan memadai setiap malam memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental, menjaga keseimbangan emosional, meningkatkan produktivitas, mempertahankan vitalitas, serta membantu menjaga berat badan yang seimbang. Dengan menjaga disiplin dalam pola tidur, kamu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengontrol nafsu makan, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan suasana hati. Sesuai dengan rekomendasi, orang dewasa dan lansia sebaiknya tidur selama 7-8 jam setiap hari untuk mendapatkan manfaat optimal. 5. Konsumsi air putih secukupnya Mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup akan mencegah tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Ahli mengungkapkan bahwa kekurangan cairan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, peningkatan detak jantung, dan menghambat aliran darah ke otak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan rasa lelah yang berlebihan. 6. Kelola Stress Sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara waktu bekerja dan waktu luang, termasuk waktu untuk berkumpul dengan keluarga atau menikmati hobi. Hal ini memiliki peran penting dalam mengurangi rasa cemas yang mungkin timbul akibat jadwal kerja yang padat. Jangan lupa untuk secara rutin menyisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai, seperti melukis, membaca buku, menonton film, atau sekedar bercengkrama dengan keluarga. Aktivitas-aktivitas yang menyenangkan ini membantu tubuh melepaskan rasa cemas dan ketegangan yang dapat menyebabkan stres. Salah satu langkah untuk mengurangi kecemasan terhadap risiko sakit adalah dengan melindungi diri melalui asuransi kesehatan . Dengan memiliki asuransi kesehatan, kamu tidak perlu khawatir tentang biaya pengobatan yang dapat menghabiskan tabungan jika kamu atau anggota keluarga mengalami sakit. Selamat kembali bekerja di kantor dan tetap semangat dalam menjalani hari-hari!
comment-icon
0 Komentar
profile-icon
Belum ada komentar...
Kamu mungkin juga suka berita ini
thumbnail-article
Hidup Sehat
2024, 11 Juli
Cemas Saat Bekerja: Tips Supaya Bisa Bekerja Lebih Tenang
Apakah Anda seorang individu yang memperhatikan perubahan dalam kesehatan mental sendiri dan orang-orang terdekat saat bekerja dari rumah selama masa pandemi ini? Meskipun work from home (WFH) menawarkan banyak kenyamanan, tidak dapat disangkal bahwa bekerja dari rumah juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Bagi beberapa orang, bekerja dari rumah memiliki banyak keuntungan dan daya tarik, seperti tidak ada aturan berpakaian yang kaku, menghemat waktu dalam perjalanan ke dan dari kantor, dan memberikan kebebasan untuk memilih tempat kerja. Namun, pada kenyataannya, bekerja dari rumah juga dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Journal of Occupational and Environmental Medicine pada Maret 2021, melibatkan 988 responden yang menjawab kuesioner antara April 2020 hingga Juni 2020. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan work from home (WFH) berhubungan dengan penurunan status kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan, serta meningkatnya jumlah masalah kesehatan fisik dan mental yang baru muncul. Sekitar dua pertiga dari responden melaporkan adanya satu atau lebih masalah kesehatan fisik baru, sementara hampir tiga perempat dari mereka mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental baru. Dalam sebuah penelitian lain yang berjudul "Impact of COVID-19 on mental health and quality of life: Is there any effect?" yang dipublikasikan oleh PLoS ONE, melalui survei berbasis web yang dilakukan di 18 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Oman, Palestina, Qatar, Republik Yaman, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Tunisia, dan Uni Emirat Arab, ditemukan bahwa sekitar 40% dari peserta melaporkan peningkatan stres yang disebabkan oleh pekerjaan selama pandemi. Selain itu, 45,3% peserta merasakan peningkatan tingkat stres akibat masalah keuangan, dan 60,3% peserta mengalami peningkatan stres karena bekerja dari rumah selama pandemi. Apa yang sebenarnya membuat para pekerja merasa cemas dan stres ketika bekerja dari rumah? Salah satu faktor utama yang sering dialami oleh para pekerja adalah kurangnya struktur waktu yang teratur. Selain itu, ada juga tantangan lain yang harus dihadapi, seperti menghabiskan waktu kerja di rumah bersama pasangan, anak-anak, atau orang tua yang sudah lanjut usia. Hal ini berarti adanya lebih banyak gangguan atau distraksi selama bekerja di rumah yang dapat menyebabkan tingkat stres meningkat. Tips Atasi stres agar tidak cemas selama bekerja di rumah Apabila kamu merasa tingkat stresmu semakin meningkat, saatnya mengatasi hal tersebut dengan baik dan benar. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat kamu ikuti untuk meningkatkan kesehatan mental saat bekerja dari rumah: 1. Pertahankan Rutinitas Pagi Mari kita angkat tangan jika selama bekerja dari rumah, sering kali kita bangun dari tempat tidur hanya 10 hingga 15 menit sebelum meeting pagi! Kebiasaan terburu-buru seperti ini dapat menjadi salah satu pemicu stres. Pertama, kita akan merasa terburu-buru karena waktu terasa terus mengejar. Kedua, kita akan melewatkan banyak rutinitas pagi yang seharusnya membantu tubuh dan pikiran kita siap menghadapi aktivitas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga rutinitas pagi yang biasa kita lakukan saat pergi ke kantor. Misalnya, bangun tepat waktu, mandi, berpakaian, dan sarapan pagi yang memberi energi bagi tubuh dan memenuhi kebutuhan cairan sepanjang hari. Rutinitas pagi ini akan membantu menjaga jam biologis tubuh kita tetap teratur. Dengan demikian, otak kita dapat fokus saat bekerja dari rumah dan membantu kita merasa nyaman. 2. Self Care Dengan Teratur, Tidak Saat Stres Saja Bagi sebagian besar orang, kehidupan kantor yang dimulai dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 sore menciptakan jadwal yang terstruktur, mulai dari saat tiba di kantor, menyelesaikan pekerjaan, hingga pulang. Namun, ketika bekerja dari rumah, struktur tersebut bergantung pada diri sendiri. Jika tidak memiliki jadwal yang teratur, dampaknya seringkali sulit mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta mengalokasikan waktu untuk perawatan diri. Ketidakseimbangan ini akhirnya dapat menyebabkan kecemasan dan stres. Oleh karena itu, saat bekerja dari rumah, penting untuk secara teratur memprioritaskan perawatan diri, bukan hanya ketika merasa stres. Melakukan self-care ini membantu menjaga koneksi dengan diri sendiri dan lebih memahami apa yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan kerja. Sisihkan waktu untuk mengetahui cara terbaik menjaga diri dan memenuhi kebutuhanmu. Cobalah melibatkan diri dalam hal-hal yang kamu sukai, seperti berolahraga secara teratur, meditasi, yoga, membaca buku favorit saat waktu luang, atau mendengarkan musik yang kamu nikmati. Jangan Panik Jika ada Notifikasi Masuk Ketika bekerja dari rumah, ada kalanya kamu menghadapi hari yang penuh dengan jadwal panggilan Zoom yang tak berujung, sementara kamu tetap harus menangani email dan pesan yang terus berdatangan dari klien, staf, atau rekan kerja. Tak heran jika kamu merasa cemas setiap kali ada notifikasi email atau pesan yang masuk. Kamu ingin segera mengetahui isinya dan memberikan respons yang cepat. Akibatnya, kamu mungkin terlambat makan siang. Untuk menghindari hal ini menjadi kebiasaan, berikut adalah beberapa tips untuk mengatur waktu kerja. Pertama, tentukan kapan kamu akan online dan kapan kamu akan offline. Saat sedang dalam pertemuan, kamu dapat mengatur status "sedang rapat" agar rekan kerja tidak bingung mengapa kamu belum membalas atau menghubungi mereka. Selanjutnya, saat istirahat, hindari kegiatan online dan matikan atau sembunyikan perangkatmu selama satu jam. Hal ini membantu kamu bersantai sejenak sebelum kembali bekerja dan memungkinkan kamu fokus menjawab email yang membutuhkan prioritas tinggi terlebih dahulu. 2. Jangan Ragu Untuk Menolak Permintaan Tidak Terkait Pekerjaan Selama jam kerja, seringkali kamu akan menerima berbagai permintaan, baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan pekerjaanmu. Bagi sebagian orang, sulit untuk mengatakan tidak kepada orang lain dan menempatkan kebutuhan pribadi di atas kebutuhan orang lain. Namun, penting untuk menyadari bahwa menolak permintaan orang lain adalah hal yang wajar jika itu mengganggu kemampuanmu untuk menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawabmu. Jika beban kerjamu sudah penuh, kamu dapat menolak permintaan dengan sopan, menjelaskan bahwa kamu akan menanganinya setelah menyelesaikan pekerjaan yang sedang kamu lakukan. Dengan cara ini, orang lain akan mengerti bahwa kamu butuh waktu dan mereka tidak perlu terus-menerus mengejarmu. 3. Minta dukungan dari Orang Terdekat Terakhir namun tak kalah penting, ingatlah bahwa tidak ada yang salah dalam meminta bantuan ketika kamu membutuhkannya. Kamu tidak perlu merasa sendirian. Pasangan, anak-anak, dan orang-orang terdekatmu dapat memberikan dukungan saat kamu membutuhkannya. Jika kamu merasa kewalahan, cemas, atau stres saat bekerja dari rumah, dan situasinya tidak terkendali, berbicaralah dengan seseorang yang kamu percayai atau orang terdekatmu, dan cari bantuan yang sesuai. Jika diperlukan, diskusikan kondisimu dengan dokter atau terapis. Seperti halnya keterampilan lainnya, belajar mengelola kecemasan saat bekerja dari rumah membutuhkan latihan, waktu, dan perhatian terhadap diri sendiri. Selain mengikuti langkah-langkah sebelumnya untuk meningkatkan kesehatan mental, jangan lupakan pentingnya menjaga kesehatan fisikmu juga! Salah satu cara untuk melindungi diri dan orang-orang terdekatmu selama bekerja dari rumah adalah dengan memiliki asuransi kesehatan dari IFG Life yang dapat memenuhi kebutuhan proteksi.
thumbnail-article
Hidup Sehat
2024, 10 Juli
Cara Mengelola Kesehatan Mental
Menurut data survei yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi COVID-19 telah berdampak pada kesehatan mental dan meningkatkan permintaan layanan kesehatan mental di 93% negara di seluruh dunia. Bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Berdasarkan penelitian yang berjudul "Kecemasan dan Faktor Terkaitnya Selama Fase Awal Pandemi COVID-19 di Indonesia" yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dan Julius Center for Health Sciences and Primary Care, University Medical Center Utrecht, Belanda, terhadap 1.215 responden yang sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas hingga tinggi, menunjukkan bahwa satu dari lima orang yang terdampak pandemi COVID-19 di Indonesia mengalami kecemasan. Selain itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) juga telah melakukan survei mengenai kesehatan mental melalui swaperiksa online. Hasil survei ini terdokumentasikan dalam penelitian yang berjudul "Permasalahan Kesehatan Mental Akibat Pandemi COVID-19" yang ditulis oleh Sulis Winurini, S.Psi., M.Psi., seorang peneliti madya psikologi pada Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI. Dalam penelitian tersebut, ada tiga fokus masalah psikologis yang diteliti oleh PDSKJI, yaitu rasa cemas, depresi, dan trauma. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 2.364 responden di 34 provinsi, sebanyak 69% responden mengalami masalah psikologis. Selain itu, 68% responden mengalami cemas, 67% mengalami depresi, dan 77% mengalami trauma psikologis. Bahkan, sebanyak 49% responden yang mengalami depresi juga melaporkan pemikiran tentang kematian. Data ini mencerminkan bahwa masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan trauma akibat pandemi COVID-19 dirasakan secara signifikan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan perlu dikelola dengan sumber daya yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan mental kita. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu kita dalam mengelola kesehatan mental kita: 1. Menjaga Asupan Makanan Sehat Tahukah kamu bahwa ada hubungan erat antara makanan yang kita konsumsi dan perasaan kita? Sebagai contoh, kamu dapat merasakan efek langsung setelah meminum kopi. Hal yang sama juga berlaku untuk makanan sehat. Seperti organ lain dalam tubuh, otak juga membutuhkan nutrisi yang tepat untuk berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Oleh karena itu, menjaga pola makan yang sehat bukan hanya penting untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental kita. Pastikan kita memenuhi kebutuhan harian kita dengan mengonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan susu rendah lemak. Penting untuk makan setidaknya tiga kali sehari dan menjaga asupan air mineral yang cukup. Selain itu, batasi konsumsi minuman berkafein tinggi dan minuman manis. Dengan mengadopsi pola makan yang sehat, kita dapat memberikan dukungan nutrisi yang diperlukan oleh otak kita. Nutrisi yang cukup akan membantu menjaga keseimbangan kimia dalam otak dan mempengaruhi suasana hati serta fungsi kognitif kita. Ini dapat berdampak positif pada kesejahteraan mental kita. 2. Aktif Fisik Setiap Hari Fakta menarik lainnya adalah bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan kesehatan mental dan melawan emosi negatif seperti kecemasan, stres, dan kesedihan. Mengapa ini bisa terjadi? Ketika tubuh bergerak, endorfin akan dilepaskan, yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati kita. Oleh karena itu, penting untuk mencoba melibatkan diri dalam aktivitas fisik secara teratur. Meskipun kita mungkin terbatas dalam beraktivitas di luar rumah, ada banyak pilihan untuk tetap aktif di dalam rumah. Misalnya, kamu bisa mencoba berjalan kaki selama 10 menit di sekitar rumah atau melakukan peregangan tubuh di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Selain itu, terdapat juga banyak latihan ringan atau rutinitas olahraga yang dapat dilakukan di dalam rumah, seperti yoga, pilates, atau latihan kekuatan dengan menggunakan beban tubuh. 3. Luangkan Waktu Untuk Relaksasi Dalam Aktivitas Meskipun jadwal harianmu padat dan sibuk dengan pekerjaan, penting untuk tetap meluangkan waktu untuk mengambil jeda, bahkan jika hanya selama 5-10 menit. Meskipun tampak singkat, perubahan suasana ini dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental dan dapat membantu mengurangi atau menghilangkan stres yang kamu rasakan. Menciptakan waktu untuk istirahat dalam rutinitas harian mu sangat penting. Kamu dapat memanfaatkan jeda ini untuk melakukan beberapa kegiatan yang merangsang relaksasi dan memulihkan energi. Misalnya, kamu bisa menikmati camilan sehat di dapur, menghabiskan waktu sejenak di luar ruangan, atau mencoba melakukan meditasi dan mengatur pernapasan. 4. Hindari Konsumsi Alkohol & Obat-Obatan Ketika menghadapi kecemasan, stres, kesepian, atau ketakutan, beberapa orang mungkin mencari pelarian dengan mengonsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan. Namun, penting untuk diingat bahwa efek dari konsumsi alkohol atau obat-obatan hanya bersifat sementara, dan justru dapat memperburuk kondisi kesehatan mental. Meskipun mungkin terasa menghibur atau meredakan gejala sesaat, penggunaan alkohol atau obat-obatan sebagai pelarian dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan. Misalnya, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan dapat menyebabkan ketergantungan, gangguan fisik, masalah kesehatan yang lebih serius, serta memperburuk gejala kecemasan dan depresi. 5. Tetap Berhubungan Dengan Support Circle Tetap terhubung dengan teman dan keluarga, serta memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat, merupakan kunci untuk menjaga pola pikir yang bahagia dan sehat. Lingkungan yang mendukung dapat membantu kamu dalam mengelola kesehatan mental. Jadi, jangan merasa sendirian dan selalu jaga komunikasi yang terbuka. Kamu bisa menghubungi mereka melalui telepon, pesan teks, atau melakukan panggilan video untuk tetap terhubung dan bertukar kabar. Selain mengelola kesehatan mental diri sendiri, kamu juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Berikut adalah beberapa kegiatan yang seru dan bisa kamu lakukan mulai sekarang: Ikut berpartisipasi dalam program kampanye yang berkaitan dengan kesehatan mental atau kesejahteraan jiwa. Hadiri diskusi virtual tentang kesehatan mental. Mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikat pertolongan pertama dalam kesehatan mental. Berdonasi untuk mendukung upaya kesehatan mental. Melakukan pemeriksaan kesehatan mental secara rutin dengan mengunjungi dokter spesialis atau psikiater yang terpercaya atau lembaga kesehatan jiwa atau mental yang terpercaya. Dengan melakukan langkah-langkah ini, kamu dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental serta memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitarmu. Selalu prioritaskan kesehatan mental dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. Selain itu menjaga kesehatan mental, melindungi kesehatan tubuh juga tidak kalah penting. Untuk itu, persiapkan perlindungan dirimu dengan asuransi kesehatan terpercaya dari IFG Life.
thumbnail-article
Hidup Sehat
2024, 09 Juli
Mudah Lelah Saat Kerja: Berikut Tips Agar Selalu Semangat
Seiring dengan penurunan kasus COVID-19 dan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), perkantoran secara perlahan mulai menerapkan kebijakan work from office (WFO) dengan protokol kesehatan yang ketat. Tidak dapat disangkal, setelah hampir dua tahun bekerja dari rumah (work from home/WFH), karyawan harus beradaptasi dengan kebijakan work from office (WFO). Kebiasaan bangun lebih siang sebelum bekerja digantikan dengan bangun lebih pagi untuk pergi ke kantor. Waktu yang sebelumnya tidak terbuang di jalan, kini harus dialokasikan sekitar dua jam untuk perjalanan pulang-pergi ke kantor. Tips Menjaga Semangat Kerja Saat di kantor Berbagai kebiasaan baru ini dapat menyebabkan kelelahan tubuh yang mudah dirasakan. Hal ini tentu akan berdampak pada semangat kerja di kantor, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja. Untuk menjaga semangat dan tetap produktif saat kembali bekerja di kantor, ada beberapa tips yang dapat kamu coba. 1. Luangkan Waktu Sebelum Berangkat Kerja Ketika kembali bekerja di kantor, penting untuk mengatur alarm dan bangun lebih pagi seperti sebelumnya saat menjalani WFH. Ini akan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan persiapan sebelum berangkat ke kantor, seperti menyediakan sarapan untuk keluarga, menyiapkan peralatan kerja, dan melaksanakan ibadah dengan tenang. Selain itu, mengambil waktu untuk menikmati sarapan di pagi hari tanpa terburu-buru akan memberikan tubuhmu asupan gizi yang penting untuk menjalani aktivitas sepanjang hari. Dengan kecukupan energi, tubuhmu akan terhindar dari rasa lelah dan sulit berkonsentrasi saat bekerja. 2. Usahakan Untuk Istirahat Dalam Perjalanan Apabila waktu tempuh dari kantor ke rumah memakan waktu sekitar 1 jam, kamu dapat merencanakan strategi agar dapat istirahat di perjalanan. Misalnya, memilih moda transportasi yang memungkinkan untuk tidur selama perjalanan. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan kepada pikiranmu untuk beristirahat saat dalam perjalanan. 3. Luangkan Waktu Untuk Olahraga Olahraga dapat merangsang produksi hormon endorfin, dopamine, serotonin, dan triptofan dalam tubuh. Menurut HelloSehat, hormon endorfin berperan dalam menurunkan tingkat stres, sedangkan hormon dopamine dapat memberikan perasaan kebahagiaan. Selain itu, serotonin memiliki manfaat dalam meningkatkan daya ingat, mengatur emosi, serta mengurangi tingkat stres akibat kelelahan fisik. Disarankan untuk mengalokasikan waktu 30 menit hingga 1 jam setiap harinya untuk berolahraga secara teratur, minimal 3-5 kali dalam seminggu. Jika sulit untuk mengunjungi gym, kamu dapat mengambil langkah-langkah alternatif, seperti berjalan kaki di sekitar area kantor dengan target mencapai 10.000 langkah atau melakukan aktivitas fisik selama 30 menit. Selain itu, kamu juga dapat meningkatkan aktivitas kardio dengan memilih naik tangga daripada menggunakan lift atau eskalator. 4. Jaga Pola Tidur Mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas merupakan faktor penting dalam memulihkan energi tubuh setelah beraktivitas seharian. Menurut informasi dari HelloSehat, tidur yang nyenyak dan memadai setiap malam memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental, menjaga keseimbangan emosional, meningkatkan produktivitas, mempertahankan vitalitas, serta membantu menjaga berat badan yang seimbang. Dengan menjaga disiplin dalam pola tidur, kamu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengontrol nafsu makan, menjaga kesehatan jantung, dan meningkatkan suasana hati. Sesuai dengan rekomendasi, orang dewasa dan lansia sebaiknya tidur selama 7-8 jam setiap hari untuk mendapatkan manfaat optimal. 5. Konsumsi air putih secukupnya Mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup akan mencegah tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Ahli mengungkapkan bahwa kekurangan cairan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, peningkatan detak jantung, dan menghambat aliran darah ke otak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan rasa lelah yang berlebihan. 6. Kelola Stress Sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara waktu bekerja dan waktu luang, termasuk waktu untuk berkumpul dengan keluarga atau menikmati hobi. Hal ini memiliki peran penting dalam mengurangi rasa cemas yang mungkin timbul akibat jadwal kerja yang padat. Jangan lupa untuk secara rutin menyisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukai, seperti melukis, membaca buku, menonton film, atau sekedar bercengkrama dengan keluarga. Aktivitas-aktivitas yang menyenangkan ini membantu tubuh melepaskan rasa cemas dan ketegangan yang dapat menyebabkan stres. Salah satu langkah untuk mengurangi kecemasan terhadap risiko sakit adalah dengan melindungi diri melalui asuransi kesehatan . Dengan memiliki asuransi kesehatan, kamu tidak perlu khawatir tentang biaya pengobatan yang dapat menghabiskan tabungan jika kamu atau anggota keluarga mengalami sakit. Selamat kembali bekerja di kantor dan tetap semangat dalam menjalani hari-hari!
thumbnail-article
Hidup Sehat
2024, 08 Juli
Hobi Berkebun: Manfaat Untuk Lingkungan dan Kesehatan
Melakukan kegiatan-kegiatan positif yang merupakan hobi adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi perasaan sedih dan menjaga suasana hati agar tetap baik. Khususnya dalam kondisi saat ini yang penuh dengan stres dan ketidakpastian mengenai kesehatan dan perekonomian, menjalankan hobi dapat memberikan perubahan positif dalam suasana hati dan membantu mengurangi tingkat stres yang dirasakan. Selain aktivitas seperti fotografi, pengeditan gambar atau video, memasak, membaca buku, dan bermain game, ada kegiatan baru yang bisa menjadi hobi produktif dan dapat dikembangkan saat berada di rumah, yaitu berkebun. Berkebun adalah kegiatan yang menarik dan bermanfaat, di mana kamu dapat menumbuhkan tanaman, merawat kebun, dan menikmati manfaat alami yang ditawarkan oleh alam. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang, meningkatkan keterampilan bertani, dan mendapatkan kepuasan dari melihat tanaman tumbuh dan berkembang. Jika kamu telah lama tertarik untuk mencoba hobi berkebun. Hobi berkebun dapat menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pemulihan kerusakan sumber daya hutan dan lahan melalui penanaman pohon. Inilah momen yang seru dan bermakna, di mana kamu dapat berpartisipasi dalam aksi nyata untuk menjaga lingkungan dan menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap alam sekitar. Selain menjadi aksi cinta terhadap bumi, mengembangkan hobi berkebun juga memiliki banyak manfaat lain yang bisa kamu nikmati. Misalnya, kamu dapat menikmati hasil panen berupa berbagai jenis sayuran atau buah yang kamu tanam sendiri, serta keindahan bunga saat mereka mekar dengan sempurna. Luangkan waktu untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang manfaat hobi berkebun bagi lingkungan dan, tentu saja, kesehatan tubuh kamu. Berikut manfaat berkebun yang bakal kamu rasain: 1. Berkebun Merupakan Upaya Untuk Mencintai Bumi Pasti ada pertanyaan di benakmu, seberapa besar dampak hobi berkebun terhadap lingkungan? Apakah benar bahwa berkebun dapat memberikan perubahan signifikan pada lingkungan? Jawabannya: ya, bisa! Pelestarian lingkungan merupakan upaya yang penting agar bumi menjadi tempat tinggal yang layak. Dan upaya ini memerlukan kerja sama dari semua orang. Setiap tindakan mencintai bumi yang kita lakukan, sekecil apapun, dapat memiliki dampak besar. Dari tindakan kecil yang kamu lakukan, mungkin saja kamu bisa menginspirasi orang-orang di sekitarmu untuk ikut menjalani hobi berkebun. Bayangkan jika kamu bisa menanam buah dan sayur sendiri, maka saat panen kamu tak perlu lagi membelinya dari luar. Selain menghemat uang, kamu juga mengurangi polusi dengan menghindari perjalanan keluar untuk berbelanja menggunakan kendaraan. Percayalah, walaupun tindakanmu terlihat kecil, hal ini akan menjadi upaya kolektif bersama dengan orang-orang di seluruh dunia untuk mencintai bumi. 2.Tanaman Membantu Membersihkan Udara Sejak masa sekolah, kita sering mendengar bahwa tanaman dapat menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menghasilkan oksigen melalui proses pernapasan dan fotosintesis. Selain itu, tanaman juga mampu menyerap bahan kimia, bakteri, dan elemen berbahaya yang terbawa angin, kemudian menyaringnya menjadi produk limbah yang bermanfaat, seperti air dan oksigen. Udara yang bersih sangat penting bagi kesehatan lingkungan. Berkebun tidak hanya berdampak pada kualitas udara, tetapi juga dapat melindungi berbagai satwa di sekitar kita. Saat ini, lahan hijau semakin langka, dan banyak satwa kehilangan habitat alami mereka. Dengan berkebun di rumah, kita memberikan tempat berlindung bagi satwa-satwa seperti burung, lebah, kupu-kupu, dan laba-laba, serta membantu proses penyerbukan tanaman yang kita tanam. Hal ini memberikan manfaat ganda bagi ekosistem sekitar kita. 3. Berkebun Bisa Meredakan Stres Menurut sebuah jurnal internasional yang diterbitkan dalam Environmental Research and Public Health pada tahun 2021, ditemukan hubungan positif antara intervensi ruang hijau (greenspace interventions) dan pengurangan stress. Penelitian ini mengungkapkan bahwa berkebun secara rutin dan terlibat dalam aktivitas yang melibatkan tangan dapat menurunkan kadar kortisol dalam tubuh, yaitu hormon yang berhubungan dengan tingkat stres. Dengan demikian, berkebun dapat memberikan dampak positif dalam mengatasi stres dan membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari. 4. Berkebun Bisa Mengurangi Risiko Serangan Jantung Menurut penelitian yang dilakukan oleh The British Association of Sport and Exercise Medicine pada tahun 2019, ditemukan bahwa berkebun dapat mengurangi risiko serangan jantung hingga 30% bagi orang yang berusia di atas 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa berkebun dapat menjadi aktivitas latihan dengan intensitas sedang yang bermanfaat bagi mereka. Oleh karena itu, kamu dapat mengajak orangtua di rumah untuk ikut berkebun tanpa ragu, mengingat manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari aktivitas ini. 5. Berkebun Bisa Menurunkan Risiko Gangguan Demensia Jika kamu melakukan kegiatan berkebun secara rutin, ini dapat menjadi kebiasaan yang terintegrasi dalam rutinitas sehari-hari. Seiring waktu, otak kamu akan beradaptasi dengan kebiasaan ini. Menurut sebuah jurnal The Medical Journal of Australia pada tahun 2006, berkebun secara teratur dapat mengurangi risiko terkena demensia hingga 36%. Demensia sendiri adalah kondisi di mana kemampuan otak untuk melakukan fungsi dasar seperti berpikir, mengingat, berbicara, dan membuat keputusan menurun. Oleh karena itu, berkebun secara rutin dapat memberikan manfaat perlindungan terhadap risiko demensia. Penutup Dengan memanfaatkan kegiatan berkebun sebagai upaya kolektif dalam mencintai bumi, kita tidak hanya memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan, tetapi juga mendapatkan manfaat kesehatan yang signifikan. Melalui penyerapan karbon dioksida, peningkatan kualitas udara, dan perlindungan habitat satwa, berkebun telah terbukti memberikan dampak yang besar bagi keberlanjutan lingkungan. Selain itu, aktivitas berkebun juga dapat mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan mental, dan bahkan mengurangi risiko terkena penyakit seperti demensia. Dengan demikian, mari kita terus menjalani hobi berkebun untuk menjaga kesehatan kita sendiri dan lingkungan yang kita cintai. Selain itu, jangan lupa untuk mempersiapkan asuransi kesehatan dan asuransi untuk penyakit kritis supaya anda selalu terlindungi, sesuai dengan kebutuhan anda. Cek IFG LifeChoiche sekarang
person
dowload background

Life by IFG

Perlindungan easy untuk jalani hidup tanpa worry.

Download Life by IFG sekarang.

download ifg life app on google playdownload ifg life app on app store
download ifg life app
instagram-icon
twitter-icon
youtube-icon
facebook-icon
linkedin-icon
tiktok-icon
phone-svg

Graha CIMB Niaga Lt. 5 & 6

Jl. Jend. Sudirman Kav. 58

Jakarta - 12190

Copyright © 2023 IFG Life