Beranda

/

Berita Korporasi

/

Detail Berita Korporasi

Korporasi

IFG Life Hadir Sebagai Official Insurance Partner BTN JAKIM 2025

user-icon
Iqbal Adiyat | 2025, 30 Juni
share-iconShare
IFG Life Hadir Sebagai Official Insurance Partner BTN JAKIM 2025

PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), yang merupakan anggota IFG, holding BUMN asuransi, penjaminan, dan investasi, menunjukkan komitmennya dalam mendukung gaya hidup sehat masyarakat Indonesia dengan turut ambil bagian sebagai Official Insurance Partner BTN Jakarta International Marathon 2025 (BTN JAKIM 2025). Event lari tahunan ini akan digelar pada Minggu, 29 Juni 2025 di kawasan Istora Gelora Bung Karno, Senayan, dan akan diikuti oleh sekitar 30.000 pelari marathon, half marathon, dan 10K.

 

IFG Life akan memberikan perlindungan untuk seluruh pelari BTN JAKIM 2025 berupa:

  • Santunan meninggal dunia akibat kecelakaan Rp15.000.000,00;
  • Santunan cacat tetap akibat kecelakaan Rp15.000.000,00;
  • Santunan biaya pengobatan/perawatan akibat kecelakaan hingga Rp1.500.000,00.

Perlindungan ini akan hadir selama event berlangsung, dan merupakan bentuk nyata dukungan IFG Life dalam menghadirkan rasa aman bagi peserta, tanpa khawatir pada risiko yang mungkin terjadi.

 

Direktur Bisnis Individu IFG Life, Fabiola Noralita, menyatakan bahwa kolaborasi ini adalah bagian dari strategi perusahaan untuk lebih dekat dengan gaya hidup masyarakat yang sudah semakin sadar akan pentingnya perlindungan.

 

"Partisipasi IFG Life dalam BTN JAKIM 2025 adalah salah satu bentuk dukungan kami agar gaya hidup sehat semakin diminati masyarakat. Kami yakin dengan perlindungan yang kami sediakan, para pelari akan merasa lebih tenang dan fokus dalam menikmati setiap langkah mereka selama mengikuti BTN JAKIM 2025," ujar Fabiola.

 

Tak hanya itu, di BTN JAKIM 2025 para pelari berkesempatan mendapatkan cashback Rp10.000 setiap pembelian produk IFG LifeSAVER dengan manfaat: 

  • Proteksi medis kecelakaan hingga Rp200 juta;
  • Meninggal atau cacat tetap hingga Rp20 juta;
  • Fisioterapi akibat cedera olahraga hingga Rp10 juta;
  • Perawatan medis akibat cedera olahraga hingga Rp20 juta.

 

Sebagai Official Insurance Partner BTN JAKIM 2025, IFG Life berharap dapat memberikan perlindungan melalui aktivitas yang bermakna dan inklusif, serta menginspirasi keluarga Indonesia dalam merencanakan keuangan dan kesehatan di setiap tahap kehidupan Anda. 

Berita Terbaru
IFG Life Hadir Sebagai Official Insurance Partner BTN JAKIM 2025
Korporasi
Bayar Klaim Rp22,5 T, IFG Life Berkomitmen Menjaga Kepercayaan Pemegang Polis
Jakarta, 13 Oktober 2025 – PT Asuransi Jiwa IFG ( IFG Life ) mencatat kinerja positif hingga kuartal III 2025. Sepanjang Januari–September 2025, IFG Life membukukan perolehan premi konsolidasi sebesar Rp3,74 triliun, naik 4,5% (Rp165 miliar) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,58 triliun. Pertumbuhan pendapatan premi ini lebih baik dibanding pertumbuhan premi industri asuransi yaitu 3,6% (AAJI, kinerja semester 1 2025, press conference Agustus 2025). Kinerja positif ini menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap layanan dan produk IFG Life. Selain capaian tersebut, fokus utama perusahaan tetap tertuju pada pemenuhan kewajiban kepada nasabah. IFG Life telah menunaikan pembayaran klaim lebih dari Rp22,5 triliun kepada lebih dari 450.000 peserta sejak berdiri pada Oktober 2020 hingga September 2025. Nilai ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga kepercayaan publik dan memastikan hak-hak pemegang polis terpenuhi sesuai ketentuan. Pada periode Januari–September 2025 terdapat kerugian setelah pajak Rp119 miliar, namun secara keseluruhan IFG Life tetap mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba komprehensif sebesar Rp465,4 miliar. IFG Life juga mencatat ekuitas sebesar Rp5,96 triliun. Sebagai tambahan informasi, OJK telah menetapkan batas ekuitas minimum untuk perusahaan asuransi jiwa komersial sebesar Rp500 miliar pada tahun 2026 dan Rp1 triliun pada tahun 2028, sehingga ekuitas IFG Life tercatat jauh di atas ambang batas minimum ketentuan OJK. Kinerja keuangan yang solid ini turut ditopang oleh Rasio Kecukupan Modal (RBC) sebesar 214,97%, jauh di atas batas minimum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120%, menandakan fundamental keuangan IFG Life tetap kuat. Bagi IFG Life, kepercayaan nasabah adalah aset terbesar. IFG Life akan terus menegakkan prinsip tata kelola yang baik dan kehati-hatian dalam setiap kebijakan bisnis, serta memastikan kewajiban dalam bentuk pembayaran klaim kepada pemegang polis tetap terlaksana dengan tepat waktu.
IFG Life Hadir Sebagai Official Insurance Partner BTN JAKIM 2025
Korporasi
IFG Life & KAI Tanam 1.000 Mangrove di Pantai KSS Sukawali
PT Asuransi Jiwa IFG ( IFG Life ), anggota IFG, BUMN holding asuransi, penjaminan, dan investasi, melaksanakan program penanaman 1.000 pohon mangrove di kawasan Pantai KSS Sukawali, Tangerang, Banten. Kegiatan ini dilakukan bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) ( KAI ) dan Yayasan Lindungi Hutan pada Kamis, 18 September 2025, sebagai bentuk kepedulian terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim, khususnya pada kawasan pesisir yang rawan abrasi dan penurunan kualitas ekosistem. Program ini dirancang secara komprehensif, mencakup identifikasi lokasi penanaman, survei kondisi lahan, serta pemilihan jenis mangrove yang sesuai dengan karakteristik tanah dan perairan setempat. Pelaksanaan kegiatan melibatkan tahapan mulai dari persiapan bibit, penanaman mangrove secara gotong royong bersama komunitas lokal, hingga monitoring pertumbuhan secara berkala untuk memastikan tingkat kelangsungan hidup pohon. Selain memberikan manfaat ekologis berupa penyerapan karbon dan perlindungan garis pantai, program ini juga menekankan aspek pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Dengan melibatkan komunitas pesisir dalam kegiatan penanaman dan perawatan hutan, IFG Life, KAI, dan Yayasan Lindungi Hutan berupaya menciptakan nilai keberlanjutan yang berdampak langsung bagi lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Program penanaman mangrove ini merupakan langkah nyata kami dalam mendukung agenda keberlanjutan perusahaan dan memperkuat pilar Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kami percaya bahwa menjaga kelestarian alam bukan hanya tentang ekologi, tetapi juga tentang masa depan masyarakat yang bergantung pada lingkungan yang sehat,” ujar Gatot Haryadi, Corporate Secretary IFG Life. Melalui inisiatif ini, IFG Life bersama KAI dan Yayasan Lindungi Hutan menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi menghadirkan program yang berorientasi pada keberlanjutan, melindungi ekosistem pesisir, sekaligus mendukung upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.
IFG Life Hadir Sebagai Official Insurance Partner BTN JAKIM 2025
Korporasi
IFG Life Menjawab Mitos Seputar Asuransi di Mata Masyarakat
Berdasarkan laporan IFG Progress (Februari 2025), tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih menjadi yang terendah di kawasan Asia Tenggara, yakni hanya 1,4%. Angka ini tertinggal dibandingkan Vietnam (2,2%), Filipina (2,5%), Malaysia (3,8%), Thailand (4,6%), Singapura (12,5%), serta dua negara besar Asia lainnya, Tiongkok (3,9%) dan India (4,0%). Di sisi lain, tingkat literasi asuransi di Indonesia pada 2025 tercatat sekitar 45,45% menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK bersama BPS. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan rata-rata negara lain yang mencapai 60–70%. Minimnya pemahaman mengenai manfaat asuransi inilah yang memicu banyak kesalahpahaman dan menjadi salah satu faktor utama rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki perlindungan sejak dini. “Rendahnya penetrasi dan literasi asuransi di Indonesia menunjukkan masih besarnya tantangan dalam meningkatkan edukasi keuangan. Banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa asuransi bukan sekadar biaya, melainkan investasi perlindungan jangka panjang bagi diri dan keluarga. Sebagai pemimpin industri di bidang asuransi, IFG Life berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi, meluruskan miskonsepsi, serta menghadirkan solusi proteksi yang mudah diakses, komprehensif, dan relevan di setiap tahap kehidupan,” ujar Fabiola Noralita, Direktur Bisnis Individu IFG Life. Untuk memahami lebih jelas manfaat asuransi, penting meluruskan beberapa miskonsepsi yang selama ini berkembang. Berikut penjelasan IFG Life terkait hal tersebut: 1. Klaim Asuransi Itu Sulit dan Ribet Sebagian masyarakat beranggapan bahwa proses klaim asuransi selalu rumit, membutuhkan waktu lama, dan sering kali memakan biaya tambahan. Persepsi ini membuat sebagian orang enggan memiliki asuransi, karena merasa nantinya justru akan dipersulit saat membutuhkan manfaat perlindungan. IFG Life menegaskan bahwa klaim asuransi sebenarnya dirancang untuk mudah, cepat, dan transparan . Selain pengajuan klaim konvensional, nasabah IFG Life juga dapat mengajukan klaim secara digital melalui aplikasi One by IFG. Proses klaimnya juga tidak berbelit, karena nasabah hanya perlu mengunggah softcopy klaim dokumen yang diperlukan, setelah itu klaim akan langsung diproses dan nasabah dapat melacak statusnya di aplikasi. Selain itu, nasabah tidak dikenakan biaya apa pun dalam proses klaim, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya pungutan tambahan. IFG Life berkomitmen menghadirkan pengalaman klaim yang sederhana dan efisien, agar manfaat perlindungan dapat segera dirasakan oleh nasabah dan keluarganya. 2. Asuransi Hanya untuk Kalangan Tertentu Banyak orang beranggapan bahwa asuransi hanya ditujukan bagi mereka yang memiliki penghasilan tinggi atau pekerjaan tertentu. Persepsi ini membuat sebagian masyarakat merasa bahwa proteksi asuransi bukanlah kebutuhan prioritas, melainkan sebuah “kemewahan” yang hanya bisa dijangkau oleh kelompok tertentu. Produk IFG Life dirancang agar mudah diakses, fleksibel, dan sesuai dengan kebutuhan di setiap tahap kehidupan, mulai dari anak muda, keluarga baru, hingga persiapan pensiun. Dengan pilihan produk yang komprehensif, masyarakat dapat menyesuaikan proteksi sesuai kemampuan finansial dan prioritas hidupnya. Dengan demikian, asuransi bukanlah kemewahan, melainkan perlindungan penting bagi siapa saja. 3. Manfaat Asuransi Jiwa Hanya Dapat Dirasakan Setelah Nasabah Meninggal Dunia Sebagian masyarakat menganggap asuransi jiwa hanya bermanfaat bagi ahli waris ketika pemegang polis meninggal dunia. Pandangan ini keliru dan membuat banyak orang menunda memiliki perlindungan sejak dini. Faktanya, asuransi jiwa tidak hanya bermanfaat saat pemegang polis meninggal dunia, tetapi juga dapat memberikan perlindungan finansial ketika menghadapi risiko penyakit kritis. Melalui produk seperti IFG LifeCHOICE, nasabah memperoleh proteksi yang lebih komprehensif. Mulai dari perlindungan terhadap penyakit kritis hingga santunan meninggal dunia, sehingga beban biaya dapat diminimalkan dan keluarga tetap terlindungi di setiap tahap kehidupan. 4. Klaim Asuransi Sulit di Kota Kecil Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa klaim asuransi hanya bisa dilakukan dengan mudah di kota besar, sementara di daerah lain prosesnya rumit dan membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini membuat sebagian orang di daerah enggan berasuransi karena khawatir tidak bisa mengakses manfaatnya. IFG Life menegaskan bahwa klaim asuransi kini dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan transparan, termasuk bagi nasabah di daerah. Melalui digitalisasi layanan, nasabah dapat mengajukan klaim secara seamless melalui aplikasi One by IFG tanpa harus datang langsung ke kantor cabang. Proses klaim juga tidak dipungut biaya apa pun, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya beban tambahan. 5. Premi Asuransi Mahal Banyak masyarakat beranggapan bahwa premi asuransi selalu mahal dan sulit dijangkau, sehingga asuransi dianggap bukan prioritas. Persepsi ini membuat sebagian orang menunda memiliki proteksi sejak dini. Faktanya, asuransi dapat disesuaikan dengan kemampuan finansial masyarakat, sehingga tidak perlu menunggu mapan atau berpenghasilan besar untuk mulai memiliki perlindungan. Data IFG Progress menunjukkan tiga faktor utama yang menghambat masyarakat menjadi peserta asuransi, yaitu: (1) belum merasa memiliki kebutuhan, (2) kurangnya kepercayaan terhadap perusahaan asuransi, dan (3) persepsi bahwa premi asuransi cenderung mahal. Ketiga faktor ini membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk mendorong peningkatan penetrasi asuransi. Studi tersebut juga menemukan belum adanya kecenderungan kuat dari responden yang belum memiliki asuransi untuk segera membeli produk asuransi. Hal ini terlihat dari komposisi subkelompok responden yang masih terbagi: 53% menyatakan ingin membeli asuransi pertama mereka, sementara 47% belum memiliki niat. Bahkan, dari kelompok yang ingin membeli, sekitar 40% baru berencana mendaftar asuransi lebih dari lima tahun ke depan. Temuan ini menegaskan betapa besarnya tantangan dalam memperluas penetrasi asuransi di Indonesia. “Asuransi bukanlah beban biaya, melainkan perlindungan finansial yang semakin penting di tengah ketidakpastian. Karena itu, kami mendorong masyarakat untuk memiliki proteksi sejak dini, agar manfaat perlindungan dapat dirasakan lebih optimal dengan premi yang tetap terjangkau,” tutup Fabiola.
comment-icon
0 Komentar
profile-icon

Belum ada komentar...
person
download background
#BantuJagaMasaDepanDownloadOneSekarang
download one by ifg on google playdownload one by ifg on app store
Disclaimer