Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah Treponema pallidum. Bakteri Treponema pallidum dapat menularkan infeksi dari satu orang ke orang lainnya. Penularan paling banyak dari bakteri ini dapat terjadi melalui aktivitas seksual.

Penyakit menular kelamin sifilis dikenal juga dengan sebutan raja singa. Gejala dari seseorang yang terjangkit penyakit sifilis ditandai dengan munculnya luka tanpa rasa nyeri di area kelamin. Selain pada organ seksual atau alat kelamin, luka-luka tanpa nyeri ini umumnya muncul pertama kali pada rektum atau di mulut.
Bakteri ini dapat memicu respons imun dalam tubuh manusia. Respons imun pun berbeda-beda tergantung pada kondisi penyakit sifilis. Bahaya dari penyakit sifilis ini adalah ketika bakteri Treponema pallidum berhasil masuk ke otak manusia.
Otak yang merupakan bagian paling sulit ditembus benda asing pun dapat terinfeksi oleh bakteri yang dapat menyebabkan sifilis ini. Kondisi masuknya bakteri sifilis ke dalam otak akan memicu komplikasi infeksi otak yang bisa memperparah kondisi pasien dengan cepat. Penting untuk segera mengobati sifilis jika sudah menginfeksi tubuh.
Bakteri Treponema Pallidum Penyebab Sifilis
Treponema Pallidum atau bakteri yang dapat menyebabkan sifilis adalah bakteri yang termasuk ke dalam gram negatif. Bakteri ini adalah termasuk bakteri parasit obligat yang berarti memerlukan inang untuk bisa hidup. Oleh karena itulah penularan sifilis hanya bisa terjadi melalui kontak langsung hubungan seksual dan cairan tubuh seperti transfusi darah. Penggunaan jarum bergantian juga dapat meningkatkan risiko tertular sifilis.
Selain melalui hal-hal tersebut, penularan infeksi bakteri Treponema pallidum dapat terjadi kepada janin dalam kandungan ibu hamil dengan kondisi terinfeksi sifilis. Bayi bisa terinfeksi penyakit menular kelamin sifilis melalui dua yaitu penularan ketika masih berada dalam rahim atau ketika telah dilahirkan secara normal.
Sifilis Berbeda dengan Gonore
Masyarakat Indonesia mengenal penyakit Sifilis sebagai penyakit raja singa. Infeksi sifilis sendiri pertama kali tercatat dan dipublikasikan di Eropa pada abad ke-16. Pada tahun 1490-an sifilis pernah menjadi epidemi di Eropa. Infeksi sifilis ini diduga memasuki Eropa lantaran kembalinya para pelancong ke Eropa.
Sebelum awal abad ke-20, penyakit menular kelamin sifilis masih dipercaya sebagai penyakit menular kelamin Gonore. Perbedaan di antara keduanya baru diketahui sebagai penyakit dari organisme yang berbeda pada awal abad ke-20. Teknologi yang berkembang pesat berhasil membantu peneliti mengidentifikasi mikroorganisme penyebab penyakit sifilis hingga akhirnya menemukan cara pengobatan yang efektif.
Gejala Infeksi Sifilis
Gejala infeksi Sifilis Primer
Ciri-ciri penyakit sifilis ditandai dengan kemunculan luka pada alat kelamin, dubur, dan mulut. Jika luka-luka pada tempat yang disebutkan tadi muncul berarti bakteri Treponema pallidum telah masuk ke dalam tubuh.
Pemulihan untuk infeksi yang telah sampai pada tahap sifilis primer kurang lebih berlangsung selama 3 sampai 6 minggu. Infeksi akan terus berkembang sampai ke tahap yang lebih parah jika tidak segera mendapat pengobatan dan perawatan.
Sifilis Sekunder
Beberapa minggu kemudian setelah munculnya gejala primer tadi akan menyebabkan luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir menghilang. Gejala sifilis sekunder akan merasakan beberapa gejala lain seperti:
- Munculnya ruam di beberapa bagian tubuh
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Demam
- Merasa lelah secara berlebihan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Rambut rontok
- Penurunan berat badan secara tiba-tiba.
Sifilis Laten
Penderita sifilis tidak lagi mengalami gejala klinis tertentu pada tahap sifilis laten. Penderita sifilis masih dapat menularkan infeksi dari bakteri Treponema pallidum pada 12 bulan pertama sifilis laten terjadi.
Setelah bakteri masuk ke dalam tubuh selama 2 tahun, infeksi sudah tidak dapat menular lagi meskipun masih ada bakteri Treponema pallidum dalam tubuh. Jika tidak mendapat perawatan dan pengobatan sifilis laten akan berlanjut ke tahap sifilis tersier.
Sifilis Tersier
Sifilis tersier merupakan tahapan penyakit sifilis paling berbahaya, terjadi setelah 10 sampai 30 tahun setelah infeksi primer terjadi. Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya tumor kecil pada bagian tubuh tertentu. Sifilis ini berdampak pada organ tubuh penting seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah.