Penyakit jantung koroner adalah kondisi saat terjadinya sumbatan pada pembuluh darah. Pembuluh darah ini disebut dengan koroner yang berfungsi untuk memberi suplai nutrisi dalam darah ke otot jantung. Ketika terjadi penyumbatan pada koroner suplai darah menuju otot jantung akan berkurang, atau hal terburuk yang mungkin terjadi adalah bisa berhenti.

7 Faktor Penyebab Penyakit Jantung Koroner
7 Faktor Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner termasuk ke dalam jajaran penyakit yang berbahaya sehingga perlu diwaspadai. Penyakit jantung koroner dapat menyebabkan serangan jantung, selain itu penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang amat serius.

Sayangnya penyakit jantung koroner bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan secara total atau sepenuhnya. Hal ini dikarenakan otot jantung pada seseorang yang terkena penyakit jantung koroner telah rusak dan tidak dapat regenerasi kembali. Namun demikian penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan cara mengobati tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Jantung Koroner

Berikut adalah faktor-faktor penyebab penyakit jantung koroner.

Usia

Penyakit jantung koroner sangat dipengaruhi erat oleh faktor usia terutama pada terjadinya aterosklerosis atau pengerasan dan penebalan pembuluh darah koroner akibat endapan lemak dan kalsium.

Semakin bertambahnya usia kemungkinan terjadinya kerak di dinding arteri koroner semakin besar. Kerak di dinding koroner ini akan menyebabkan aliran darah terganggu.

Kebiasaan Merokok

Perokok aktif memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner lebih banyak daripada dengan orang yang tidak merokok. Mengkonsumsi rokok dapat memicu kemunculan radikal bebas yang berakibat buruk pada dinding pembuluh darah hingga menyebabkan kerusakan.

Karbon monoksida yang dihasilkan dari asap rokok dapat menyebabkan hipoksia atau kondisi saat jaringan tubuh kekurangan oksigen pada jaringan arteri. Kondisi hipoksia ini dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem jantung, pembuluh darah, dan sistem pernapasan.

Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat meningkatkan reaksi trombosit dan memicu kerusakan dinding arteri.

Glikoprotein pada tembakau sendiri dapat menyebabkan hipersensitif pada dinding arteri.

Hipertensi

Semakin tinggi tekanan darah, maka risiko terkena penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah akan meningkat pula. Tekanan darah sistolik 130–139 mmHg dan tekanan darah diastolik 85–89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan pembuluh darah sebanyak dua kali dibandingkan seseorang dengan tekanan darah kurang dari 120 per 80 mmHg.

Hiperlipidemia

Kondisi di mana kadar lipid atau lemak dalam aliran darah tinggi, termasuk kolesterol, trigliserida, dan lipoprotein. Tingginya kadar lipid dalam darah ini disebabkan oleh kelainan metabolisme atau transportasi lemak.

Diabetes Mellitus

Tingginya kadar glukosa darah yang berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama dapat menjadi faktor risiko terhadap penyakit jantung koroner. Gula darah yang berlangsung dalam tubuh terlalu lama akan menjadi racun, terutama untuk sistem yang berhubungan langsung dengan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).

Bahkan pada usia yang masih muda penderita penyakit diabetes bisa mengalami gangguan jantung. Kadar gula tinggi yang tidak terkontrol dalam darah dapat menyebabkan naiknya kadar kolesterol.

Obesitas

Orang yang mengalami kondisi obesitas membuat jantungnya bekerja lebih berat dan dapat merusak beberapa sistem pada organ tubuh. Volume dan tekanan darah pada penderita obesitas mengalami peningkatan. Selain itu, penurunan berat badan secara signifikan dapat mempengaruhi penurunan kadar kolesterol yang nantinya berpengaruh pada penimbunan lemak penderita penyakit jantung koroner.

Jenis kelamin

Perempuan memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan hormon estrogen memiliki sifat yang dapat melindungi diri dari serangan aterosklerosis. Akan tetapi perempuan yang telah menemui masa menopause akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner dikarenakan berkurangnya jumlah estrogen.